NovelToon NovelToon
Bound By Capital Chains

Bound By Capital Chains

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Obsesi / Percintaan Konglomerat
Popularitas:850
Nilai: 5
Nama Author: hellosi

Ketika takdir bisnis mengikat mereka dalam sebuah pertunangan, keduanya melihatnya sebagai transaksi sempurna, saling memanfaatkan, tanpa melibatkan hati.

Ini adalah fakta bisnis, bukan janji cinta.

​Tapi ikatan strategis itu perlahan berubah menjadi personal. Menciptakan garis tipis antara manipulasi dan ketertarikan yang tak terbantahkan.

***

​"Seharusnya kau tidak kembali," desis Aiden, suaranya lebih berbahaya daripada teriakan.

"Kau datang ke wilayah perang yang aktif. Mengapa?"

​"Aku datang untukmu, Kak."

"Aku tidak bisa membiarkan tunanganku berada dalam kekacauan emosional atau fisik sendirian." Jawab Helena, menatap langsung ke matanya.

​Tiba-tiba, Aiden menarik Helena erat ke tubuhnya.

​"Bodoh," bisik Aiden ke rambutnya, napasnya panas.

"Bodoh, keras kepala, dan bodoh."

​"Ya," bisik Helena, membiarkan dirinya ditahan.

"Aku aset yang tidak patuh."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellosi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Di kelas Sejarah Ekonomi, Pengajar sedang berbicara tentang krisis moneter Asia, subjek yang sangat penting bagi para pewaris.

Reyhan, seperti biasa, fokus mencatat di buku catatannya yang bersampul kulit hitam polos, bukunya selalu rapi dan tanpa cela.

Helena duduk di sampingnya merasa bosan karna materi ini sudah dia pelajari dengan Aiden beberapa hari yang lalu.

​Helena diam-diam mengeluarkan stiker berwarna pink cerah bergambar alpaca yang memakai kacamata hitam.

Stiker itu kontras sekali dengan aura serius Reyhan.

​Helena berbisik,

"Jangan bergerak."

​Reyhan merasakan tatapan intens Helena. Dia tahu kenakalan apa yang akan datang.

Dia hanya menutup matanya sebentar, menghela napas pasrah, dan melanjutkan menulis seolah tidak terjadi apa-apa.

​Helena dengan cepat menempelkan stiker alpaca itu di sudut sampul buku catatan Reyhan.

Stiker itu langsung merusak kesempurnaan buku Reyhan.

​"Selesai!" bisik Helena bangga.

"Sekarang bukumu punya kepribadian."

​Reyhan membuka matanya, menatap sampul bukunya. Dia melihat alpaca berkacamata hitam itu. Dia mengambil buku itu, memutarnya, dan mengamatinya sejenak.

***

Di sebuah ruang kerja yang mewah, Alaric dan Clara duduk berhadapan.

Mereka baru saja menerima sebuah encrypted folder dari jaringan informan yang mereka biayai selama bertahun-tahun.

Informasi itu didapatkan melalui data breach yang menargetkan arsip salah satu firma hukum keluarga Aliston yang sangat tua dan dipercaya.

Alaric dan Clara menghabiskan kekayaan besar untuk pengkhianatan tingkat tinggi ini.

​Clara, dengan kacamata bacanya, membuka salah satu dokumen, yang ternyata adalah laporan rumah sakit 16 tahun silam. Matanya melebar, dan dia tersentak.

"Alaric... kau harus lihat ini," bisiknya, suaranya tercekat antara kejutan dan kegembiraan.

​Alaric, yang sedang menyesap whisky mahalnya, mengambil dokumen itu. Dia membaca laporan kelahiran Reyhan, namun nama ibu yang tercantum.

Wajahnya yang tegang perlahan berubah menjadi seringai lebar, sebuah ekspresi yang dingin dan puas.

​"Astaga," desis Alaric.

"Henhard si bajingan itu!"

"Dia tidak hanya meniduri pelayan bar, tapi dia juga membawa anak haramnya untuk dibesarkan oleh istrinya."

"Pria itu benar benar tidak punya hati"

​Clara tertawa kecil, tawa yang terdengar tajam dan renyah.

"Ini bukan hanya aib, Sayang. Ini adalah bom nuklir. Siapa yang peduli pada saham? Ini tentang moral, seorang Henhard Aliston."

​Alaric mengangkat gelas whisky-nya.

"Kita tidak hanya akan menjatuhkan sahamnya, Clara. Kita akan menghancurkan citra 'pewaris yang sempurna' yang dia bangun di atas kebohongan."

"Aiden si dingin itu... entah dia tahu atau tidak. Dan Reyhan, si anak haram itu, akan menjadi alat penghancur Henhard."

​"Dan kematian Lura Alea," tambah Clara, matanya berkilat licik.

"Kita bumbui dengan sedikit drama. Bunuh diri karena pengkhianatan... Bukankah itu akan menjadi narasi yang luar biasa untuk media?"

​Mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Mereka tahu, bom waktu ini harus diledakkan tepat saat Aiden dan Helena berada di puncak popularitas mereka, kontras antara "dongeng modern" mereka dan kebusukan inti keluarga Aliston akan menghancurkan segalanya.

***

Bom itu akhirnya diledakkan secara tiba tiba, bukan di konferensi pers formal, tetapi di ranah yang paling merusak di era modern, media sosial dan grup chat eksklusif para elite bisnis.

Mereka tahu, desas-desus yang dimulai dari bisikan akan menyebar lebih cepat daripada berita utama.

Suatu malam, berita itu meledak. Pada awalnya, itu hanyalah unggahan anonim di forum gosip private Helios Academy yang sering diakses oleh para pewaris.

"Pewaris Aliston yang lebih muda bukanlah anak Lura Alea."

Kemudian, bom yang sebenarnya dijatuhkan melalui pesan berantai yang dikirim oleh Anonim kepada klien-klien kunci dan pemegang saham Aliston.

Pesan itu, dikemas dalam narasi kepedulian palsu, berisi detail yang kejam.

"Henhard Aliston telah menyembunyikan kebenaran selama 16 tahun. Reyhan Aliston bukanlah putra mendiang Lura Alea. Ibunya adalah seorang pelayan bar murahan, yang menghilang setelah melahirkan. Pengkhianatan Henhard ini melukai Nyonya Alea begitu dalam sehingga kematiannya 13 tahun lalu bukan hanya sakit, melainkan bunuh diri karena aib dan kesedihan yang tak tertahankan. Fondasi Aliston dibangun di atas kebohongan, dan penerus yang sah, Aiden, dididik di tengah rahasia ini."

Kabar itu menyebar bagai api liar. Pasar saham bereaksi liar.

Saham Aliston Corporation, yang selama ini stabil, mulai anjlok.

Para pesaing, memandang rakus kesempatan ini, siap menerkam.

Di kediaman Aliston, Reyhan membaca pesan itu di ponselnya.

Dia merasakan seluruh dunianya runtuh. Selama ini, dia selalu merasa berbeda, sebuah bayangan yang tidak sepenuhnya cocok, namun dia tidak pernah membayangkan kebenaran sekejam ini.

Rasa pasrahnya kini berubah menjadi amarah dan kehancuran yang senyap.

Dia bukan hanya anak haram, dia adalah aib yang dituduh menyebabkan kematian ibunya.

Reyhan menjatuhkan ponselnya, punggungnya bergetar di tengah keheningan kamar.

Aiden, di sisi lain, melihat berita itu hanya memejamkan matanya sebentar.

Ekspresinya tetap datar, tanpa ada keterkejutan. Di matanya, yang terlihat hanyalah grafik kerugian yang berputar-putar.

Dia tidak terkejut karena dia sudah tahu kebenaran Reyhan, namun dia marah karena Henhard membiarkan rahasia itu merusak nama Aliston.

Topengnya tidak bergerak, tetapi di bawahnya, amarah dingin seorang pewaris yang terancam kekuasannya mulai mendidih.

Prioritasnya adalah kerusakan yang harus segera diperbaiki.

***

Helena membaca berita itu di kamarnya. Jantungnya mencelos. Saham Nelson berfluktuasi liar.

Dia bertanya-tanya.

Apakah berita itu adalah kebenaran, atau hanya rumor kotor yang ingin menjatuhkan Aliston?

Helena memikirkan kehangatan yang dia rasakan dari Fedrick dan Calista, lalu membandingkannya dengan keheningan dingin di Aliston.

Mengingat tatapan Reyhan yang penuh kesedihan dan luka di tangan Aiden, Helena menyadari satu hal.

Kebohongan ini, baik benar atau salah, terlalu kejam untuk Reyhan.

Dia segera menghubungi Aiden, tetapi teleponnya tidak dijawab.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!