NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 10 - Malam yang Hangat

Selama hampir seminggu penuh mereka tidak saling bertutur

sapa. Setiap pagi Rizal selalu menyiapkan sarapan untuk Tia.  Mau sarapan itu dimakan atau tidak, dia hanya

selalu konsisten menyiapkannya. Karena tidak ingin Tia merasa terganggu dengan

kehadirannya, Rizal berusaha untuk bangun lebih pagi dan berangkat lebih awal

ke tempat kerja. Pulang kerja pun dia usahakan semalam mungkin yang sekiranya

Tia sudah tertidur lelap.

Hari itu menunjukkan pukul sebelas malam ketika dia sampai

dirumah. Dengan hati-hati dia membuka pintu rumah dan mulai merebahkan tubuhnya

dikarpet yang keras itu. Rizal berusaha memejamkan matanya. Baru beberapa menit

dia memejamkan mata, terdengar teriakan Tia dari kamar utama.

“Ahhhh… tolonggg…tolonggg.. aku takuuttt..aku taakuuu…

aaaaaahhhh… waaaaa….” Tia terdengar menjerit sekaligus menangis. Dengan sigap

Rizal mendobrak pintu kamar yang selalu dikunci itu.

BRAAAAAKKK!!

Dan pintu pun terbuka lebar dengan engselnya yang terlepas.

“Ada apa dek??!!” Tanya Rizal panic sembari melihat ke

keseluruhan kamar. Dia meliat Tia dipojokan gemetar ketakutan. Sementara tak

jauh dari dirinya berada ada seekor tikus yang kebingungan menemukan jalan

untuk keluar. Begitu melihat pintu terbuka, tikut itu langsung berlari kea rah pintu

dan menghilang. Rizal mendekati Tia pelan-pelan dan melihat kondisi Tia.

Dari dekat dia bisa tahu kalau tubuh Tia bergetar karena

ketakutan. Tia juga menangis sampai sesegukan. Rizal ragu antara ingin mendekap

Tia kepelukannya atau membiarkannya begitu saja. Dia takut Tia menolaknya,

karena didalam perjanjian tertulis tidak boleh ada kontak fisik. Namun

instingnya berbicara. Dengan lembut dia mendekap Tia dalam pelukannya.

“Ssssttt… jangan takut sayang… Tikusnya sudah keluar. Sudah

Tidak ada tikus lagi dikamar ini. Berhenti menangis ya…” bujuk Rizal seraya

memeluk Tia. Diluar dugaan Tia membalas pelukannya dengan erat, tubuhnya masih

gemetar ketakutan.

“Takuuttt mas… takuutttt…hiksss..hiksss…” Tia sesegukan.

Rizal merasa bahagia, untuk pertama kalinya Tia memanggilnya ‘mas’ bukan ‘kamu’

atau ‘kau’. Rizal semakin mempererat pelukannya.

“Sssstt…stttt… ada mas, jangan takut lagi ya…puk…puk..puk..”

Tia mulai sedikit tenang. Lama mereka dalam posisi berpelukan. Kemudian Rizal

mendengar nafas teratur Tia, menandakan kalau wanita itu sudah tertidur pulas.

Rizal menggendong Tia dan membaringkannya ditempat tidur. Ketika dia akan pergi

meninggalkan Tia, dia merasa ada tangan yang memegangnya.

“Jangan tinggalin Tia mas….” Tia berbicara dengan mata sayu,

menatap Rizal dengan tatapan memohon. Berdebar hati Rizal melihatnya.

Pikiran-pikiran liar mulai berkelebatan. Tapi Rizal berusaha menahan diri. Dia

memegang tangan Tia dan berkata.

“Mas hanya didepan sini, tidak akan kemana-mana” kata Rizal

sambil menunjuk ruang tamu tempatnya tertidur selama ini. Tia

menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Gak mau.. temani Tia mas, Tia takutt.” Tia menarik tangan

Rizal dengan lebih kuat sehingga Rizal kehilangan keseimbangan dan jatuh di

atas tubuh Tia. Keduanya sama-sama terdiam. Saling bertatapan. Menyadari ada

sesuatu yang salah, akhirnya mereka saling membuang muka. Rizal duduk

membelakangi Tia, takut bila berhadapan langsung dengan Tia dia tidak bisa

menahan hawa nafsunya.

“Mas, temani Tia ya… Tia masih takut…” Tia kembali merengek.

Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Rizal mengangguk.

Keduanya sama-sama berbaring terlentang. Tangan Tia masih

memegang tangan Rizal dengan posesif. Seolah-olah takut bila tidak memegangnya

Rizal akan pergi dari sisinya. Lambat-laun nafas Tia mulai teratur dan kembali

tertidur. Hanya tersisa Rizal yang menatap Tia dengan tatapan ‘Sang Pemangsa’.

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!