Ramalan Senja

Hah,,,, aku menarik nafas panjang, suasana ruang tamu menjadi hening setelah kepergian mbak suci. sang tamu yang menjadi pemicu bom di suasana siang itu, akhirnya memutuskan untuk undur diri. "saya harap mas memikirkannya baik2. ambilah keputusan terbaik. saya pamit dlu apapun keputusan mas, tolong kabari saya di no tlp ini".pamitnya sembari menyerahkan selembar kertas padaku.

Setelah pak yanto pulang, kami semua masih kepikiran dengan ucapannya. mamak mulai buka suara. "gimana le? apa kamu merasa yang diucapkan pak yanto tadi sesuai dengan keadaan kamu"? aku sedikit ragu. untuk menceritakan keadaan rumah tanggaku. ini bagaikan membuka aibku sendiri. tapi aku agak terpengaruh dengan ucapan pak yanto.

"Sebenarnya iya mak. semenjak senja keluar kerja. kami mengalami kesulitan keuangan. apalgi sekarang aku cuma jadi ojol".ucapku agak terbata. " sekarng jg buat ongkos ksni, senja terpaksa menjual cincin".cicitku pelan. mamak hanya bisa mengelus dada, harus mengambil tindakan ap. dipun tak mau kalo sampai surya harus hidup sengsara selamanya.

Mas rully pun angkat suara. "gimana kalau tanya dlu sama pak yanto, surya tu harus di obati apa dan bagaimana. nah sekiranya mampu ya lakuin gpp, kalo misalkan berat ya mending anggap aj angin lalu. kamu kan bisa buka usaha yang lain nanti".

Aku mulai mencerna perkataan mas rully, ya dia bener, aku bisa tanya dulu ke pak yanto gimana baiknya. " baiklah mas, bsok aku coba hubungi pak yanto suruh ksni lagi".sekarang aku mau cari mbak suci dulu biar ga salah paham.

Mas surya pun beranjak dari duduknya dan pergi keluar rumah. dia akan mencoba berbicara dengan mbak suci. sedangkan saudaranya yang lain mulai menyiapkan untuk acara tahlilan bapak nanti malam.

Sementara mbak suci sedang menepi di belakang rumah bersama mas Adi. dia sungguh kecewa, karena keluarganya mempercayai apa yang diucapkan oleh orang yang baru mereka kenal. apa meraka ta cukup mengenal senja, kenapa masih meragukan ketulusannya. dia yang hanya menantu tapi begitu perhatian kepada orang tua kami. saudara2 kami yang lain pun ketika butuh bantuan pasti larinya ke senja, apa mereka melupakan semua itu.

"mbak, aku tau mbak kecewa sama kami, tapi mb bukannya aku meragukan senja, tapi emang apa yang dikatakan oleh pak yanto soal keadaan aku tu bener. aku juga g mau hidup sengsara terus mb, kasian senja dan anak2. aku juga pengen merubah keadaan kami agar lebih baik. g ada salahnya di coba dlu, pengobatan seperti apa yang bakal di sampaikan oleh pak yanto. besok aku akan menyuruhnya kesini lagi, biar semuanya jelas. maafin aku mb, tapi tolong hargai keputusanku".tanpa menunggu jawaban mbak suci, aku pun melangkah masuk ke rumah. mbak suci langsung menangis dipelukan mas Adi. "surya jahat mas, mereka semua jahat sama senja. dulu saat aku msih seorang janda, hanya senja lah tempat aku berkeluh kesah, dia yang tanpa pamrih membantuku, membantu sekolah anak2.

Mas Adi mulai menenangkan mbak suci diapun hanya orang luar yang tidak berhak ikut campur. " ma, sudah, kita doakan saja, semoga kedepannya semua akan baik2 saja, mama jangan terlalu banyak berpikiran buruk. takutnya malah mama yang ngedrop". ayo udah sore, bukannya nanti malam ada tahlilan. jangan kuatirin yang belum terjadi". mbak suci pun menurut dan mulai menenangkan perasaan gundahnya.