Pernahkah kalian berpikir, mengapa dalam novel kita harus menulis dialog?
Jika kalian tidak bisa menjawab pertanyaan ini, maka kemungkinan cerita yang kalian tulis ritmenya lambat dan plotnya ke mana-mana.
Tujuan dari Menulis Novel ada 3 :
1. Memberikan informasi baru
2. Memunculkan hambatan baru
3. Menambah ketegangan
Jadi, karena penulisan dialog itu sebenarnya mempunyai tujuan, maka lebih baik kita menggunakannya sesuai porsi jangan berlebihan.
Jadikan setiap dialog mempunyai nilai eksistensi yang berharga. Jika karyamu penuh dengan dialog indah, tapi bila terlalu terburu-buru dan tidak bermakna, maka pembacamu pun akan kelelahan.
Setelah kita tahu apa tujuan penulisan dialog, selanjutnya mari pahami bagaimana cara tercepat meningkatkan kemampuan menulis dialog yang benar!
1.Dialog harus jelas dan menggunakan kalimat langsung.
Kejelasan dialog berarti bahwa setiap karakter memiliki nada, sifat, dan cara berbicara yang khas.
Bagaimana cara mengetahui bahwa karakter yang kita buat dalam dialog jelas?
Hapuslah nama karakter tersebut "XX berkata....", lihat apakah pembaca mengetahui siapa yang berbicara?
Banyak author menuliskan dialog seperti hanya satu orang yang berbicara, padahal gaya berbicara, sikap, bahkan ciuman dari setiap tokoh berbeda. Dialog semacam ini relatif gagal menginformasikan pesan kepada pembaca.
2.Jangan biarkan kata kerja berdiri sendiri!
Apa itu kata kerja yang berdiri sendiri?
Contoh :
Dia berkata: "Aku mengerti."
Setelah direvisi :
Dia tersenyum perlahan, tangannya bergerak menyentuh wajah wanita itu, dan dengan lembut berkata, "Aku mengerti."
Kata kerja berdiri sendiri artinya kita tidak menambahkan predikat/kalimat lain setelah kata kerja sebelum dialog. Kalimat yang telah direvisi tampak lebih menarik dalam sekejap dan rasa subtitusi pun lebih kuat.
3.Hindari penjelasan bertele-tele dari setiap tokoh.
Jebakan ini sering dialami, author sering menjabarkan penjelasan yang bertele-tele.
Contoh : PP melihat meme yang cukup lucu yang dalam sekejap membuat orang tertawa. Tapi kamu menambahkan kalimat bertele-tele seperti ini : Setelah mendengarnya, semua orang disekitar tertawa, dan tertawa lebih kencang.
Awalnya penjelasan cukup lucu, tapi setelah menambahkan kalimat tidak perlu sangat memungkinkan penggambaran lucu tersebut bergeser, dan pembaca tidak menangkap kelucuan tersebut.
Cara penulisan yang benar : Katakan 3 poin, ungkapkan 7 poin, dan biarkan pembaca yang menyadari niat/arti dalam perkataanmu.
Selama plot bayangan berhasil kamu buat, tenang saja pembaca akan menyadari maksutmu.
4.Posisikan kalimat sisipan dengan benar!
Kalimat sisipan mengindikasikan informasi yang ingin diberikan pada pembaca, contoh paling mudah yaitu "XX berkata..."
Meletakan kalimat sisipan harus benar, biasanya diletakan di depan dialog, tapi kita harus tahu bahwa posisi kalimat sisipan berbeda memiliki arti berbeda pula.
Contoh :
Marvin berkata : "Ali sudah mati, apa lagi yang kau inginkan?"
Jika diubah menjadi seperti ini : "Aku tidak meminta banyak darimu." Marvin tiba-tiba menyela, "Ali sudah mati."
Dilihat dari contoh di atas, kalimat kedua lebih memberikan efek menegangkan dibanding kalimat pertama. Jadi, saat memasukan kalimat sisipan, fokus pada inti kalimat yang ingin didengar pembaca.
5.Gabungkan narasi dengan dialog!
Cara penulisan dialog menarik yang terakhir yaitu menggabungkan narasi dengan dialog.
Contoh :
"Sayang, kita berenti dulu dan tanya orang aja yuk!" Ini ketiga kalinya aku memberikan saran.
"Kenapa kamu keras kepala sih? Kita sudah ngelewatin persimpangan ini tuh tiga kali. Kita bisa berenti sebentar dan tanya sama orang di toko itu!"
Sebuah narasi/dialog tunggal biasanya begitu membosankan. Jadi, kita bisa menggabungkan antara dialog dan narasi.
Lalu, jika kita kesulitan dalam menulis sebuah dialog yang tepat, kita bisa jelaskan dengan sebuah narasi. Bayangkan posisi dari sebuah karakter, tempat, dan apa yang dipikirkan karakter saat itu.
Narasi apa pun yang diselipkan dalam pemenggalan dialog akan sedikit memperlambat kecepatan plot.
