NovelToon NovelToon
Tiga Unsur Intrinsik di dalam Novel - Plot

Ⅱ. Prinsip Dasar Desain Plot

Jumlah peserta 42

3. Struktural Rekombinasi Unit Plot

Plot novel merupakan struktur naratif yang ditujukan kepada pembaca, di mana penulis utamanya mempertimbangkan bagaimana membuat struktur plot novel sesuai dengan kebiasaan membaca para pembacanya; untuk menginspirasi dan menarik pembaca agar memiliki minat membaca yang berkelanjutan dan berirama terhadap cerita novel. Oleh karena itu, dalam merancang daftar plot penulis selalu melakukan penyusunan ulang struktural yang diperlukan terhadap peristiwa-peristiwa dalam garis besar cerita, dari sudut pandang pembaca, melalui berbagai cara rekombinasi ruang dan waktu untuk menyusun unit plot, yang melibatkan masalah rekombinasi struktural unit plot. 


3.1 Rekombinasi Moda Naratif: Memulai dari Tengah Cerita

Dari bagian cerita mana plot novel seharusnya dimulai? Hal ini merupakan pertanyaan mengenai memilih mode/gaya naratif untuk memulai plot novel. Oleh karena itu, moda naratif merupakan pola awal dari plot novel, secara umum terdapat tiga jenis: memulai dari awal cerita, memulai dari akhir cerita, dan memulai dari tengah cerita.

Di antara ketiganya, memulai dari tengah cerita merupakan moda naratif yang umum digunakan dalam novel.

Cara kerjanya adalah, penulis memilih beberapa peristiwa yang dramatis atau menarik minat dari garis besar cerita untuk menetapkan awal plot novel, dan memadatkan serta memotong peristiwa-peristiwa sebelum awal plot tersebut untuk dimasukkan ke dalam peristiwa-peristiwa berikutnya dalam novel, sehingga plot novel dapat segera menarik perhatian pembaca sejak awal. Oleh karena itu, memulai dari tengah cerita merupakan bentuk moda naratif dari plot novel dalam struktur naratif secara keseluruhan.


3.2 Rekombinasi Urutan Waktu Naratif: Mundur, Maju, Antisipasi, dan Penyisipan

Peristiwa-peristiwa dalam garis besar cerita disusun secara berturut-turut menurut urutan waktu. Namun, penulis perlu merancang daftar plot novel dari segi logika naratif, sehingga terbentuk berbagai rekombinasi urutan waktu naratif, seperti mundur, maju, antisipasi, dan penyisipan. Berbeda dengan moda naratif, rekombinasi urutan waktu naratif merupakan bentuk struktur naratif plot novel secara lokal. Kita akan menggunakan contoh mundur, maju, antisipasi, dan penyisipan untuk mendiskusikan bagaimana penulis melakukan rekombinasi urutan waktu naratif dalam daftar plot novel secara lokal.

① Urutan Terbalik

Penulis memulai narasi akhir cerita dengan mengungkapkan peristiwa di awal alur cerita, urutan peristiwa dalam daftar alur cerita adalah 3-1-2-3. Berbeda dengan mode naratif yang dimulai dari akhir cerita, urutan terbalik hanya merupakan pengaturan ulang lokal dalam urutan waktu naratif, yang ditandai dengan penggunaan peristiwa akhir cerita sebagai pengantar awal alur cerita novel.

② Penelusuran Kembali

Penulis memindahkan peristiwa dari awal narasi cerita ke bagian belakang alur cerita novel, urutan peristiwa dalam daftar alur cerita adalah 2-1-2-3.

③ Pranala Awal

Penulis memindahkan peristiwa dari bagian belakang narasi cerita ke bagian depan alur cerita novel, urutan peristiwa dalam daftar alur cerita adalah 1-3-2-3.

④ Sisipan Naratif

Penulis menyisipkan bagian cerita sebelum atau sesudah alur cerita novel saat ini, urutan peristiwa dalam daftar alur cerita adalah 1-2-1 (sisipan pranala awal) atau 2-1-2 (sisipan penelusuran kembali). Dalam pengaturan ulang urutan waktu naratif, pranala awal dan penelusuran kembali berkaitan dengan orientasi waktu peristiwa dalam daftar alur cerita, sedangkan sisipan naratif lebih menitikberatkan pada pengaturan ulang peristiwa dalam daftar alur cerita. Oleh karena itu, sisipan pranala awal dan sisipan penelusuran kembali membahas bagaimana penulis menyusun peristiwa dengan orientasi waktu yang berbeda dalam alur cerita novel, serta memperkenalkan suasana dramatis dalam bagian cerita yang sedang diceritakan.


3.3 Penyusunan Ulang Waktu Naratif: Narasi Setara, Narasi Ringkas, Narasi Diperluas

Durasi waktu peristiwa dalam cerita novel dan alur cerita adalah berbeda. Di satu sisi, waktu peristiwa dalam cerita dan alur cerita ditandai dengan unit waktu yang berbeda, waktu peristiwa dalam cerita diukur dengan satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari seperti detik, menit, jam, sedangkan waktu peristiwa dalam alur cerita diukur dengan satuan waktu dalam bahasa tulisan seperti kata, kalimat, paragraf.

Di sisi lain, untuk keperluan bercerita, penulis selalu menggunakan pengaturan ulang waktu naratif untuk memampatkan, memperpanjang, atau memutarbalik durasi waktu peristiwa dalam cerita novel. Dengan kata lain, dalam merancang daftar alur cerita novel, penulis tidak hanya mengatur ulang urutan waktu peristiwa dalam kerangka logika naratif, tetapi juga mengikuti ritme pembacaan novel dengan mengatur ulang durasi waktu peristiwa dalam alur cerita. Narasi setara, narasi ringkas, narasi diperluas adalah tiga cara umum pengaturan ulang waktu naratif.

Narasi setara

Merupakan cara penyampaian waktu kejadian dalam waktu naratif dan waktu cerita yang hampir sama, dengan tujuan meniru kejadian dalam cerita secara realistis dan menggunakan peristiwa yang terstruktur secara visual.

Narasi Ringkas

Merupakan cara penyampaian waktu kejadian dalam waktu naratif yang lebih singkat dari waktu cerita, dengan tujuan mempercepat irama naratif antar unit cerita.

Narasi Diperluas

Merupakan cara penyampaian waktu kejadian dalam waktu naratif yang lebih lama dari waktu cerita, dengan tujuan memperluas waktu kejadian dalam cerita untuk menyoroti detail atau bagian dari unit cerita.


3.4 Pengaturan Logika Naratif: Ketegangan dan Foreshadow

Ketika merancang daftar alur cerita melalui logika naratif seperti sebab-akibat, penulis dapat menggunakan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Ketegangan dan penyelipan merupakan pola konfigurasi unit cerita tidak langsung yang ditandai dengan keterkaitan antara dua peristiwa yang memiliki hubungan logika naratif dalam daftar alur cerita novel.

① Ketegangan

Ketegangan adalah pola kombinasi unit plot yang mengaktifkan harapan naratif, dengan cara penulis memasukkan beberapa peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian pada petunjuk plot, dan kemudian menjelaskan penyebabnya atau menunjukkan hasilnya dalam peristiwa selanjutnya, sehingga peristiwa sebelumnya dan sesudahnya membentuk efek harapan naratif berdasarkan logika kausalitas naratif.

Pertama, berdasarkan subjek harapan naratif, ketegangan dapat dibagi menjadi ketegangan karakter dan ketegangan pembaca. Ketegangan karakter adalah harapan naratif pembaca terhadap kapan dan bagaimana karakter yang tidak mengetahui sesuatu akan mengetahuinya; sedangkan ketegangan pembaca adalah harapan naratif pembaca terhadap apakah karakter yang mengetahui akan mengungkapkan dan bagaimana mengungkapkan rahasia peristiwa atau kebenaran peristiwa. Tentu saja, dalam merancang unit plot novel, penulis seringkali menggabungkan kedua jenis ketegangan tersebut, sehingga pembaca tidak hanya penasaran dengan proses pengetahuan karakter yang tidak mengetahui, tetapi juga berspekulasi tentang kemungkinan karakter yang mengetahui mengungkapkan kebenaran peristiwa.

Kedua, berdasarkan orientasi waktu harapan naratif yang berbeda, ketegangan dapat dibagi menjadi ketegangan peristiwa yang sudah terjadi dan ketegangan peristiwa yang belum terjadi. Yang pertama mengacu pada ketegangan yang merujuk ke masa lalu, di mana penulis menetapkan peristiwa yang telah terjadi sebagai ketegangan yang tidak diketahui; yang kedua mengacu pada ketegangan yang merujuk ke saat ini atau masa depan, di mana penulis mengaitkan ketegangan pada peristiwa yang akan terjadi. Oleh karena itu, penulis utamanya menetapkan ketegangan peristiwa yang sudah terjadi pada tingkat wacana novel, sementara menetapkan ketegangan peristiwa yang belum terjadi pada tingkat cerita novel.

② Foreshadow

Foreshadow adalah pola kombinasi unit plot yang memicu indeks naratif, yang ditandai dengan penulis mempersiapkan beberapa peristiwa yang tersembunyi dan kurang diperhatikan dalam jejak plot, dan kemudian merespons atau mengisyaratkan peristiwa tersebut dalam perkembangan plot, sehingga peristiwa awal dan peristiwa berikutnya yang terkait membentuk efek indeks naratif berdasarkan logika kausalitas naratif. Berdasarkan aspek naratif yang berbeda, pengaturan plot dapat dibagi menjadi pengaturan plot naratif dan pengaturan plot narasi.

Pertama, pengaturan plot naratif adalah pengaturan plot dalam tingkat cerita dalam novel. Praktik umumnya adalah penulis menyelesaikan peristiwa pengaturan plot melalui indeks naratif karakter dalam cerita novel. Dengan kata lain, karakter tiba-tiba menyadari peristiwa awal yang terkait dalam cerita novel pada peristiwa berikutnya, sehingga menghubungkan kausalitas antara peristiwa pengaturan plot dalam cerita novel.

Kedua, pengaturan plot narasi adalah pengaturan plot dalam tingkat plot cerita dalam novel. Karakteristiknya adalah penulis memanfaatkan indeks naratif pembaca untuk menyelesaikan peristiwa pengaturan plot yang terkait dengan peristiwa awal yang tiba-tiba disadari pembaca dalam peristiwa berikutnya dalam plot novel. Oleh karena itu, pengaturan plot naratif merupakan pengaturan plot dalam cerita itu sendiri, di mana penulis menetapkan pengaturan plot melalui indeks naratif karakter dalam cerita novel; sedangkan pengaturan plot narasi merupakan pengaturan plot di luar cerita, di mana penulis menetapkan pengaturan plot dalam garis plot novel, dan pembaca menghubungkan peristiwa awal dan berikutnya dalam membaca karya novel.


3.5 Penyusunan Ulang Situasi Naratif: Aliran Kesadaran Naratif dan Penelusuran Naratif

Aliran kesadaran naratif dan penelusuran naratif merupakan dua cara restrukturisasi plot novel modern, yang terutama ditunjukkan oleh penulis melalui variasi situasi naratif protagonis novel untuk merestrukturisasi ruang dan waktu naratif.

Di satu sisi, aliran kesadaran naratif menghubungkan adegan naratif dari berbagai ruang dan waktu dalam novel melalui aktivitas mental protagonis novel; di sisi lain, penelusuran naratif menghubungkan adegan naratif dari berbagai era melalui aktivitas fisik protagonis novel. Dengan kata lain, aliran kesadaran naratif dan penelusuran naratif adalah cara penulis merestrukturisasi plot novel melalui situasi naratif protagonis dalam ruang dan waktu yang berbeda.

① Aliran Kesadaran Naratif

Merujuk pada aktivitas mental protagonis novel, di mana penulis menghubungkan adegan naratif dari berbagai ruang dan waktu dalam cerita novel melalui aliran kesadaran, intuisi, kesalahan persepsi, halusinasi, dan mimpi, untuk mengubah situasi naratif internal protagonis.

② Penelusuran Naratif

Merujuk pada aktivitas fisik protagonis novel yang menghubungkan adegan naratif dari berbagai era secara struktural. Berbeda dengan aliran kesadaran naratif, perjalanan waktu protagonis novel bukanlah hasil dari aktivitas sadar atau tidak sadar, tetapi merupakan representasi perpindahan ruang dan waktu kehidupan nyata protagonis dari satu era ke era lainnya.

Oleh karena itu, penelusuran naratif adalah penghubungan luar situasi naratif protagonis dalam cerita novel yang melampaui ruang dan waktu. Meskipun dalam kisah mitos dan dongeng fiksi, protagonis sering tinggal di dua dunia naratif yang berbeda, namun ciri khas penelusuran naratif adalah protagonis cerita novel melakukan perjalanan ruang dan waktu antara kehidupan nyata dari era yang berbeda, dan penulis menemukan serta menampilkan konflik dramatis yang disebabkan oleh perbedaan era dalam plot novel melalui perjalanan waktu protagonis.

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!