Di masa putih abu-abu ini barulah aku mengenal rasa, rasa suka terhadap lawan jenis. Namun parahnya, rasa cinta itu tertanam untuk guruku sendiri.
Cinta itu ternyata benar buta ya? Saking butanya, aku siap ditakzir ratusan kali karena sudah lancang mencintai guru bahasa arab di sekolahku.
"Ustadz, tidak perlu memintaku untuk kembali jika tujuanmu ingin menasehatiku demi bisa berhenti mencintaimu. Aku siap pulang jika kau memintanya, tapi untuk berhenti mencintaimu, aku perlu merujuk surat keterangan tidak mampu!"
Melihat status dan usia kami, mampukah aku meluluhkan hatinya? Atau justru memilih mundur dan mengubur dalam-dalam rasa ini akibat penolakan berulang kali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliraa al syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesemsem Guru Bahasa Arab Komentar