Setelah mendapatkan inspirasi, maka langkah berikutnya adalah membuat kerangka cerita.
Sebenarnya kerangka cerita horor tidak jauh berbeda dengan kerangka cerita lainnya. Berikut dua contoh garis besar yang sering ditemui pada cerita horor.
Fokus utama novel horor adalah menunjukkan dan mengungkapkan hal-hal yang tidak diketahui secara prinsip, maka dari itu sebagian besar novel horor mengandung suatu proses penemuan. Oleh karena itu, jika dilihat dari segi alur cerita, dua mode penemuan pada garis besar yang sering ditemui adalah penemuan dan tokoh utama sendiri sebagai pengejar hal gaib.
a:Penemuan rumit-perkembangan hal aneh yang sering ditemui
Alur cerita seperti ini biasanya seputar penemuan terhadap hal yang tidak diketahui.
Dari segi struktur, harus terdapat 4 bagian dalam alur cerita seperti ini:
1: Awal mula peristiwa menakutkan, tokoh utama menemukan peristiwa yang sering terjadi di kehidupan sehari-harinya, tapi semakin lama mulai menjadi aneh? Bahkan muncul fenomena aneh yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah? (Cth: Tokoh utama menemukan sebuah koin, ini adalah hal yang sering terjadi. Kita harus membuat hal ini perlahan-lahan menjadi aneh, misalnya: Tokoh utama menemukan sebuah koin di hari pertama, alhasil malamnya ia terjatuh. Keesokan harinya, tokoh utama menemukan lebih banyak koin yang berserakan di depan pintu rumahnya, setelah mengambilnya, kucingnya pun mati tiba-tiba, tokoh utama pun mulai ketakutan. Hari ketiga, tokoh utama membuka pintu dengan gugup dan melihat setumpuk tebal uang di depan pintu rumah, kali ini ia tidak mengambilnya karena takut terjadi masalah, tapi setelah menutup pintu, uang tersebut malah tiba-tiba sudah berada di atas meja di dalam rumahnya… malamnya tokoh utama dijerat oleh mimpi buruk dan gejala penyakit aneh pun muncul pada tubuhnya)
2: Kemudian, tokoh utama menebak beberapa penyebabnya setelah melakukan pencarian (tokoh utama menemukan orang lain yang juga masuk rumah sakit dan terancam mati karena mengambil koin di tempat yang sama.)
3: Setelahnya, tokoh utama perlu membuktikan penyebab ini (tokoh utama memimpin para korban dan menemukan orang yang membuang uang itu, rupanya orang itu telah meninggal karena penyakit akut sebelum tokoh utama mengambil uang, tapi setelah tokoh utama mengambil uang, ia kembali hidup, kemudian diikuti dengan bermunculannya para korban seperti tokoh utama, dan orang yang membuang uang sudah sembuh total dan sehat. Rupanya uang itu telah dikutuk sebagai uang peminjam nyawa, jika ada yang mengambilnya, itu berarti setuju meminjamkan nyawanya kepada si pembuang uang)
4: Konfrontasi, penyebab menang atau kalah (tokoh utama tidak ingin meninggal menggantikan orang lain, ia mulai mencari bantuan orang pintar dan sebagainya, alhasil ia berhasil melawan kutukan peminjam nyawa dan bertahan hidup.)
b. Pengejar hal gaib
Dalam alur cerita seperti ini, tokoh utama biasanya adalah seorang dukun atau penyihir yang sedang mencari mantra atau sihir terlarang.
Dari segi struktur, terdapat 3 bagian dalam alur cerita ini:
1: Persiapan Eksperimen
Tokoh utama memulai penelitian demi menguasai mantra rahasia, dua aspek yang harus dipersiapkan adalah, 1) Menjelaskan alasan di balik eksperimen, 2) Materi dan persiapan awal yang diperlukan (misalnya anggota keluarga tokoh utama meninggal, demi menghidupkan kembali anggota keluarganya, ia memutuskan untuk mencari mantra pembangkit nyawa yang telah lama hilang, untuk itu ia mencari 20 mayat bayi yang meninggal begitu lahir sesuai dengan catatan dalam kitab)
2: Pelaksanaan Eksperimen
Tokoh utama berhasil setelah melakukan beberapa kali eksperimen, tapi malah menyebabkan berbagai masalah dan bahaya, orang lain yang juga ikut dalam eksperimen menyampaikan pendapat dan sadar, serta menasihati tokoh utama untuk mengakhiri eksperimen, tapi tokoh utama tidak setuju (tokoh utama berhasil menghidupkan anggota keluarganya, tapi anggota keluarganya malah menjadi zombie, tidak punya perasaan dan hanya akan melukai orang. Tokoh utama kembali memikirkan cara untuk menemukan mantra rahasia agar anggota keluarganya bisa menjadi orang normal, kemudian eksperimen berikutnya memerlukan 60 mayat, tokoh utama memutuskan untuk membunuh karena tidak bisa menemukannya, orang-orang yang mengikuti eksperimen mulai menolak melakukannya, sedangkan tokoh utama melanjutkan eksperimen demi keinginan untuk menghidupkan kembali keluarganya.)
3: Konfrontasi
Cerita akan segera mencapai klimaks, untuk menghindari terjadinya akibat yang lebih menakutkan, sebagian orang mulai menolak eksperimen ini (peneliti lainnya mencari polisi untuk menghentikan rencana pembunuhan tokoh utama, dan juga menemukan kerabat tokoh utama berharap mereka dapat membujuk tokoh utama, terakhir tokoh utama tersadar dan merasa jika kerabatnya punya kesadaran, ia pasti tidak ingin terus hidup di dunia ini dengan wujud zombie, oleh karena itu tokoh utama membunuh kerabatnya yang telah menjadi zombie dengan perasaan tidak tega).
Kedua perkembangan garis besar ini hanyalah contoh, penulis dapat berkreasi dan menggabungkannya sendiri.
Pada materi berikutnya, kita akan menjelaskan cara menciptakan suasana seram dan apa saja hal yang umum ditemui dalam novel horor.