NovelToon NovelToon
NIKAH PAKSA [Menghapus Fitnah]

NIKAH PAKSA [Menghapus Fitnah]

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Perjodohan / Selingkuh / Bad Boy / Teen School/College
Popularitas:24.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mellisa Gottardo

Sepasang remaja yang tidak saling kenal, berbeda latar belakang, berbeda keyakinan dan berbeda pola pikir. Harus di nikah-kan secara paksa, karena keduanya di tuduh berzina saat sedang berteduh di gubuk reyot.

Berawal dari Fitnah, benci dan ego. Bagaimana keduanya hidup dalam ikatan pernikahan?

Note : Berdasarkan imajinasi Author, selamat membaca :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf

Aurora melawan seorang diri, badannya menerima pukulan dan wajahnya pun sudah babak belur. Tapi dia masih berdiri kokoh, matanya masih menyala. Dia akan menolong suaminya apapun yang terjadi.

Tidak lama kemudian Bodyguard yang dipanggil oleh Sopir datang, mereka menolong Aurora dan Alvian yang terluka parah. Setelah para geng Motor itu pergi, Aurora dengan menahan sakit, mendekat ke arah Alvian, namun....

"SAYANGG!!!!."

Cindy datang, memeluk Alvian. Aurora menghentikan langkahnya, dia berbalik kembali ke mobilnya.

Sopir menatap pemandangan itu dengan sedih, prihatin dengan nonanya. Padahal sudah menolong Tuannya, tapi tetap saja tidak dilihat.

Bruk!

Semua orang melongo, bahkan Aurora melotot. Alvian mendorong Cindy sampai terjatuh, dengan terseok seok Alvian mendekat ke arah mobil Aurora.

"Alvian!! aku mau bawa kamu ke rumah sakit!! kenapa kamu malah dorong aku." Teriak Cindy.

"Rumah Lo bukan lewat sini, ngapain Lo tiba-tiba ada disini. Seakan Lo tau kalo gue di kroyok." Alvian melirik sinis.

"NGGAK!!! Aku cuma kebetulan lewat." Bantah Cindy.

"Semuanya bakal terungkap setelah ini, kalau Lo main main sama gue, Lo bakal habis." Alvian menatap nyalang.

Cindy mematung, wajahnya pucat tapi dia berusaha sekuat tenaga menyangkal. Alvian tidak mau dengar, dia masuk ke mobil dan duduk di sebelah Aurora.

Melihat Aurora yang juga babak belur, tapi tatapannya masih sama. Datar, cuek dan polos. Seakan kejadian tadi hanya angin lalu baginya.

"Makasih." Ucap Alvian.

Aurora diam, tidak menjawab apapun. Pak Supir tersenyum tipis, merasa ikut senang karena Tuan nya akhirnya melihat Nona nya, yang baik hati dan kuat.

Sampai di rumah, Aurora langsung pergi ke kamar. Alvian di papah oleh supir kembali ke kamarnya.

Aurora langsung mandi dan mengobati lukanya sendiri. Mengoleskan salep, mengoleskan obat merah dan menempelkan plaster. Dia melihat dirinya tetap terlihat imut.

Alvian sampai di kamar, dia langsung rebahan di ranjang, nafasnya tersengal terlihat kesakitan. Aurora merasa sedih, merasa tidak baik jika tetap cuek.

Aurora mengambil kotak P3K, lalu mendekat ke arah Alvian. Melepaskan sepatu dan kaos kaki. Menarik seragam yang sudah kotor bercampur darah dan mulai mengompres tubuh kotor itu dengan air hangat.

Alvian diam, sesekali meringis sakit. Tatapannya terus mengamati Aurora, dia sekarang sadar bahwa perilakunya sudah keterlaluan. Dia membuat gadis malang ini kesepian, pantas saja dia punya pacar.

"Aurora." Pertama kalinya, Alvian memanggil Aurora dengan namanya.

Deg.

"Ya?." Aurora terkejut.

"Gue pikir, emang bener harusnya kita cerai aja. Lo bisa bahagia bareng pacar Lo, sorry udah bikin hidup Lo menderita, gadis baik kaya Lo ngga pantes bersanding sama gue. Gue minta maaf, gue bakal kasih kompensasi." Ucap Alvian.

"Tolol." Ucap Aurora, dengan datar.

"A-apa?." Syok Alvian.

"Kamu tolol, udah tau aku introvert. Mana mungkin punya tenaga selingkuh, aku emang bohong karena males aja liat kamu yang suka ngatur, padahal diri sendiri aja kacau." Ucap Aurora, jujur sambil terus fokus mengobati.

"Jadi... Lo bohong?." Alvian merasa... lega.

"Kenapa? mau ketawa sekarang. Iya aku emang cemburu, aku sakit hati. Siapa yang ngga sakit hati, liat suami sendiri ciuman sama mantan pacarnya, boncengin mantan pacarnya, bahkan nolongin mantan pacar yang di tonjok sama istrinya. Aku selama ini emang cuek, tapi tetep aja diem diem aku nangis, aku juga manusia biasa. Bisa capek, bisa sakit hati." Ucap Aurora memilih jujur.

"L-lo." Alvian tercekat, menatap mata bulat yang biasanya menatap polos dan datar itu, kini menangis.

Alvian berusaha duduk, menatap Aurora dengan tatapan bersalah dan ikut sakit hati. Tatapan itu terlalu menyakitkan untuknya, dia pikir selama ini Aurora memang cuek, ternyata dia hanya memendam perasaannya.

Greb

Alvian menarik Aurora ke dalam pelukannya, jantungnya berdebar kencang. Pertama kali setelah menikah, baru kali ini dia memeluk istrinya. Rasanya aneh, sangat berbeda sekali. Dia sering di peluk oleh Cindy, tapi rasanya hambar tapi kali ini dia merasa ada sengatan listrik, yang membuat jantungnya berdebar dan tubuhnya meremang.

Aurora membalas pelukan itu, merasakan pelukan suaminya, yang selama ini dirinya dambakan dalam diam. Dia menangis, menumpahkan semua rasa sakit yang dirinya pendam. Meskipun hanya selama satu bulan, dia merasa tersiksa, dia tidak bisa menahan lebih lama lagi rasa sakit itu.

"Maaf, waktu itu gue ngga ciuman. Cindy tiba-tiba asmanya kambuh, aku cuma berusaha mapah dia. Tapi dia nempel - nempel gitu aja, aku berusaha hindar dan dorong dia." Ucap Alvian.

"Bacot." Umpat Aurora.

"Gue serius." Ucap Alvian.

"Artinya kamu khawatir sama dia kan, kamu khawatir karena dia punya asma." Lirih Aurora.

"Dibanding khawatir, gue cuma kebiasaan. Selama dua tahun gue terpaksa pacaran sama dia, dia selalu minta banyak hal aneh. Contohnya kalo tiba-tiba asma, dia selalu ngancem mau bunuh diri. Awalnya gue muak, tapi lama lama gue kebiasaan, reflek nolongin dia kalo kena asma." Jujur Alvian.

"Aku benci sama kamu Al, aku nggabisa percaya lagi sama kamu. Aku rasa pernikahan kita udah ternodai." Ucap Aurora.

"Maaf, aku bakal berubah." Ucap Alvian.

"Aku ngga percaya, ngga akan pernah percaya." Ucap Aurora.

"Sumpah Ra, lakuin apa yang Lo mau. Gue bakal diem dan nurut, apapun itu... Lo mau balas dendam sama gue? lakuin aja, gue terima." Ucap Alvian.

"Nggatau, aku cape." Aurora melepaskan pelukan.

Merapihkan obat obatan dan kapas, lalu menaruhnya di lemari. Aurora keluar dari kamar meninggalkan Alvian diam dalam keheningan.

"Aarrrggggghh"

Alvian mengacak rambutnya frustasi, meraih ponselnya. Meminta Ayahnya mencari tau siapa dalang dibalik kejadian hari ini, setelah selesai menelepone. Dia membuka akun sosmed nya, semuanya masih sama. Postingan terakhirnya adalah postingan yang di unggah oleh Aurora, Bio nya juga masih nama Aurora.

Alvian membuka galeri, menemukan foto Aurora di ponselnya saat di mobil waktu itu. Foto yang lucu dan polos, masih belum ada tatapan terluka seperti hari ini.

Alvian tersenyum, memposting foto itu dengan caption yang cukup manis.

@Al.Donovan memposting foto.

Beautiful love @AuroraNavarro_

Alvian meletakan ponselnya diatas nakas, bangkit dari ranjang dengan menahan sakit. Dia ingin berganti pakaian, lalu menyusul Aurora di lantai bawah.

Alvian melihat Aurora sedang memasak sesuatu di dapur, Alvian mendekat dengan tertarih menahan sakit di perutnya.

"Ra." Lirih Alvian.

"Ngapain turun?! udah tau sakit, harusnya diem aja di kamar." Ketus Aurora.

"Maaf." Alvian berusaha menggapai Aurora, tapi Aurora menepisnya kasar.

Alvian terdiam, hatinya terluka dengan penolakan Aurora. Tapi dia harus menerima, karena ini adalah karma dari perbuatannya sendiri.

Deru mobil terdengar memasuki pekarangan rumah, Alvian dan Aurora nampak penasaran siapa yang datang.

"Aurora!." Suara Ibu Alvian, terdengar panik.

Dia buru-buru memeluk Aurora, merasa sangat sedih melihat Aurora juga babak belur. Dia memanggil pelayan untuk melanjutkan masakan Aurora, dirinya menarik Aurora ke ruang keluarga.

Alvian dengan tertatih juga ikut duduk di sana. Ayah Alvian, datang bersama pengacara, wajah mereka nampak serius.

"Ibu udah liat Cctv nya, Ibu liat kamu ngelawan segitu banyak anak berandalan. Harusnya kamu panggil Bantuan Aurora, kenapa malah membahayakan diri." Ucap Ibu Alvian, sangat khawatir.

"Disana sepi dan lokasinya jauh Bu, kalo Aurora diem aja Alvian bisa dalam bahaya." Ucap Aurora.

"Kamu juga Alvian, kenapa bukannya lari malah nantangin." Omel Ibu Alvian.

"Mereka nabrak motor Al, gimana caranya kabur? yang ada mungkin di tabrak sampai mati." Alvian mendengus.

"Syukurlah kalian baik baik saja, kejadian ini udah jelas karena ulah seseorang. Apa selama ini kamu menyinggung seseorang?." Tanya Ayah Alvian.

"Banyak." Jujur Alvian.

"Biasanya anak yang begini, ngga gampang mati." Batin Aurora.

1
Mar lina
semoga kekasihnya Soraya selalu mendampingi nyy...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Mellisa Gottardo: selaluuuuu🤗
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut nanti q ksih giv
Mellisa Gottardo: Doble up setiap hari kak🤗
total 1 replies
kalea rizuky
komen nya seruu berasa baca komen tok tok
kalea rizuky
suka deh ne novel cweknya kuat tegas
Mar lina
asyik baca novel tentang aa nk zaman now...
tetapi mereka tau batasan & mau di bimbing...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Mellisa Gottardo: terimakasih banyakk🤗
total 1 replies
kalea rizuky
suka deh novelmu semua bagus cwek nya gk menye bkin yg banyak Thor q ksih hadiah
Mellisa Gottardo: hihihi terimakasih banyak 🤗
total 1 replies
Mar lina
w suka gaya bicara nya...
lanjut thor ceritanya
Mellisa Gottardo: terimakasih sudah mampir 🤗
total 1 replies
Pecinta Novel
sebagai lakilaki setuju banget sama alvian, ngga semua wanita harus di hormati😡
Pecinta Novel
baru pulang kerja, tetep nyempetin baca sebelum tidur, semangat terus thor💪😍
Mama Lemon
Komenanya kocak bjir, serasa baca komen tiktok wkwwk🤭
Mama Lemon
Menjunjung tinggi kesetaraan gender🤣 good al, ngga semua wanita pantas di hormati 🤭🔥
Umi
semoga yang ini temannya solid🙏
Umi
semangat thor💪
Umi
effort nya boleh deh🤭
Umi
susah banget ngalahin cindy🤭
Umi
semangat aura
Umi
jangan hamil dulu, masih kecil
Umi
Semoga mereka bahagia
Umi
JANGAN DI MAAFIN THOR
Umi
Duh🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!