Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.
Bab 34 - Jejak Masa Lalu
Suasana di kamar tempat Althea tinggal terasa dingin, masih tercium pekatnya aroma obat dan hawa ketegangan. Althea kini perlahan membuka matanya, merasakan kepalanya yang masih berat dan tubuhnya yang lemah. Di samping ranjang ,Marco duduk dengan tatapan yang tak pernah lepas darinya. Lelaki itu terlihat kusut, wajahnya tegang seakan takut kehilangan.
“Akhirnya kamu sadar,” suara Marco parau, penuh kelegaan. “Kamu bikin aku hampir gila, Althea.”
Althea menoleh perlahan, matanya sendu tapi penuh ketegasan. “Jangan berpura-pura peduli, padaku. Kamu penyebab semua ini. Aku lelah Marco... aku ingin kita bercerai.”Ucap Althea lirih
Ucapan itu seperti cambuk di dada Marco. Lelaki itu meremas ujung selimut, menunduk sejenak lalu menatap Althea dengan mata tajam. “Jangan ulangi kata-kata itu, Althea. Kamu milikku. Selamanya.”
“Milikmu?” Althea tersenyum miris. “Kau sudah punya Patricia, Marco. Tunangan resmi yang disetujui keluargamu. Bahkan diketahui dunia. Lalu apa aku? Wanita pelampiasanmu? Mainan yang bisa kauikat seenaknya? Bahkan statusku saja tidak jelas dimatamu. Tidak Marco, aku sudah cukup menderita.”
Marco bangkit, langkahnya berat mendekati ranjang. Ia menunduk, wajahnya hanya sejengkal dari Althea. “Aku tidak pernah main-main denganmu Althea Safira. Bahkan dari semenjak awal kau menginjak kan kaki mu di perusahaanku ,kau sudah terikat denganku. Dan jangan samakan Patricia denganmu. Kalian berbeda.”
Althea menahan air mata yang hampir jatuh. Tangannya gemetar, tapi suaranya tegas. “Kalau kau benar-benar mencintaiku, lepaskan aku. Biarkan aku pergi, Marco. Itu satu-satunya cara kalau kau ingin aku selamat.”
Marco diam. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal begitu kuat sampai buku jarinya memutih. Ia ingin berteriak, tapi yang keluar hanya bisikan rendah penuh luka. “Aku tidak bisa, Althea... aku tidak bisa.”Nada suara nya mulai meninggi.
Keheningan menegang di antara mereka. Sampai akhirnya....
Brak...!
Marco meninggalkan Althea dikamar itu beserta kesedihan untuknya.
Tubuh Althea kembali merosot ke dalam selimut. Ia menangis sesenggukan.
Sementara itu di ruang kerja Marco. Moreno berdiri bersandar pada dinding menghadap jendela. Ia masih di sana atas perintah Marco. Tatapannya kosong, pikirannya berkelana jauh ke masa lalu. Wajah Althea ,wanita yang baru saja ia periksa terus menari dalam memorinya.
Althea Safira van Daalen... mungkinkah itu kau?
Ingatan itu membawanya pada tahun-tahun ketika ia kuliah di Bali ,di salah satu kampus ternama di Denpasar. Di tempat ia belajar, ada seorang gadis yang mencuri perhatian semua orang. Rambut hitam panjangnya, kulit putih bersih bercahaya, sorot matanya yang penuh percaya diri... Althea Safira.
Ia bukan gadis biasa. Putri dari pengusaha besar yang punya jaringan bisnis internasional, gabungan darah Belanda dari Ayahnya dan darah bangsawan Ningrat Jawa-Bali dari Ibunya. Cantik, kaya, pintar, tapi tetap rendah hati. Moreno ingat betapa seringnya mereka menghabiskan waktu bersama, berbagi buku, bercanda di kafe kecil, hingga berjalan di pantai saat senja. Bahkan Althea lah yang kerap kali membantunya jika kekurangan biaya semester atau ujian ,bahkan ketika ia pernah mendapat tekanan dari kakak tingkat nya.
Namun, tiba-tiba, Althea menghilang. Tidak ada kabar. Moreno hanya mendengar kabar samar bahwa keluarga van Daalen terlibat masalah besar. Sejak saat itu, bayangan gadis itu tetap membekas di hatinya, meski ia berusaha menenggelamkannya dalam studi dan karier.
Dan kini... wajah yang sama, nama yang sama, bahkan sorot mata yang sama, muncul kembali di hadapannya.
“Mustahil...” gumamnya pelan, tubuhnya sedikit gemetar.
Tidak berapa lama ,pintu terbuka perlahan. Marco masuk ke ruang kerjanya ,dan mendapati sahabat sekaligus dokter pribadinya itu sedang menatap kosong jendela.
“Moreno”panggil Marco dengan suara beratnya
Moreno menoleh, wajahnya tampak letih tapi matanya tetap tajam.
“Katakan padaku ,kenapa kau bisa mengenal Althea?Wanita itu... dari mana kau menemukannya?”
Marco diam. Rahangnya mengeras. “Kenapa kau bertanya seperti itu?”
Moreno melangkah mendekat, suaranya menurun tapi penuh penekanan. “Wajahnya, namanya, semuanya... terlalu mirip dengan seseorang yang aku kenal dulu. Althea Safira van Daalen. Putri konglomerat di Bali. Sahabatku. Gadis yang menghilang tiba-tiba.”
Marco masih tidak bereaksi. Tapi detik berikutnya, ia bangkit, mendekati Moreno, menatapnya dengan mata dingin. “Jangan urusi apa yang bukan urusanmu dan jangan mengada-ada.”
Moreno tidak mundur. “Dia bukan sembarang wanita. Kau sadar siapa dia sebenarnya, Marco?”
Hening menegang. Marco menggertakkan gigi, jelas tidak ingin menjawab.
“Van Daalen.. Daalen Group.. Perusahaan besar dengan logo 'DG' .”
Deg.... ! Marco terperangah. Detak jantungnya berpacu ,wajahnya pucat pasi.
“Katakan ,semuanya secara jelas.” Marco berdesis.
“Althea Safira Van Daalen. Dia anak tunggal dari pemilik perusahaan Daalen Group ,ibunya memiliki perusahan berpusat di Bali ,Safira Jewels. Itu yang aku tahu.”
Marco terhuyung ke belakang meja. Tangan nya meraih pegangan kursi. “Tidak mungkin”ucapnya.
Melihat reaksi Marco ,Detak jantung Moreno pun ikut berpacu. Ia menatap Marco dengan banyak pertanyaan.
“Marco...” suaranya bergetar. “Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kenapa... kenapa dia ada di sini bersamamu?”
Marco hanya menatap Moreno dengan dingin.
“Itu.... cerita panjang,” bisiknya. “Dan mungkin... kau tidak siap mendengarnya.”
“Pergilah ,aku ingin sendiri Moreno. Terimakasih sudah datang.” Ucap Marco pelan.
Moreno mengangguk ,kemudian melangkah keluar meninggalkan Marco.
Marco meraih ponselnya dan menekan 1 nomor.
“Reno ,masuk ke ruang kerjaku sekarang.”
Tidak berapa lama Reno masuk ke ruang kerja Marco.
“Reno. Kenapa data tentang Althea hanya sedikit yang kau dapat? Bukan kah aku meminta caritahu tentang Althea seluruhnya.” Tanya Marco dengan datar.
“Maaf Tuan. Data tentang Althea yang bisa dilacak hanya sebatas nama ,adiknya dan ayah tirinya saja. Yang lain nya tidak ada ,bahkan data umum tentang sekolah nya. Semua seperti sengaja dirahasiakan.”
“Hah.Marco mengehela nafas kasar.
Suruh Richard untuk cari tahu ,ada sidik jari althea pada beberapa berkas kan. Pakai itu untuk petunjuk. Aku ingin hasilnya 1 jam dari sekarang.”
“Baik.Tuan”
Marco kembali menghela nafas panjang. Kemudian ia bangkit dan menuju kamar yang kini ditempati oleh Althea. Pikiran nya kacau ,hatinya penuh dengan beribu pertanyaan. Kalau sampai Althea yang bersama nya adalah Althea Safira Van Daalen.. itu artinya..... ?
Sementara itu, di Amsterdam, mansion keluarga Dirgantara dipenuhi ketegangan. Patricia datang bersama kedua orangtua nya yaitu pasangan Brown. Wanita itu tampak anggun dalam balutan mantel wol biru, tapi wajahnya pucat, matanya sembab.
“Elnora Teresia ,apa maksudnya Marco menghilang begitu saja?!” seru Tuan James brown, ayah Patricia dengan suara berat. “Bahkan Reno asisten nya juga tidak bisa dihubungi. Mustahil kalau tidak ada yang tahu mereka ada di mana.”
Patricia berusaha menahan tangis. Ia menoleh pada Ibu Marco. “Bibi Tere... aku sudah mencoba menghubungi Marco berkali-kali. Dia tidak menjawab. Apakah ini karena... karena wanita itu?”
“Althea?”suara Momy Tere menegang. “Wanita itu biang masalah sejak awal. Aku sudah bilang pada Marco untuk menjauhinya ,bahkan menceraikannya.”
Patricia menunduk, air matanya jatuh. “Aku sudah berusaha... aku sabar, aku ikhlas dengan semua omongannya, tapi... aku tidak bisa kehilangan Marco.”
Momy Tere menggenggam tangan Patricia.“Tenanglah, sayang. Kami akan cari tahu. Marco pasti kembali. Dia hanya... tersesat sebentar.”
Namun, sorot mata ayah Marco tidak bisa menutupi kekhawatirannya. Ia tahu putranya bukan sekadar “tersesat.” Ada sesuatu yang jauh lebih dalam, sesuatu yang melibatkan wanita bernama Althea itu.
Happy Reading Kak ♥️
ko bisa ingat Jay apa benar akan kembali ke jay Thor
peran utama kalah dengan peran pembantu
kata NK mulai ini masih Marco yg di atas angin