zahratunnisa, gadis berparas ayu yang sedang menempuh pendidikan di Dubai sebuah musibah menimpanya, hingga akhirnya terdampar di amerika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh
Ethan menatap keluar jendela, langit sore di musim gugur menjelang musim dingin, terasa sendu dan syahdu.
Sejak kejujuran luke akan perasaannya pada zahra tadi, sejak itu pula hatinya merasakan hal yang sangat asing. Ia tak pernah cemburu pada siapapun, dia pun tak pernah merasakan jatuh cinta. Namun sejak kehadiran zahra, ethan tak tahu mengapa hatinya bisa seperti ini.
"hhhhhhhh...."desah nafasnya terasa berat, ethan tak menyukai perasaan ini.
Ethan memutar-mutar kursinya, rasa asing yang belum pernah ia rasakan ini, sungguh sangat menganggu.
Tadi setelah kepergian luke, ethan meminta zahra menemuinya. Tapi davina, pelayan yang lewat di depan ruangannya ketika ia hendak keluar tadi, mengatakan gadis berhijab itu sedang salat.
Di sini, saat ini ethan menunggu dengan tidak sabar. Terakhir kali bicara dengan zahra 3 hari yang lalu, saat ia menawarkan bantuan. Dan sampai detik ini gadis itu belum menjumpainya, ethan merasa zahra masih takut padanya, dan entah mengapa ia merasa zahra sedikit angkuh.
"tok..tok.."
Suara ketukan itu, menyentakkan ethan dari lamunannya. Entah mengapa ada rasa gugup menghinggapinya, dengan menegakkan tubuhnya, ethan memerintahkan untuk masuk.
Zahra membuka pintu perlahan, wajah putihnya terlihat cerah tanpa sapuan make-up sama sekali.
"tuan memanggil saya?"
"duduk!" perintah ethan dengan suara parau, pria itu bangkit dan melangkah menuju kursi sofa.
Zahra mengangguk patuh, dengan sopan ia duduk di sofa,
"saya ingin bicara dengan tuan sebenarnya, tapi tadi saya segan, karena teman anda"
Ethan mengernyitkan keningnya, ia menyilangkan kaki, menatap zahra serius.
"sudah seminggu saya di rumah ini, tidak memiliki pekerjaan, saya tak enak hati dengan yang lainnya tuan" ujar zahra sopan,
Raut wajah cantiknya yang bercahaya, mempesona ethan yang terpaku sesaat.
"ehem.." ethan berdehem, memecah kecanggungan yang sesaat menyergapnya.
"kan aku sudah memberimu tugas untuk menjadi asisten pribadiku.."
"tuan.." panggil zahra dengan suara tercekat, wajah cantiknya memias terkejut.
"ehh..maaf" ethan tersentak sadar, dengan cepat ia mengibaskan tangannya.
"menjadi asistenku, tanpa urusan ranjang tentunya"
Terdengar tarikan nafas zahra lega, senyum manisnya mengembang indah, mata besarnya mengerjab penuh terima kasih.
Ethan kembali terpana, senyum dan mata zahra itu menghipnotisnya. Tanpa ia sadari, ia ikut tersenyum seperti orang bodoh.
"kamu bisa membantuku dalam segala hal, dengan ilmu yang kamu punya di bidang manajemen kamu bisa memberikan masukan-masukan untukku"
Zahra mengangguk sopan, wajahnya terlihat cerah,
"tuan tidak perlu membayar jasa saya,hutang saya kepada anda terlalu besar.."
Mata elang ethan terpana, sejak gadis ini memasuki rumahnya, tidak rasanya sejak ia melihat perempuan ini pertama kalinya, saat zahra menatapnya dari mobil mister david, ethan sudah menyadari ada yang aneh dengan hatinya.
"saya tahu tuan, mungkin butuh waktu lama untuk melunasi hutang saya pada anda, tapi saya mohon belas kasihan tuan lagi, beri saya waktu untuk melunasinya..."
Zahra terdiam sesaat, mengamati reaksi ethan yang hanya diam. Pria itu tak menjawab, mata elangnya hanya menatap zahra.
"walau..walau saya tahu hutang budi dan kebaikan tuan, tidak akan pernah sanggup saya bayar..."
"zahra!"
"ya.." kernyitan di kening zahra menebal, suara pria itu memanggil namanya terdengar lembut.
"apa karena itu, kamu sampai sekarang tak memintaku untuk menyelidiki pelaku di balik kasusmu ini?, kamu takut hutangmu semakin menggunung?"
Anggukan kepala zahra terlihat ragu, matanya tak berhenti mengamati ethan yang menatapnya lekat.
Ethan tersenyum, zahra sampai terpaku tak percaya. Senyum pria itu terlihat indah dan tulus, ia mengalihkan perhatian secepatnya, entah mengapa hatinya berdebar.
Zahra merasa jengah, senyuman pria itu membuat wajahnya memerah.
"aku tak pernah memintamu membayarnya kan?"
Tatapan penuh tanya ethan membuat zahra jengah, perlahan kepalanya mengangguk.
"aku membantu tanpa bayaran zahra, semua pelayan yang ada di rumah ini, aku menyelamatkan mereka dari perdagangan manusia, aku membebaskan mereka semua, tapi mereka ingin bekerja denganku.., dan kamu bisa tanya pada mereka, aku tetap membayar gaji mereka dengan teratur"
"maaf tuan.." sahut zahra sungkan, ia merasa bersalah telah berpikiran yang buruk tentang pria yang duduk di hadapannya ini.
Penjelasan ethan barusan, mengembalikan keyakinan zahra bahwa ethan adalah pria yang baik.
"aku akan membebaskan kamu, setelah aku menyelidiki kasusmu ini rencananya, aku tak mau menolong orang setengah-setengah seperti ini. Nanti jika aku bisa menemukan dokumen identitasmu, jika kamu ingin kembali ke Indonesia, aku akan ijinkan"
Mata zahra membelalak tak percaya, rasa kagum sekelebat singgah di hatinya yang sedari tadi sudah berdebar tak menentu.
Suara pria itu yang lembut, tatapannya yang hangat, zahra tahu ethan memang orang baik.
"tuan.." panggil zahra tanpa melepaskan pandangannya pada pria itu.
"heumm.."
"boleh saya tahu, kenapa tuan menyelamatkan saya?"
Ethan terlihat tersentak, namun dengan cepat ia tersenyum kembali.
" karena kemanusiaan" jawabnya singkat, ia terlihat enggan menjawab.
"maaf tuan, saya terlalu lancang, tapi jika saya lihat, semua pelayan tuan termasuk saya adalah orang asia tenggara.."
"hahahah.." tawa pria itu menghentikan ucapan zahra, zahra memicingkan matanya, suara tawa ethan terdengar sumbang, dan entah mengapa menurutnya tawa ethan itu tak sampai ke hati.
Ethan berdiri, melangkah menuju jendela kaca itu, menatap ke luar memandangi malam.
"bagaimana, apakah kamu masih keberatan menerima pertolonganku?" tanya ethan mengalihkan pembicaraan.
Zahra menghadapkan tubuhnya, mengamati ethan yang berdiri membelakanginya.
"jika tuan tidak merasa keberatan, dan tidak terbebani, saya sangat berterima kasih tuan"
Ethan berbalik, mata elangnya melihat zahra dengan tatapan senang. Kembali pria itu berjalan ke arah sofa, kini ethan duduk di sisi zahra yang tersentak kaget tak menyangka.
Ada rasa sungkan menghampirinya, ia ingin beringsut, namun zahra menahannya. Ia tak mau membuat pria itu tersinggung atau marah lagi.
"kalau begitu, kamu harus menceritakan semuanya padaku, tanpa ada yang tertinggal, bagaimana?"
Suara riang ethan membuat hati zahra menghangat, ia tersenyum lembut. Ternyata tuan ethan adalah pria yang sangat baik, zahra hanya mengangguk sopan, dari wajah cantiknya terlihat bahwa zahra sangat berterima kasih.
Bersambung...