Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Ingin menjadi arwah
Setelah rundingan panjang dengan Purnama, Arya akhirnya memutuskan datang di rumah Pak Min. ingin melihat bagaimana keadaan orang tua itu di rumah sana, kasihan juga kalau mendengar dari cerita Arman bagai mana keadaan dia sekarang, hari-hari hanya di habiskan di atas ranjang saja karena tidak bisa mau pergi ke mana pun.
Jangan kan untuk keluar rumah menyapa para tetangga atau mencari udara segar, untuk membuang air kecil sendiri saja Pak Min sudah tidak sanggup karena kalau kaki di pakai berdiri maka jelas akan tumbang lagi sangking tidak kuat nya menahan rasa sakit di tubuh tua renta ini, jadi memang hanya murni terbaring di atas tempat tidur.
Kabar anak satu persatu pun dia sudah tidak tahu sama sekali, tidak pernah sekali saja Pak Min menanyakan bagaimana keadaan Andre yang selama ini tidak pernah muncul di hadapan dia, mungkin saja karena dia sudah bingung merasakan sakit di tubuh ini sehingga tidak bisa mau memikirkan yang lain.
Yang membuat Okta kesal adalah bagaimana ketika Pak Min setiap saat menyalahkan Purnama, seolah memang dia merasa begitu marah karena Purnama berhasil mengungkap pesugihan yang dianut selama ini bersama dengan dagangan sate milik nya tersebut. Pak Min masih tidak mau itu semua berakhir begitu saja, mau sampai ketua apapun ia ingin terus berada dalam lingkungan iblis dan membuka usaha yang merugikan banyak orang.
"Assalamualaikum." Arya berdiri di depan pintu rumah Arman.
"Waalaikum salam, eh ada Mas Arya yang datang." Okta menyambut ramah.
"Mas Arman nya ada tidak, Mbak?" Arya masih belum berani masuk karena belum tahu apakah Arman ada di dalam atau tidak.
"Ada, sebentar ya saya panggil kan dulu." Okta bergegas masuk ke dalam rumah.
Arya menunggunya di depan teras sambil menatap sekeliling rumah yang angker, memang sudah tidak ada lagi iblis apapun di sini bahkan bayangan asu Baung pun Arya sama sekali tidak melihat nya. tapi menurut yang dia dengar memang pesugihan asu Baung tidak akan pernah melepaskan sampai orang tersebut mati dengan sendiri nya, sebab di dalam tubuh orang itu telah diberi racun ketika pertama kali bertemu.
Itu lah sekarang yang terjadi di tubuh Pak Min, karena sudah tidak bersekutu lagi dengan aku Baung maka dia mendapatkan balasan dari perbuatan buruk nya itu, racun di dalam tubuh perlahan-lahan mulai menggerogoti bagian organ dalam dan memakan nya habis sampai kemudian tubuh tidak mampu lagi menahan dan kematian lah yang akan datang.
"Mas Arya ayo masuk sini." Arman menyambut tamu nya ramah.
"Maaf mengganggu ini, tadi kebetulan lewat jadi sekalian saya mampir." Arya pun duduk bersama dengan Arman.
"Aku malah senang sekali kalau sampean mau datang ke sini, Mas!" jujur Arman.
"Bagai mana keadaan Bapak nya sampean?" Arya langsung bertanya kondisi Pak Min.
"Masih seperti itu lah tidak ada perubahan sedikit pun, yang ada kian parah saja setiap hari nya." Arman sedih kembali apa bila ingat kondisi yang Bapak.
Mau berharap sembuh juga sudah pasti tidak mungkin karena itu jelas tidak mungkin bisa lagi untuk di buang dari tubuh Pak Min, dokter mengatakan bahwa adalah penyakit komplikasi yang begitu parah sehingga harus bergantung penuh pada obat. gara-gara racun yang di masukkan oleh asu Baung itu, memang kalau di lihat secara medis akan menimbulkan penyakit di organ dalam.
"Bapak setiap hari cuman ngomong kalau mau mati saja." lirih Arman.
"Boleh tidak kalau aku melihat keadaan dia sekarang?" tawar Arya hati-hati karena takut Arman tersinggung
"Boleh, malah saya senang Mas siapa tahu saja sampeyan bisa menolong Bapak saya." jawab Arman antusias.
"Ayo." Arya bangkit untuk menemui Pak Min yang ada di kamar belakang.
"Tapi maaf ya kalau misalnya ada bau dari tubuh Bapak saya." Mama sudah menyampaikan maaf nya duluan karena kadang memang tercium bau pesing.
Sebuah kamar yang terasa begitu pengap dan juga apek langsung Arya masuk, untuk melihat bagaimana keadaan penghuni yang ada di dalam sini, tampak Pak Min tengah tergeletak rasa sakit di tubuh ini. perutnya membuncit besar seolah terisi oleh sesuatu yang begitu keras, biasa nya kalau sudah begini maka nanti akan buang air besar begitu banyak dan juga bau.
"Arya bangsat!" Pak Min langsung mengumpat begitu tahu Arya yang datang.
"Pak, jangan bicara begitu." Arman langsung merasa tidak enak.
"Dia yang membuat aku sengsara seperti ini, kalau saja dia tidak mengungkap semuanya maka aku tidak akan celaka!" geram Pak Min penuh kebencian.
"Walau tidak ku ungkap pun kau akan tetap juga sakit seperti ini." Arya berkata sampai saja.
"Hentikan omong kosong mu itu, aku sakit seperti ini gara-gara kalian bisa di dalam lembah!" dia mengira sakit seperti ini karena di siksa dalam lembah kematian oleh rombongan Purnama.
Padahal tanpa disiksa pun dia akan menderita juga karena memang sudah perjanjian dari sana nya, tapi karena otak dia dangkal maka dengan mudah saja menyalahkan Purnama karena itu yang nampak jelas di depan mata serta tindakan Purnama mampu menghentikan keuangan Pak Min bersama dengan usaha sate nya.
Oleh sebab itu orang tua ini tanpa sungkan mengatakan langsung kalau Purnama adalah biang dari rasa sakit yang ia alami, padahal ini semua karena memang perjanjian dari yang telah dia lakukan bersama Lasem, asu Baung yang telah memberikan dia banyak uang dan juga harta.
"Mau sampai kapan kau akan tenggelam dalam rasa dendam ini?" Arya menatap seonggok tubuh yang nampak tidak berguna.
"Kalian tunggu saja saat kematian ku datang maka aku akan menjadi arwah pendendam, akan ku habisi kau dan juga saudara mu itu!" ancam Pak Min begitu entengnya.
Arya yang mendengar justru tersenyum karena dia tidak mengira bahwa Pak Min punya pikiran seperti itu, tampak nya orang tua ini masih tidak sadar siapa Arya dan Purnama sehingga dia memiliki ambisi untuk menjadi arwah gentayangan dan menghantui mereka berdua..
Padahal Arya dan Purnama adalah dedengkot dari segala arwah, siapa selama ini yang tidak kenal dengan Sekar ulo yang begitu cetar membahana dan semua tindakannya mampu membuat iblis lain gemetar tidak berdaya. ini malah ada satu manusia yang ingin segera mati lalu menjadi arwah gentayangan untuk menghantui Purnama, sebuah hal bodoh yang tidak bisa di percaya oleh iblis mana pun, oleh sebab itu Arya hanya bisa tertawa karena dia sangat geli mendengar ucapan Pak Min.
selamat sore Besti jangan lupa like dan komennya ya biar cepat ramai, semoga kalian sehat selalu dan murah rezeki, Amin.
terkbul Sudh ke ingin pak min gentayangan dan menuntut balas pak min dirasuki oleh asu baung kah?
Masih hidup pak Min tiada kata insyaf dan berserah diri pd Gusti Allah.Eh sudah mokat malah gabung kolab dengan iblis lagi.
ksih lh mkan kinan😄😄 kan pak min belum makan
sate sate siapa yg mau beli sate😁🤭🤭