Dokter Cantik milik tuan mafia...
Di tengah malam yang sunyi dan hujan yang tak henti mengguyur kota, Flo seorang dokter muda yang baru saja di pindah tugaskan dari rumah sakit besar ke klinik kecil pinggiran kota, tanpa sengaja menemukan seorang pria tergeletak di tepi jalan bersimbah darah namun masih bernapas.
Pria itu misterius tanpa identitas jelas, hanya mengenakan jaket kulit hitam yang robek di bagian bahu, dan luka tembak di sisi tubuhnya, masih berdarah. Dengan naluri seorang dokternya meronta, dan tak bisa tinggal diam.
Flo membawanya ke rumahnya karena saat itu klinik tempat ia bekerja sudah tutup.Flo pun menolongnya.
sepanjang malam, ia hanya bisa menahan napas di antara rasa takut dan tanggung jawab.
Namun, siapa sangka, pria itu bukan orang biasa. Namanya Gilhan Alfaro seorang mantan agen intel yang kini diburu oleh orang-orang dari masa lalunya.
Luka yang ia bawa bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya yang penuh rahasia, dendam, dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10 rahasia dibalik kalung
Pagi menjelang perlahan. Kabut tipis menyelimuti pepohonan di luar penginapan tua itu, sementara aroma embun masih terasa lembap di udara.
Flo terbangun lebih dulu, duduk di tepi ranjang dengan pandangan kosong. Pikirannya masih melayang pada semua yang terjadi semalam ...pelarian, rasa takut, dan perasaan yang tumbuh begitu cepat di antara mereka.
Gilhan duduk tak jauh darinya, masih menatap kalung hitam di genggamannya. Ia tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri, seolah sedang menimbang sesuatu yang berat.
Flo menatapnya lama sebelum akhirnya berkata pelan,
"Kalung itu… semuanya bermula dari situ, bukan?"
Gilhan mengangkat wajahnya perlahan. Ada sorot kelelahan di matanya bukan karena kurang tidur, tapi karena menyimpan beban terlalu lama.
Ia mengangguk perlahan.
"Ya. Semuanya bermula dari benda kecil ini."
Ia memutar kalung itu di tangannya, menatap liontin besi hitam yang tampak sederhana padahal di baliknya, tersimpan sesuatu yang lebih berbahaya dari yang bisa dibayangkan.
"Di dalam kalung ini ada chip berisi data hasil riset proyek rahasia, milik organisasi yang dulu aku bekerja untuk mereka..." ucap Gilhan akhirnya.
"Mereka menyebutnya *Project Eden* percobaan bioteknologi yang katanya bisa menyembuhkan penyakit genetik… tapi sebenarnya digunakan untuk hal yang jauh lebih gelap.!"
Flo terdiam, tubuhnya menegang.
"Apa kamu bagian dari mereka?"tanyanya hati-hati.
"Hhmm...Dulu,aku...---" jawab Gilhan lirih. "Aku hanya teknisi lapangan.
Tapi ketika tahu data itu digunakan untuk menciptakan senjata biologis, aku… mencurinya. Aku tak bisa membiarkan mereka menyebarkan sesuatu yang bisa menghancurkan manusia." Akunya lirih.
Ia menatap Flo, tatapannya dalam dan penuh rasa bersalah.
"Aku sembunyikan chip itu di dalam kalung ini, dan ketika aku terluka waktu itu… aku yak sengaja menjatuhkannya di dekat rumahmu. Aku tak pernah menyangka akan bertemu seseorang seperti mu, Flo ...apalagi membuat mu terlibat sejauh ini.maafkan aku Flo.!" Ungkap Gilhan merasa bersalah.
Flo menatapnya tanpa berkedip.
Semua potongan puzzle yang selama ini kabur kini mulai jelas.
luka Gilhan, orang-orang bersenjata, pengejaran, dan malam-malam penuh ketegangan.
Namun di balik rasa takut yang kembali menyergap, ada sesuatu yang lain, yaitu "empati".
"Jadi… selama ini kau hidup diburu karena mencoba menyelamatkan orang lain?" tanyanya pelan. Gilhan tersenyum miris. "Ironis, bukan? Aku berusaha menyelamatkan dunia, tapi malah menghancurkan hidup ku sendiri."
Flo mendekat, tangannya perlahan menyentuh tangan Gilhan yang masih menggenggam kalung itu.
"Kau tidak menghancurkan apa pun, Han. Kau hanya belum selesai memperjuangkannya saja.."
Gilhan menatap tangan itu lembut, hangat, dan penuh ketulusan yang belum pernah ia rasakan dari siapa pun.
"Hmph...."
Ia menarik napas dalam, seolah menenangkan badai yang bergolak dalam dadanya.
"Kalau mereka tahu, jika kamu tahu semua ini, Flo… mereka tidak akan berhenti sampai kau mati."
Flo menatapnya tanpa ragu. "Maka lindungilah aku, seperti yang kau janjikan." ucap Flo sambil tersenyum, namun tangan nya tetap menggenggam tang kekar sang pria.
Senyuman itu tak mampu untuk membuat Gilhan tak mendekat lalu memeluknya
Keheningan kembali jatuh di antara mereka, tapi kali ini bukan karena kebingungan atau ketakutan melainkan karena sebuah tekad baru telah tumbuh.
Gilhan menggenggam kalung itu kuat-kuat, lalu menatap Flo dengan mata yang tak lagi samar.
"Aku akan mengakhiri semua ini, Flo Demi kau… dan demi semua yang sudah mereka rusak."
Flo mengangguk, matanya berkaca-kaca.
"Aku percaya padamu, Han..."
Dan pagi itu, di tengah kabut yang perlahan terangkat, dua orang yang semula terikat oleh takdir kebetulan kini menyatu dalam satu tujuan.
Mengakhiri perburuan, dan menemukan arti hidup di antara peluru dan rahasia.
