Rudi seorang anak muda berumur 23 tahun, dari kota Medan.
Berbekal ijazah Diploma bertitel Ahli Madya, Dia berhasrat menantang kerasnya kota Batam.
Di kota ini, akankah dia menggapai cita, cinta dan masa depannya?
Karya ini terinspirasi dari kisah nyata seorang teman. Ditambah bumbu-bumbu imajinasi penulis.
Cerita tanpa basa-basi dan tanpa ditutup-tutupi. Hitam putihnya kehidupan anak manusia menjadi Abu-abu.
Ini bukan kisah seorang pahlawan tanpa cela dan juga bukan sholeh tanpa dosa.
Inilah realita kesalahan manusia yang diiringi sedikit kebaikan.
Selamat Membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manik Hasnan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.10 Batamindo Muka Kuning
Kawasan industri Batamindo terletak di daerah Muka Kuning Batam. Kawasan Batamindo adalah kawasan terbesar pabrik yang bergerak di bidang produksi barang-barang elektronik. Ada puluhan pabrik di kawasan ini yang 90 persen produksinya adalah barang elektronik. Sebagian kecil ada pabrik plastik, packing/kardus dan lain-lain.
Di belakang kawasan pabrik ada tempat tinggal karyawan atau lebih dikenal dengan sebutan Dormitori. Tapi tidak semua pabrik memiliki Dormitori, mungkin hanya pabrik-pabrik yang elite saja. Kawasan Batamindo mempunyai empat gerbang untuk akses masuk ke dalam kawasan.
Pada saat Rudi memasuki kawasan pabrik, setelah 10 menit dia sampai di suatu lapangan yaitu lapangan sepakbola. Lapangan ini juga multifungsi sebagai tempat informasi seputar Batamindo. Lapangan ini sering disebut juga Batamindo Convention Center.
"Apa-apaan ini..!" gumam Rudi saat tiba di Lapangan CC.
Dia melihat hamparan manusia bagai buih di pantai. Setelah memperhatikan dengan seksama, Rudi baru tahu bahwa orang-orang tersebut adalah sama seperti dirinya yaitu pencari kerja.
Sebentar kemudian Rudi bergabung dengan kerumunan dan ikut melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata di Mading telah banyak ditempel tulisan dengan judul lowongan kerja. Satu persatu lowongan mulai dibacanya. Dengan wajah lesu Rudi mundur dari Mading.
"Huft.. Satu pun tak ada yang sesuai harapanku." gumamnya pelan.
Dari semua lowongan rata-rata adalah untuk perempuan, dan jika ada buat laki-laki syarat-syarat yang dibutuhkan dan pekerjaan yang membutuhkan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan Rudi.
Dengan lesu Rudi duduk di pinggir lapangan ingin berinteraksi dengan orang-orang.
"Boleh aku duduk di sini, bang?" tanya Rudi.
"Silahkan bang." jawab pria yang sepertinya lebih muda dari Rudi.
Dimulai dari perkenalan dan akhirnya mereka mulai akrab. Dari perkenalan Rudi tahu nama orang tersebut adalah Dedi berasal dari Solok Sumatera Barat. Dan dia juga tinggal di daerah RS Batu Aji yaitu di komplek Perumahan Griya Prima.
"Berarti semua lowongan diumumkan di CC ini ya Ded?" tanya Rudi.
"Sebenarnya tidak juga, Rud. Kadang ada lowongan langsung di pabrik. Biasanya pagi-pagi Security pabrik menempel lowongan di depan pabrik." lanjut Dedi.
"Tapi itu biasanya langsung dieksekusi atau langsung disaring. Jika memenuhi syarat maka langsung diterima bekerja" pungkasnya.
Menurut penjelasan Dedi lagi, orang-orang yang berkumpul di CC ini setelah selesai berebut lowongan di depan Pabrik.
Jika di atas jam 10 pagi, biasanya tidak ada lagi lowongan di depan pabrik. Makanya orang-orang biasany berkumpul di CC untuk istirahat dan melihat lowongan. Lowongan di CC tersebut biasanya lowongan yang tidak terburu-buru.
Setelah lama ngobrol akhirnya Rudi dan Dedi sepakat untuk barengan besok pagi bertemu di CC untuk sama-sama memburu pekerjaan. Dan kemudian mereka pulang bareng karena lokasi tempat tinggal mereka juga searah.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, Carry jurusan RS Batu Aji pun muncul. Mereka berdua lalu naik dan melanjutkan obrolannya di dalam mobil.
Mereka pun berpisah saat Dedi sudah sampai di tujuannya di Griya Prima.
Carry pun melaju lagi sekitar lima menit Rudi juga tiba di depan simpang Perumahan HPM dan turun dari mobil.
Sampai di rumah Kakek Dahnil sekitar pukul setengah satu siang. Setelah mendirikan sholat dzuhur, Rudi pun makan siang bersama Kakek dan Nenek.
Setelah selesai makan Rudi dan Kakek ngobrol.
"Lancar semua urusannya, Rud?" tanya Kakek Dahnil.
"Alhamdulillah pengurusan surat-surat sudah selesai, Kek." jawab Rudi.
Tanpa diminta kakek, Rudi lalu menceritakan pengalamannya setengah hari tadi.
"Intinya kamu harus sabar, Rud" ucap Kakek sambil menepuk pundak Rudi pelan.
Lalu Rudi pun minta izin istirahat menunggu jam setengah tiga sore. Karena hari ini adalah hari pertama dia ikut tim PT.Nagano latihan sepak bola.
"Semoga nanti berjalan lancar" pintanya dalam hati.
Bersambung...
###
Hai Readers yang masih setia mengikuti cerita saya.
Semoga terhibur ya..
Sampai ketemu di episode selanjutnya.
😊😊😊
🙏🙏🙏
###