Kisah ini aku ciptakan untuk mengenang sosok pahlawan yang memiliki seribu pertanyaan di benakku. Pahlawan yang kini sudah tak bisa ku gapai sekedar mengucapkan terimakasih padanya.
Pria yang di kenal banyak orang dengan tegas, kasar, dan sikap arogannya. Sama dengan sisiku menilainya. Dia sosok pria yang sangat menakutkan bahkan meninggalkan rasa trauma mendalam untukku sebagai anak pertama dari istri keduanya. Yah, aku adalah anak pertama perempuan dari mamah yang menjadi istri kedua setelah ia pergi meninggalkan istri pertamanya.
Kehidupan yang pahit begitu banyak mengajarkan kami arti perjuangan. Ketika kini ia telah pergi meninggalkkan aku, mamah, dan adik. Kami benar-benar seperti lidah buaya yang kehilangan kulitnya. Kami jatuh begitu sulit untuk berdiri sebab tak ada pelindung kami lagi. Bertiga. Keadaan yang begitu kejam memaksa kami untuk terus tetap berdiri meski kulit lidah buaya yang keras itu tak mampu melindungi isinya yang lemah. Bagaimana kami selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Monalisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 Tahun Tentang Ayah Komentar