Cerita horor terbaik adalah cerita yang dapat menggabungkan sesuatu yang biasa dengan yang mengejutkan, yang gaib dengan fenomena aneh yang dapat membangkitkan rasa takut kita.
Kebanyakan cerita horor menempatkan tokoh utama pada tempat yang umumnya dikunjungi pada kehidupan nyata, misalnya rumah sakit, sekolah, pedalaman hutan, rumah tua yang sudah bobrok. Lingkungan yang lebih “ramah” seperti ini dapat meningkatkan rasa empati pembaca. Pembaca akan mengikuti tokoh utama untuk terjun ke dalam cerita, jadi lingkungan yang ramah juga sangat penting, misalnya ada seseorang yang meninggal di sebuah rumah angker yang pemiliknya pernah mati bunuh diri, dibandingkan dengan dibunuh oleh robot atau orang lain, hal ini lebih menakutkan, mengapa? Karena kita telah mendengar banyak cerita gaib dan juga pernah merasakan rasa takut berada pada fenomena gaib, sedangkan kita sebaliknya sangat jarang memperhatikan hal yang berkaitan dengan robot, makanya rasa empati juga kurang.
Selain itu, sebagian besar penulis mengira bahwa genre yang paling berdekatan dengan genre horor adalah genre komedi. Kedua genre ini saling berkaitan karena horor dan komedi bergantung pada subversi situasi yang sudah dikenal. Dalam komedi, hal yang dikenal baik diputarbalikkan menjadi sesuatu yang absurd dan tidak sesuai.
Dalam novel horor, sesuatu yang dikenal baik diputarbalikkan menjadi sesuatu yang absurd dan berbahaya. Reaksi penonton terhadap film horor dan komedi berasal dari tempat yang sama, yaitu merasa senang dengan lingkungan yang wajar/normal yang diputarbalikkan.
