Banyak penulis yang sebenarnya memahami apa yang diinginkan pembaca, tetapi sebagaian penulis merasa, jika mereka tidak menulis konten tertentu, maka seluruh tulisan mengandung plot hole/ celah dan bug, dan dunia tidak lengkap.
Saya seorang pembaca. Apa yang saya suka baca?
Mungkin saja tentang protagonis pria yang mengalami masa-masa tergelap dalam hidupnya, ketika dewasa, dia jadi antisosial dan bahkan kerabat tidak mengenailnya. Tetapi protagonis wanita menyelamatkannya pada saat yang kritis, menjadi cahayanya, penebusannya menjadi hatinya, hatinya, organ dalamnya, dan satu-satunya paranoia yang tersisa dalam dunianya.
Apa yang akan saya tulis seandainya saya adalah penulisnya?
Saya mungkin mempertimbangkan mengapa dia begitu sengsara, pasti ada yang salah dengan masa lalunya, atau mengapa orang tuanya memperlakukannya seperti ini, pengalaman ini menyebabkan gangguan psikologis, dan saya akan mengeksplorasi gangguan seperti apa yang dia alami. Akibatnya, protagonis pria berdiskusi terlalu dalam, dan protagonis wanita tidak suka. Kemudian ia mulai mengeksplorasi protagonis wanita: orang seperti apa dia? Seperti apa dia di luar dan seperti apa dia di dalam? Apa yang membuatnya menarik bagi protagonis pria, apa yang dimiliki protagonis wanita yang tidak dimiliki protagonis pria? Misalnya, wanita sombong tetapi putus asa yang telah kehilangan empatinya terhadap dunia, dan seorang wanita suci kecil yang malang yang menanggung sendiri semua hal buruk dan penuh dengan niat baik terhadap dunia?
>> Jadi terlalu terlihat dengan mata telanjang, - terlalu logis dan terlalu dalam. Langsung mengarah ke pemanasan yang lambat + membosankan.
Analisis mendalam dari setting karakter, akan sangat kondusif untuk pengaturan titik balik dari setting karakter dan unsur emosional, dan penulisa juga menjadi lebih mendalam. Namun, pengaturan plot telah sangat mengurangi poin, dan juga gagal mempertahankan pembaca. Terkadang lebih baik mengetahuinya dalam hati daripada meletakkan semua pengaturan dengan jelas di depan para pembaca. Hal-hal ini hanya bisa dibiarkan begitu saja, dan memaksakannya adalah tugas yang berat., dan memaksanya akan membebani.
Inilah saatnya untuk meninggalkan tulisan yang logis. Pikiran pembaca harus ditempatkan pada posisi yang berbeda, supaya tidak mengganggu alur dengan terlalu mengejar rasionalitas karakter mengganggu ritme plot, dan mengabaikan visibilitas plot.
Anda bisa menulis satu hari satu bab, tidak mempublikasikannya terlebih dahulu, dan kemudian menggunakan sudut pandang pembaca untuk membaca lagi naskah Anda. Menggunakan sudut pandang pembaca berguna untuk menjungkirbalikkan kebiasaan pemikiran penulis.