Bunda Untuk Daddy

Bunda Untuk Daddy

Episode 1

Suara sirine ambulance memenuhi pendengaran setiap pengemudi bahkan para pejalan kaki.

"Telah terjadi kecelakaan di tol ... Pada km 35, kecelakaan di duga karena salah satu truck yang bermuatan pasir oleng dan menabrak pembatas jalan disusul beberapa mobil yang berada berlawanan arah menjadi salah satu kecelakaan yang menewaskan setidaknya lima orang ..."

Suara pembawa berita di televisi memenuhi pendengaran di koridor rumah sakit

Seorang wanita dengan kepala yang masih dibalut perban berlari menuju ruang ICU tanpa menggunakan alas kaki.

Brak!

"Bangun yah, ayah bangun"

"Rafa bangun sayang ini Bunda nak"

Beberapa kali perempuan itu mengguncang kedua pria yang berbaring di brangkar dengan tangisan pilu, namun tidak ada sahutan dari keduanya.

"Jangan tinggalin Bunda sendirian hiks hiks"

"Tuhan jangan ambil mereka dariku, aku tidak bisa hidup tanpa mereka" tubuh perempuan itu luruh dilantai tak berapa lama matanya terpejam.

Dia pingsan.

***

Lima tahun kemudian...

Stella Ayu Ghani, biasa orang memanggilnya Stella janda muda berumur 25 tahun, cantik, anggun, bahkan tak jarang yang masih mengira bahwa Stella belum pernah menikah.

Stella memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, sesampainya di tempat dia memarkirnya kendaraan nya mengambil buket bunga dikursi samping dan keluar dari mobil.

Memasuki area luas dengan gundukan rapi dikanan kiri, didepan terdapat gapura bertuliskan 'pemakaman umum', setelah menemukan yang dia cari segera dia duduk dan mengelus nisan bertuliskan Hari dan juga Rafa.

Hampir setengah jam Stella duduk di pemakaman itu, tak dirasa ternyata hari semakin gelap karena awan yang menghitam, sepertinya akan turun hujan.

Dan benar baru beberapa langkah Stella meninggalkan makam hujan turun dengan deras, jarak parkiran dengan makam lumayan jauh, bisa basah kuyup dirinya jika dipaksa lari menuju parkiran.

Stella memilih berteduh di pendopo kecil ditengah-tengah makam, yang biasanya dipakai untuk tahlilan dan berisi keranda.

Stella terkejut karena bukan hanya dirinya yang berada di pendopo tersebut, namun dirinya juga bernafas lega karena tidak sendirian di dalam pemakaman ini. Karena jujur dirinya takut berada di pemakaman dengan keadaan langit gelap, hujan deras, angin, serta kilat yang menyambar, sangat tidak membuat nyaman bukan.

Stella sedikit melirik kearah pria yang ada disampingnya, tinggi dan atletis, sepertinya dia pekerja kantoran dilihat dari pakaian nya yang memakai kemeja serta jas hitam, namun wajahnya tidak begitu jelas, Stella hanya berharap dia orang baik.

Hari semakin gelap, dan sepertinya hujan belum juga ingin berhenti menjatuhkan diri dari langit. Hawa semakin dingin, Stella menggosok-gosok tangannya dan menempelkan pada kedua pipinya untuk sedikit mengurangi hawa dingin.

Stella melihat kesisi kanannya terlihat pria itu sedang menelepon seseorang, sepertinya meminta dijemput, dan benar tak lama kemudian datang seorang pria berpakaian sama seperti pria disampingnya, kemeja hitam dibungkus jas hitam, serta celana hitam. Dia memegang payung dan menyerahkan satu payung kepada pria disampingnya.

Stella menggigit bibir bawahnya, kalau pria ini pergi berarti dirinya sendirian dong disini, jujur dirinya takut, jalan satu-satunya adalah berlari menerobos hujan, biarlah dirinya basah kuyup asal tidak disini sendirian, pikirnya.

Namun siapa sangka ternyata pria disampingnya menawarkan Stella untuk berbagi payung dengannya.

"Mau ikut pulang denganku Nona"

Stella mendongak terkejut "ah tid.."

Srek srek.. kriyettt...

Belum sempat Stella menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba suara di belakang nya membuat Stella terkejut, dia menelan salivanya.

"Bagaimana?" Tanya pria disampingnya

Stella akhirnya mengangguk, dan berjalan beriringan dengan pria yang tadi menjadi teman berteduh nya. Sementara pria yang membawakan payung berjalan dibelakang mereka.

Suasana hening sampai di parkiran, setelah Stella menunjukkan parkir kendaraan nya, segera dia masuk dan berucap terimakasih kepada sang pria yang dibalas anggukan.

Stella menutup pintu mobilnya dan bernafas lega, "untung saja dia orang yang baik"

***

Sandyaga Van Houten, pemilik Houten Group, perusahaan raksasa dengan cabang hampir di seluruh penjuru dunia, mulai dari hotel, restoran, furniture, sekolah, rumah sakit, club dll . Seorang miliarder dengan sejuta pesona, tampan, kaya, famous, hampir semua mengenal siapa Sandy.

Apalagi setelah istrinya meninggal, dia semakin terkenal dengan julukan duda tampan, banyak wanita yang berusaha mendekati nya. Namun tidak ada yang dianggap, karena fokusnya hanya kepada putra tunggalnya Aiden Van Houten. Dia hanya akan menikah kalau putranya yang menginginkan seorang ibu.

Sore itu Sandy mengunjungi makam istrinya, membawakan bunga mawar putih kesukaan mendiang sang istri, tak dirasa rintik hujan mulai turun, Sandy memilih untuk singgah di pendopo makam hingga hujan turun dengan deras.

Tiba-tiba ada wanita berpakaian serba hitam yang berlari kearahnya, Sandy terus memperhatikan wanita itu, sampai akhirnya wanita itu berdiri diujung pendopo sebelah kirinya.

Beberapa kali terlihat wanita itu menggosok-gosok an tangannya, sepertinya dia kedinginan, dan juga gelagatnya yang sering terkejut kala petir menyambar, dan juga sering menengok kebelakang berulang kali kala mendengar suara-suara ranting yang tertiup angin. Sandy pastikan kalau wanita disampingnya sedang ketakutan.

Hari semakin gelap, Sandy melirik jam tangannya, dia mengecek langit yang sepertinya hujan masih lama reda. Sandy merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.

"..."

"Bawakan dua payung untukku" Sandy melihat kearah wanita disampingnya

"..."

"Saya terjebak didalam pendopo makam"

"..."

Tut

Tak berapa lama orang suruhannya datang memberikan payung untuknya.

"Bukankah aku bilang dua, Vin" ucap Sandy

"Maaf tuan saya kira dua beserta saya he" jawab Alvin menyengir sedangkan Sandy memutar bola matanya

Sandy melihat kearah wanita disampingnya, terlihat sedang gelisah karena menggigit bibir bawahnya, dia tahu kalau wanita itu ketakutan jika ditinggal disini sendirian

"Mau ikut pulang denganku Nona"

"Ah.. tid.."

Srek srek.. kriyettt...

Wanita didepannya tersentak mendengar bunyi dibelakangnya.

"Bagaimana?" Ulang Sandy dan dibalas anggukan dari wanita itu

Sandy menunggu wanita itu bergabung berbagi payung dengannya, lumayan tinggi bathin Sandy karena tinggi wanita ini kira-kira sedagunya, padahal tidak memakai heels. Wajahnya juga cantik jika dilihat lebih dekat.

Sesampainya diparkiran Sandy mengantarkan wanita itu sampai dimobil, setelah masuk kedalam, wanita itu mengucapkan terimakasih dan hanya diangguki oleh Sandy, selanjutnya Sandy menuju mobilnya sendiri.

Berlalu meninggalkan makam diikuti mobil Alvin dibelakangnya.

***

Hot

Comments

Acchan Tsukyomi

Acchan Tsukyomi

luv 🤌🏽

2024-01-06

0

ㅤㅤㅤㅤㅤKᵝ⃟ᴸ㊍㊍😻😻 ⸙ᵍᵏ🐊⃝⃟ ⃟🍒

ㅤㅤㅤㅤㅤKᵝ⃟ᴸ㊍㊍😻😻 ⸙ᵍᵏ🐊⃝⃟ ⃟🍒

kirain salah masuk server tadi
kok bisa novel indo nyasar ke server English kak🤣🤭✌️

2023-09-16

0

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 𝑵𝒂𝒚𝒍𝒂 𝑨𝒊𝒔

kok ada novel indo sini aneh

2023-06-08

0

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play