NovelToon NovelToon
Belenggu Terindah

Belenggu Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintamanis
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: wasabitjcc

Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.

Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.

Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?

×wasabitjcc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Jendela Yang Terkunci

Makan malam bersama keluarga Duncan saat itu berlangsung normal bagi Ilya. Situasinya berjalan normal dan terbilang baik.

Meski keluarga Ivanov baru hari itu berkenalan dengan keluarga Duncan, mereka menjalani makan malam itu seperti kawan tanpa kecanggungan berlebih. Orang yang paling berjasa dalam mencairkan suasana saat itu sudah pasti adalah Freya dan Eddy.

Mungkin karena darah Amerika Freya masih kental, Freya dengan mudah mengobrolkan apa saja pada Maya—ibunya Nick yang saat itu memakai gaun rumahan berwarna hitam. Eddy di sisi lain, memang tipikal cowok banyak omong.

Alexey dan Ingrid masih setipe, mereka sesekali menimpali, tapi lebih banyak menyimak. Nick juga begitu, dia setipe dengan Leon dan Nacha yang hanya menyumbangkan beberapa kekehan ringan dan sahutan yang membosankan. Ilya, uniknya, untuk malam itu, bergabung di club tunggal Seryozha. Mereka sama-sama bungkam.

Padahal Ilya aslinya orang yang senang bicara, tapi masalahnya, kalau sudah dihadapkan dengan orang asing, energi Ilya bisa surut dan ia menjadi tidak tertarik untuk mengatakan apa pun. Kalau Seryozha tidak perlu diherankan, memang pengaturan default-nya adalah pendiam.

"Mereka orang-orang baik." Ingrid berujar seperti itu selepas makan malam, ujarannya di dengar oleh Ilya dan Freya yang saat itu memilih nongkrong di kamar Ingrid dan berbaring nyaman memenuhi ranjangnya.

Kamar Ingrid berbeda dari kamar Ilya yang memiliki nuansa muda dan menyegarkan. Kamar Ingrid lebih seperti museum barang-barang antik dengan kombinasi warna yang tua dan vintage.

"Apa kamu menyukai mereka, Ma?" Freya bertanya sembari mengelus rambut Ilya. Tatapan teduhnya ia berikan kepada Ingrid yang sedang mengganti pakaiannya dengan piama hitam sutera.

"Mereka memiliki kesan keluarga baik-baik, mustahil aku tidak menyukai kesopanan dan kebaikan yang mereka tunjukkan. Tapi, karena ini hari pertama, aku akan berusaha tetap netral."

"Maya adalah tuan rumah yang menyenangkan," tambah Freya, tapi ekspresinya berubah sedikit hambar. "Sayang sekali, sepertinya anak-anak tidak menyukainya."

"Itu adalah masalah mereka," sahut Ingrid. Selesai berganti pakaian, ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang dan menatap Ilya dengan kelembutan. "Bagaimana denganmu, Ratuku, setelah mengetahui apa yang terjadi, apakah kamu masih mau menjadi bagian keluarga ini?"

Pertanyaan itu membangkitkan dilema di hati Ilya untuk beberapa waktu.

'Apa yang terjadi' yang dimaksudkan Ingrid adalah cerita saat makan malam tadi mencapai akhir, sebuah cerita yang diungkapkan Maya hanya kepada mereka para wanita. Bahwa sebenarnya, Maya adalah istri kedua dari Hayden Duncan.

Istri pertama Hayden masih tinggal di rumah itu, dia dikurung di lantai tiga karena Minggu ini—minggu ketika keluarga Ivanov berkunjung—bertepatan dengan minggu-minggu ketika penyakit kejiwaan Davina kumat.

Davina. Ibu Nick. Istri pertama Hayden Duncan. Wanita yang mengidap skizofrenia.

Pantas saja Maya terlihat begitu muda. Dia lebih cocok menjadi kakak perempuan Nick daripada menjadi ibunya.

"Aku menyukai Nick apa adanya, Baba. Segala hal yang menyertainya hanya tambah membuatku makin suka padanya." Ilya kembali menyuarakan jawaban yang terkesan tolol itu, dan Ingrid hanya saling melempar lirikan kepada Freya. Mungkin mereka berdua menganggap cinta Ilya kepada Nick sudah membutakannya pada realita, tapi Ilya tidak berdusta.

Maksud Ilya, justru kalau ia benar-benar mencintai Nick, kekurangan ibunya tidak akan membuat Ilya ketakutan dan ingin meninggalkan pria itu. Lagian, apa salahnya memiliki anggota keluarga dengan gangguan kejiwaan?

Selama Nick masih menjaga dan mencintai ibunya, maka Ilya tidak akan membencinya. Yang salah adalah kalau Nick menelantarkan wanita itu dan membuangnya.

"Aku akan kembali ke kamar," kata Ilya, setelah mengobrol ringan bersama Ingrid dan Freya.

Tadinya Ilya datang ke kamar Ingrid cuma untuk mendengarkan review mereka tentang keluarga Duncan. Setelah ia memperoleh jawaban yang diinginkan dari keduanya, ia pun berlalu pergi menuju kamarnya di lantai dua.

Kamar yang bersebelahan dengan kamar Nick Duncan.

Ilya cukup antusias ingin melanjutkan tidurnya yang sempat terjeda senja tadi. Tapi ketika ia menapak di lantai dua, di kamar yang berjarak tidak jauh dari kamarnya, Ilya bertemu tatap dengan Nick yang sedang mendiskusikan sesuatu entah apa dengan Nacha.

Nacha terlihat begitu murung saat berbicara dengan Nick, tapi ketika ia menyadari kehadiran Ilya yang kini memperhatikan mereka, Nacha menjadi salah tingkah. Ia menunduk sopan ke arah Ilya dan tanpa memberikan Ilya kesempatan untuk menyapanya, ia sudah berlalu menuju kamarnya.

Nacha meninggalkan Ilya dengan Nick yang saling bertukar pandangan. Ilya memandang Nick dengan bimbang, sementara Nick bertingkah seakan kejadian tadi tidak penting. Wajah Nick masih menunjukkan ekspresi dingin pada Ilya ketika ia berlalu memasuki kamarnya—meninggalkan Ilya sendirian di depan kamar.

"Apa-apaan barusan?" keluhan Ilya keluar dengan kejemuan.

...----------------...

Bukan tanpa alasan mengapa Hayden Duncan menempatkan Ilya di sebelah kamar Nick. Semua itu terjadi karena kamar mereka memiliki balkon yang terhubung, dan dengan balkon yang terhubung, Hayden berharap bisa menghubungkan Nick dengan gadis ingusan itu.

Gadis yang memiliki bola mata sehijau hutan, hidung kecil yang lancip, pipi pucat yang gampang merona, dan bibir merah seperti strawberry yang baru di panen.

Sayangnya untuk Hayden, ia bermain dengan orang yang salah. Ia tidak bisa menggunakan manipulasinya itu pada Nick karena Nick adalah pria dewasa yang dapat dengan mudah membaca permainan perjodohan yang sedang ia lakukan.

Nick mengunci pintu yang terhubung dengan balkon kamarnya, menutup seluruh tirai ketika malam datang, dan menyumpal telinganya dengan earphone.

Nick menjauhkan diri dari Ilya sepenuhnya, dan memang, ini bukan seperti perintah Eddy padanya.

Eddy meminta Nick berbicara pada Ilya. Eddy percaya kalau Nick bisa membujuk Ilya dan membuat gadis itu mengubah pandangannya dan keinginannya tentang pernikahan.

Nick memahami maksud Eddy, tentunya. Nick juga percaya kalau metode itu layak dicoba, tapi ya Tuhan, melakukan dan berpikir untuk melakukan adalah dua hal berbeda. Nick tidak bisa berbicara baik-baik pada Ilya untuk membujuknya, tidak peduli betapa keras otaknya menyuruhnya bertingkah seperti pria baik hati.

"Koreksi aku, Nick, tapi apa kamu benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini?" pertanyaan Eddy menampar Nick ketika siang itu mereka bepergian menuju taman golf.

Nick mengajak Eddy pergi bersamanya karena meski ia sudah berusaha mengajak Seryozha keluar dari rumah untuk refreshing, pria itu menolak ajakan Nick dengan raut ketus default-nya.

"Sudah mau seminggu kami menginap di rumahmu, dan yang terus-terusan kudengar dari Ilya adalah betapa dia galau harus menggunakan gaun yang berwarna putih cerah atau broken white, bukan kalau dia mau pulang ke Moskow."

"Aku belum berbicara lagi dengannya," kata Nick mengaku. "Aku tidak bermaksud buruk pada adikmu, tapi karena topik perjodohan ini sangat sensitif untukku, setiap aku melihatnya, aku naik darah, Ed. Aku belum bisa berbicara padanya tanpa membuatmu atau Sergei ingin membunuhku."

"Aku tahu Ilya memang agak mengesalkan kalau dia sudah keras kepala." Eddy berujung bersimpati pada Nick. "Tapi kamu tidak bisa menghindarinya terus. Ajak dia bicara, Nick. Kalau dia masih bersikeras, maka tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk menghindari pernikahan itu selain menghilang ke inti bumi."

Nick menghela napas frustrasi. Ucapan Eddy benar. Kalau Ilya masih ngotot mau menikahinya, maka satu-satunya cara untuk menghindari perempuan itu adalah mati, dan itu bukan ungkapan hiperbola sama sekali.

Kalau Ingrid Ivanova ingin memenuhi harapan Ilya—ratunya, cucunya tercinta, Ingrid Ivanova rela melakukan apa saja walau itu berarti harus memaku kaki Nick di pelaminan.

"Bagaimana kalau aku berakhir menikahi adikmu?" tanya Nick, tatapannya kosong kepada jalan raya. Ada horror menyertai suaranya.

"Maka, Nicholas, selamat. Kamu sudah menjadi adik iparku."

Tidak, Nick tidak mau itu.

"Aku tidak bisa menikah."

"Kalau begitu temui Ilya."

...----------------...

1
carlos cupu
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Cute/Mm
Cerita yang mencairkan hati, romantis abis!
kozumei
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!