

Bunda Untuk Daddy

 

Episode 16

SANDYAGA VAN HOUTEN

a.k.a DADDY

**✨ Bunda untuk Daddy 🎎

16**

***

Terakhir kali kejadian divilla, Sandy lebih sering mengajak Stella makan bersama, tentu dengan mengajak Aiden, dan membuat Aiden sebagai kambing hitamnya.

Stella tak kuasa menolak ajakan dari pria kecil yang menggemaskan itu. Alhasil dirinya sanggupi saat pekerjaan nya benar-benar bisa ditinggal.

Fara yang merasa Sandy sedikit berubah pun memutuskan menyuruh orang guna memata-matai Sandy.

Dari informasi yang dia dapat ternyata Sandy sering makan siang dan beberapa kali makan malam dengan wanita yang sama yaitu Stella.

Jelas Fara sangat marah, dia berniat untuk melabrak Stella di butiknya. Namun sayang butik Stella tutup. Dia mengurungkan niatnya.

Ketika sedang mengendarai mobilnya tak sengaja dirinya melihat Stella yang berada diarea sekolah Aiden.

Fara membelokkan setirnya menuju sekolah, membuka pintu mobil dan berjalan cepat kearah Stella yang baru keluar dari area sekolah.

"Heh jalang"

Stella terkejut melihat Fara tiba-tiba muncul didepannya.

"Fara"

"Lo sengaja rebut Sandy dari gue kan, dasar jalang" maki Fara

Stella tak terima disebut sebagai jalang "apa maksud lo"

"Gak usah pura-pura bego, seharusnya lo sadar status lo sebagai janda, lo gak malu disebut pelakor"

Stella semakin tidak mengerti arah pembicaraan wanita didepannya yang tiba-tiba datang yang menyebut nya jalang, memang apa salahnya.

"Atau lo bangga dengan sebutan JANDA PELAKOR"

"Atau jangan-jangan dari dulu lo emang sudah bakat jadi pelakor"

"Jaga bicara lo Fara" tunjuk Stella dengan jarinya

"Jangan nunjuk gue dengan tangan najis lo" ucap Fara jijik

Stella mencoba mengontrol emosinya, dia mengambil nafas "apa masalah lo sama gue"

"Sandy"

"Sudah gue bilang jangan deket-deket sama Sandy, lo lupa ha" bentak Fara

"Siapa"

"Alah jangan pura-pura bego, gue tahu lo sering jalan sama Sandy dan juga Aiden"

"Mau ngelak lagi, dasar jalang" maki Fara ketika melihat raut terkejut Stella

"Stop Fara, gue bukan jalang, dan lo seharusnya nanya sama calon suami lo itu tentang kebenarannya, bukan ke gue" bela Stella

"Bullshit lo, awas aja, sekali lagi lo deketin Sandy gue gak segan-segan bikin lo menderita" ancam Fara dengan tatapan mengintimidasi

Stella sama sekali tak merasa terintimidasi, dia hanya menghela nafas.

"Inget itu" peringat Fara menunjuk wajah Stella dan berlalu

Stella hanya geleng-geleng melihat Fara.

***

Rega datang ke butik Stella membawakan setangkai mawar merah, dia menghirup wangi bunga dan berjalan memasuki butik.

"Hai Stella" sapanya ketika melihat Stella yang sedang fokus dengan gaun yang ditata di manekin

Stella menoleh "hai Ga, apa kabar?"

"Seperti yang kamu lihat" jawabnya seraya tersenyum

"Ini buat kamu" Stella menyernyit bingung menerima setangkai mawar dari Rega

"Untuk apa"

"Gak ada, tadi waktu lewat toko bunga aku jadi ingat kamu, jadi aku belikan untukmu" Rega tersenyum

Stella membalas senyuman Rega "terimakasih"

"Mau makan siang denganku" ajak Rega

Ceklek..

Bunyi pintu terbuka mengalihkan perhatian Stella dan Rega.

Stella terkejut melihat Sandy berdiri didepannya, jantungnya tiba-tiba bergedup.

Sandy menatap keduanya dengan tatapan tajam, terutama kearah Rega.

"San, ada apa" tanya Stella

Namun tidak dijawab oleh Sandy, tatapan tajam Sandy menghunus kearah Rega.

Rega tak kalah bingung ditatap seperti itu oleh Sandy, dalam hatinya berkata siapa pria ini, kenal saja tidak, kenapa tatapannya seperti menelanjangiku.

"Ehem.." Stella berdehem karena tak mendapat jawaban

"Rega kenalkan ini Sandy, Sandy ini Rega" ucap Stella, kemudian kedua pria yang sama-sama tampan itu berjabat tangan

"Aiden mengajakmu makan siang" ucap Sandy tanpa basa-basi menatap Stella

Stella melihat kearah keduanya bergantian, dia bingung harus menerima tawaran dari siapa.

"Maaf bung, gue sudah mengajaknya terlebih dahulu" sela Rega

Sandy melirik Rega sekilas dan kembali menatap Stella.

Stella yang ditatap seperti itu jadi takut, bahkan dia menggigit bibir bawahnya karena terlalu gugup.

Sandy melihat setangkai mawar merah ditangan Stella, 'pasti dari pria ini' pikirnya

Stella menelan salivanya "em maaf Sandy, Rega mengajak ku terlebih dahulu"

Rega tersenyum senang mendengar jawaban Stella. Sedangkan Sandy memasang wajah datar.

Sandy hendak berbalik "sampaikan maafku pada Aiden" ucap Stella

Tanpa menoleh dan menjawab, Sandy pergi dari butik. Dia kesal, atau mungkin lebih tepatnya dia cemburu melihat Stella dengan pria lain dan mengabaikan ajakannya.

***

Sandy tak lagi sembunyi-sembunyi ketika mengajak Stella makan bersama, bahkan tanpa memakai Aiden sebagai kambing hitamnya lagi. Terlebih ketika melihat ada pria lain yang mendekati Stella.

Sandy merasa dirinya memang sudah mencintai janda cantik bernama Stella itu.

Soal Fara dia sudah tidak begitu peduli, walaupun kadang masih memenuhi permintaan wanita itu untuk makan atau jalan-jalan, tapi hatinya sudah tidak tersentuh dengan kehadirannya. Sebenarnya dia ingin menolak tapi tidak tega.

Pernah suatu kali Sandy membuktikan bagaimana perasaan nya terhadap Fara.

Saat itu Sandy dan Fara sedang makan malam di restoran dengan vvip room.

Selama makan Sandy menggenggam tangan Fara, namun jantungnya tidak berdetak sebagaimana ketika dirinya didekat Stella.

Tak berhenti disitu, perlahan Sandy mendekat kan wajahnya mencium bibir Fara, sedikit melumat nya.

Hasilnya sama tidak ada gelenyar aneh dalam dirinya, bahkan dirinya segera menarik diri, rasanya seperti mau muntah namun dia tahan.

Fix dirinya tidak mencintai wanita ini, perlahan dirinya harus berbicara jujur mengenai perasaannya, dia tidak ingin menyakiti Fara.

Karena selama ini Fara yang berada disampingnya, meski sifatnya sedikit kekanakan tapi wanita ini tidak pernah menduakannya, meskipun rasa pedulinya terhadap Aiden kurang, Sandy maklum karena Fara masih gadis.

Fara yang mendapatkan perlakuan manis dari Sandy sangat senang, dirinya merasa jauh didepan ketimbang Stella.

Dia yakin Sandy hanya mencintai nya, bukan Stella.

***

Sandy mengajak Stella makan malam disalah satu restoran tanpa mengajak Aiden.

"Kenapa kita hanya berdua San" tanya Stella setelah duduk dikursi

Sandy duduk disebelah Stella "ada kalanya tidak perlu mengajak Aiden di acara makan malam romantis kita"

Pipi Stella merona mendengar ucapan Sandy, dia mengalihkan perhatiannya pada lampu dibeberapa gedung dibawahnya.

Sandy mengajak Stella makan malam di roof top salah satu restoran bintang lima dijakarta.

Terdengar suara musik mengalun "mau berdansa" ajak Sandy

Stella menggeleng pelan "aku tidak bisa dansa" tolaknya

"Tak apa bisa aku ajarkan"

Stella masih menggeleng "tidak"

"Ayolah Ste" paksa Sandy

Stella masih terus menggeleng, tak lama terdengar suara ponsel Stella yang berdering.

Sandy mengurungkan niatnya mengajak Stella berdansa. Dia memaki orang yang mengganggu acara makan malamnya. Namun ketika mendengar Stella menyebut ayah dalam teleponnya, Sandy mengurungkan niat nya.

"Halo ayah"

"Stella apa kabar"

"Baik ayah, ayah sendiri?"

"Ayah dan ibu baik"

"Oh ya Ste, ayah mau bilang kalau adikmu Intan hari ini kejakarta, apa dia mengunjungi mu"

Stella menyernyit "tidak ayah"

"Ayah sudah menyuruhnya untuk tinggal di rumah mu, apa kau keberatan nak"

"Tentu tidak ayah, Stella senang kalau Intan mau tinggal dengan Stella"

"Baiklah ayah akan mencoba menghubungi nya"

"Stella hati-hati jaga kesehatan mu nak"

"Iya yah, ayah juga. Miss you"

"Miss you too princess"