Episode 3

✨ Bunda untuk Daddy 🎎

3

***

Satu minggu kemudian...

Stella mengemudi kan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju butiknya, udara pagi ini cukup cerah, tidak ada tanda-tanda akan turunnya hujan, tapi siapa yang tahu karena walau kadang pagi cerah, siangnya hujan turun dengan deras.

Sebenarnya sudah terlalu siang untuk dikatakan pagi, karena sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, tak biasanya Stella berangkat kebutik sesiang ini.

Tiba-tiba dirinya teringat dengan Aiden, bocah laki-laki tampan yang menggemaskan mengingat kan dirinya akan putranya yang telah tiada.

Sudah seminggu dia tidak bertemu dengan pria kecil menggemaskan itu, dirinya jadi rindu, 'bukankah dia teman sekolahnya Vini' bathinnya

Stella berniat melewati sekolah Vini, kali aja bisa bertemu dengan Aiden, pikirnya.

Stella membelokkan mobilnya bermaksud melewati sekolah Vini yang otomatis juga sekolah Aiden, dia berharap bisa bertemu atau sekedar melihat dari jauh.

Stella menghentikan mobilnya tepat didepan sekolah Aiden, "sepertinya sudah sepi, apa sudah pulang ya" monolog Stella menilik sekitar area sekolah

Dia melirik jam tangannya "tapi ini masih terlalu pagi, seharusnya belum jam pulang sekolah"

Stella mengetuk-ngetuk kukunya pada setir mobil, matanya memicing melihat objek didepannya, ya itu dia yang dia cari, Stella tersenyum membuka seat belt bermaksud menghampiri.

"Hai ganteng" sapanya

"Bundaa" teriak Aiden ketika melihat Stella berdiri didepannya. Aiden berlari dan melompat kegendongan Stella

"Aiden kangen sama Bunda" Aiden menyerukkan kepala dileher Stella

Stella mengelus rambut Aiden "Bunda juga kangen sama Aiden"

"Bunda kenapa disini" Aiden menegakkan lehernya melihat kewajah Stella dengan tangan yang masih melingkar dileher Stella

"Bunda sengaja pengen ketemu Aiden" Stella menciumi wajah didepannya yang sangat menggemaskan

Aiden terkekeh geli

"Kenapa Aiden sendirian disini, hem" tanya Stella setelah mendudukkan bokongnya pada kursi dan memangku Aiden

"Aiden nunggu Daddy"

"Hemm baiklah Bunda akan menemani Aiden sampai Daddy datang, oke" Stella mengedipkan mata sebelah kirinya

"Oke Bunda" Aiden menekuk jempol serta jadi telunjuknya

Sudah lima belas menit Stella dan Aiden menunggu namun yang ditunggu belum datang juga. Aiden juga terlihat lelah.

Akhirnya Stella berinisiatif bertanya kepada gurunya. Stella menggandeng tangan kecil Aiden menuju sekolah.

"Lho Aiden kok belum pulang" tanya guru Aiden yang diketahui bernama Dewi pada nametag nya ketika melihat Aiden memasuki ruang guru

"Anda siapa Nona" Dewi mengalihkan perhatiannya pada Stella

"Ini Bunda Stella miss" jawab Aiden sedangkan guru didepannya terlihat bingung

"Em gini bu, saya teman dari orangtua Aiden" bohong Stella

"Aiden dan saya sudah menunggu lama namun Daddy dari Aiden belum datang juga, apa boleh jika saya yang mengantar Aiden pulang" tawar Stella

"Saya akan tinggalkan kartu nama saya, jika anda ragu" Stella membuka tasnya dan memberikan kartu namanya kepada sang guru

"Eh iya silahkan Nona" jawab Dewi menerima kartu nama Stella

"Oh ya bu boleh saya tahu alamat rumah dari Aiden, karena saya baru pulang dari luar negeri jadi agak lupa" lagi Stella berbohong pada Dewi

Dewi agak ragu namun tak urung memberikan alamat rumah Aiden pada Stella.

Setelah berterimakasih Stella dan Aiden keluar meninggalkan area sekolah.

Sepanjang perjalanan Aiden terus saja mengoceh tentang sekolahnya, Stella sangat antusias mendengarkan sesekali menjawab pertanyaan Aiden. Stella berfikir mungkin kalau anaknya masih ada akan berceloteh seperti Aiden juga.

Mobil Stella sampai dikediaman Aiden, Aiden membuka kaca mobil dan berteriak pada satpam karena tak kunjung membuka gerbangnya.

"Pak Joko buka gerbangnya"

Joko selaku satpam terkejut ternyata tuan muda yang berada didalam mobil yang asing ini, dengan segera dia membuka gerbangnya.

"Aiden, tidak boleh berteriak kepada orang yang lebih tua sayang"

"Maaf Bunda" Aiden menunduk, Stella mengelus kepala Aiden dan menjalankan mobilnya memasuki halaman rumah Aiden

Aiden menggandeng tangan Stella mengajaknya masuk kedalam rumah, rumahnya sangat besar, pilar-pilar besar dan tinggi. Stella pastikan Aiden berasal dari keluarga yang sangat kaya.

"Omaaa" teriak Aiden ketika membuka pintu

"Aiden kalau masuk rumah harus berucap salam" tegur Stella

"Maaf Bunda" Aiden menutup mulutnya

"Ayo kita salam" Aiden mengangguk patuh

"Assalamualaikum" ucap keduanya bersama

"Wa'alaikumsalam" seorang maid menghampiri dan terkejut melihat tuan mudanya bersama wanita, bahkan yang membuat kaget adalah tuan mudanya berucap salam. Itu hal yang jarang terjadi dirumah sebesar ini.

"Moly, dimana oma" tanya Aiden

"Nyonya besar sedang keluar den"

"Saya Stella bi" ucap Stella melihat kebingungan Moly

"Dia Bunda nya Aiden" ucap Aiden polos membuat Moly kian terkejut

"Bunda angkat" lanjut Stella sambil tersenyum kearah Aiden yang juga tersenyum memperlihatkan gigi-giginya

"Oh mari masuk Nona"

"Bunda Aiden lapar" ujar Aiden ketika Aiden berhasil menarik Stella agar duduk disofa ruang tengah

"Bibi sudah menyiapkan makanan untuk aden"

Aiden menggeleng "tidak mau, Aiden mau masakan Bunda"

"Aiden mau Bunda masakin" tanya Stella yang langsung diangguki Aiden

"Baiklah, tapi Aiden ganti baju dulu ya"

"Ayo Bunda temenin Aiden ganti baju diatas" Aiden menarik tangan Stella

"Aiden, Bunda disini sebagai tamu tidak boleh masuk kamar Aiden, Aiden ganti baju sama bibi aja ya, biar Bunda masakin buat Aiden"

Aiden menekuk wajahnya "kalau cemberut nanti gantengnya hilang loh" goda Stella menoel pipi Aiden

Aiden tersenyum, "Moly ayo"

Sebelum naik kelantai dua Moly memanggil salah satu maid untuk membantu Stella serta menunjukkan dapurnya.

Aiden duduk dipantry melihat Stella yang sedang memasak, sesekali bertanya tentang nama sayuran yang ada didepannya.

Moly beserta maid lainnya tersenyum melihat interaksi keduanya. Seperti ibu dan anak sungguhan.

Setelah selesai Stella menyuapi Aiden dengan telaten.

"Bi, kapan oma nya Aiden pulang" tanya Stella disela kegiatannya menemani Aiden mengerjakan PR

"Biasanya siang Nona, oh ya Nona kenapa Nona yang mengantar aden pulang"

"Tadi gak sengaja ketemu disekolah, Aiden menunggu jemputan tapi tidak datang-datang akhirnya saya antar dia, kasihan dia sudah nunggu lama" jelas Stella mengelus kepala Aiden

"Terimakasih Nona sudah mengantarkan tuan muda"

"Iya bi sama-sama"

Sudah lebih dari waktu Dzuhur namun tidak ada tanda-tanda oma dari Aiden pulang, bahkan PR Aiden sudah selesai dikerjakan. Sebenarnya Stella tidak enak berada dirumah orang lain sedangkan yang punya rumah tidak ada dirumah.

"Hoahmmm"

"Aiden ngantuk ya"

"Iya Bunda, Bunda temenin Aiden tidur ya" pinta Aiden

"Kita tidur disana ya sayang" tunjuk Stella pada karpet bulu tebal panjang hampir mirip tempat tidur disamping pintu kaca yang menghubungkan dengan kolam renang disampingnya, serta karpet itu sendiri mengarah pada televisi besar didepannya

"Bunda bisa nyanyi" tanya Aiden ketika sudah berbaring disamping Stella

"Mau Bunda nyanyiin"

"Iya Bunda"

"Oke"

Stella mulai menyanyikan lagu pengantar tidur sambil menepuk-nepuk paha Aiden. Tak selang berapa lama Aiden sudah tertidur pulas.

Stella memandangi wajah disampingnya, dia tersenyum melihat wajah polos Aiden.

Kemudian dia bangkit, menata guling disisi Aiden dan berpamitan pada Moly untuk pulang.

***

Sebelumnya...

Dewi sebagai guru pengajar disekolah Aiden telah menelepon Sandy memberitahu kan bahwa sekolah pulang lebih pagi, agar segera menjemput Aiden disekolah.

"Fara tolong jemput Aiden sekarang"

"..."

"Aku ada meeting, mama sedang arisan, Aiden pulang pagi"

"..."

"Jemput dia sekarang"

"..."

Tut

Karena masih ada beberapa sesi pemotretan Fara lupa menelepon Udin untuk menjemput Aiden.

Alhasil ketika pak Udin sampai disekolah Aiden sudah tidak ada disana. Dia bertanya kepada gurunya ternyata Aiden sudah pulang diantar seorang wanita bernama Stella. Bahkan perempuan itu meninggalkan kartu namanya pada sang guru.

Pak Udin tidak asing dengan nama tersebut, namun segera memilih untuk pulang dan mengecek keadaan tuan mudanya.

Ternyata tuan mudanya sudah sampai dirumah, pak Udin segera menelepon guru Aiden guna memberitahu bahwa Aiden sudah dirumah dengan selamat.

Pak Udin sempat melihat kedalam wanita yang mengantar tuan mudanya. Ternyata orang yang sama waktu di acara ulangtahun dulu.

Pak Udin bernafas lega. Mungkin wanita itu benar-benar baik. Kalau sampai terjadi sesuatu dengan anak majikannya, tidak bisa dia bayangkan bagaimana nasibnya.

***

Hot

Comments

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

lanjuuuuut

2022-10-03

0

ciciatjeh

ciciatjeh

maaaniiss... ini terlalu cepat, takdir

2020-04-25

3

See all

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play