NovelToon NovelToon
GALAK DI LUAR, LIAR DI DALAM

GALAK DI LUAR, LIAR DI DALAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: mamana

"sudahlah mas, jangan marah terus"
bujuk Selina pada suaminya Dante yang selalu mempermasalahkan hal-hal kecil dan sangat possesif..
"kau tau kan apa yang harus kau perbuat agar amarahku surut"
ucap Dante sambil membelakangi tubuh Selina..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

keinginan yang berbeda

Waktu menunjukan pukul 16.25, saat

Fortuner hitam itu berhenti dengan gagah di depan Toko kue Sweet Bite, bodinya berkilau memantulkan cahaya sore, seakan membawa wibawa dan gengsi yang tak terbantahkan.

dan dari dalam muncul Dante, pria tampan dengan rahang tegas dan sorot mata penuh wibawa. Jas mewah berwarna navy pekat membalut tubuh gagahnya, kemeja putih rapi kontras di dalamnya. Sepasang sepatu kulit hitam berkilau menjejak tanah, mantap dan percaya diri.

Sekilas, gerakannya sederhana hanya turun dari mobil. Namun aura yang ia bawa cukup membuat beberapa pasang mata tak bisa berpaling. Dante tampak seperti pria yang lahir untuk memimpin, sekaligus meninggalkan jejak kagum di hati siapa pun yang melihatnya.

Dante melangkah mantap menuju Sweet Bite, toko kue mungil dengan aroma manis vanila yang menyeruak sejak pintu dibuka. Bel berbunyi lembut ting! saat ia mendorong pintu kaca. Semua mata di dalam seketika menoleh, sosok pria tinggi dengan jas mewah itu tampak begitu kontras dengan suasana hangat toko.

Tatapan beberapa pengunjung terhenti pada rahang tegas dan senyum tipis Dante, seakan toko kue itu mendadak punya pusat perhatian baru. Ia menyapu ruangan dengan pandangan singkat, lalu matanya melembut ketika menemukan sosok yang ia cari istrinya, yang tengah sibuk merapikan kotak kue di meja kasir.

Dengan langkah tenang namun berwibawa, Dante mendekat. Suara sepatunya beradu dengan lantai marmer, memberi irama kecil yang mengiringi kehadirannya. “Sudah selesai, Sel?” ucapnya pelan, penuh hangat, membuat wajah istrinya langsung berbinar meski sedikit salah tingkah karena menjadi pusat perhatian.

"eh ..sudah mas..yuk pulang" jawab Selina sambil menggandeng tangan suaminya..

"duluan ya Rin" Selina menoleh sebentar ke arah Rini yang menggangguk pelan sambil mengamati kepergian Selina dan Dante dari toko itu.

Tanpa memberi senyuman dan sapaan tanda apresiasinya pada Rini Dante pun langsung melangkahkan kakinya keluar dari toko itu..

"eh mas tadi kok gak sapa Rini sih"

tegur Selina pada suaminya

"buat apa Sel..kan aku gak ada urusan dengan dia"

jawab Dante tegas sambil membuka pintu mobil samping kemudi.

Selina memasuki mobil disusul Dante yang duduk di kursi kemudi sebelahnya.

"ya tapi kan mas nanti dikira sombong" lanjut Selina sambil memperhatikan gerakan suaminya yang mulai memutar kunci mobil dan menginjak pedal bawah

"oh ya..sayangnya aku bukan tipe orang yang haus validasi Sel " senyum miringnya membuat sedikit getaran di hati Selina namun tetap saja sikap arogannya adalah hal yang salah di mata Selina

"bukan untuk mendapat validasi mas..tapi bentuk sikap sosial kita pada sesama"

"okelah lain kali akan ku Sapa Rini mu itu" Jawab Dante enteng, dan masih fokus memutar arah setirnya perlahan.

mendengar jawaban Dante, Selina hanya bisa menghela nafas panjang dengan raut muka redupnya, pertanda tubuhnya telah sedikit lelah menjalani aktivitas hari ini dan hatinya yang masih kesal dengan sikap Dante pada Rini tadi.

"hey, sudahlah Sel..tidak usah diperpanjang.." Dante memegang janggut istrinya yang dari tadi melihat ke arah jendela dan mengarahkannya pada wajahnya..

Selina menatap tajam Dante namun kembali menundukan kepalanya tanpa menjawab sepatah katapun

"ayolah Sel..sebentar lagi kita sampai rumah ibu, jangan tunjukkan wajah kusutmu" tegur Dante pada istrinya yang hanya mengganguk seolah mengiyakan intruksi Dante..

Sesampainya di rumah bu Ratna, Selina memperbaiki raut wajahnya, Senyumnya kini melengkung membuat wajah nya tampak lebih cerah dan berseri..

Kotak kue yang sedari tadi ia pangku di dalam mobil, kini dibawanya sambil berjalan di samping Dante, pria itu tak pernah sekalipun menunjukkan inisiatif untuk membawakan kotak kue tersebut.

Hal kecil yang tampak sepele itu justru menambah kekesalan di hati Selina.

Suasana rumah Bu Ratna terasa begitu sepi ketika Dante dan Selina melangkah masuk. Pintu besar itu berderit pelan saat dibuka, memperlihatkan ruang tamu luas dengan pencahayaan temaram. Aroma kayu jati dari furnitur tua bercampur samar dengan wangi bunga melati dari vas di meja.

Langkah mereka disambut oleh Ela, asisten rumah tangga yang setia. Perempuan sederhana itu segera menghampiri dengan senyum sopan, menunduk sedikit.

“Selamat datang, Mas Dante, Mbak Selina. Silakan masuk,” ucapnya ramah sambil meraih kotak kue dari tangan Selina.

Sementara itu, dari lantai atas terdengar samar suara halaman buku yang dibalik. Bu Ratna, wanita anggun yang tak pernah lepas dari kecintaannya pada sejarah, tengah duduk di kursi rotan dekat jendela, tenggelam dalam bacaan. Cahaya sore menimpa wajahnya, memberi siluet damai, seolah dunia di sekitarnya tak mengusik.

Ela menoleh ke arah tangga lalu kembali pada pasangan itu.

“Bu Ratna masih di atas, sedang membaca. Nanti saya panggilkan,” katanya lembut.

Selina melirik singkat pada Dante.

"enggak usah El..kamu taruh kuenya di piring nanti biar aku dan mas Dante antar ke ibu.."

"baik mbak.."

Ella segera membawa kue itu ke Dapur dan menaruh beberapa potong di piring... Lalu meletakkan ya di atas nampan yang juga diletakkannya segelas air putih.

"ini mbak" sambil menyodorkan nampan itu pada Selina.

"oke makasi ya.." Selina dan Dante menaiki tangga menuju lantai atas.. Ketika mendengar ketukan kaki dari belakangnya bu Ratna sontak menoleh.

"lho kalian datang kenapa gak kabari ibu dulu, supaya Ella bisa siapkan makan malam." sambil menerima nampan yang telah di sodorkan Selina..

"wahh cheese cake kesukaan ibu"..bu Ratna menaruh nampan itu di meja depanya dan kembali duduk sambil mengambil satu potong cheese cake itu, di susul dengan Dante dan Selina yang ikut duduk

"oh iya tadi kita lupa kabari ibu" Dante meringis dan menggaruk ringan kepalanya..

"ehm ..tapi gak papa gimana kalau kita makan diluar aja, yuk .." ajak Selina dengan mata berbinar

bu ratna menyantap kue itu dan memandang ke arah Selina..

" oke deh tapi, ibu mau menikmati kue spesial buatan menantu ibu yang Cantik ini" ucapanya membuat pipi Selina merona merah..

"ah ibu bisa saja .." Selina menutupi rasa malu namun bahagianya dengan Menyelipkan rambutnya di balik telinga.

dalam suasana hangat itu bu Ratna menyela pembicaranan itu dengan satu pertanyaan.

"gimana Sel sudah ada tanda- tanda kehamilan?"

Selina menunduk dan menggeleng pelan

"belum bu" raut mukanya tampak sayu..

" mungkin belum waktunya bu..kita harus sabar dulu"

ucap Dante mencairkan suasana..

"tapi kalian berdua, sudah berjuang kan ..jangan bilang karna kau terlalu sibuk...kau jadi tidak ada waktu untuk istrimu" bu Ratna menatap ke arah Dante dengan tatapan tegas..

mendengar itu Selina lalu menggenggam tangan bu Ratna.

"mas Dante, selalu menyempatkan waktu untuku bu..mungkin memang belum waktunya."

Dante hanya tersenyum miring mendengar jawaban istrinya..dalam hatinya ingin sekali menjawab pada ibunya bahwa bukan tidak ada waktu untuk Selina, karena selama ini, hanya untuk menuntaskan hasratnya pada Selina Dante sampai tak tahu waktu..

"kalau begitu kalian periksa saja ke dokter barangkali ada masalah dari kalian berdua yang menyebabkan Selina belum juga hamil" ucap bu Ratna penuh antusias yang di sambut dengan respon positif oleh Selina..

"sepertinya boleh juga itu mas..gimana kalau besok kita periksa.." Selina memegang tangan suaminya dengan mata penuh harap..

"apa.an sih kalian berdua..aku gak mau..biar bayi itu datang dirahim Selina sesuai keinginannya..tidak perlu di paksa.." Dante menghempas tangan istrinya.

"tapi mas apa Salahnya cuma periksa" Selina memelas pada suaminya yang di susul dengan tambahan dari bu Ratna..

"Selina benar Dante..apa Salahnya cuma periksa"

"tapi bu..aku masih belum ingin ada bayi di rumah.."

Dante berdiri meninggalkan Bu Ratna dan Selina sambil berkata " cepatlah bersiap, katanya mau makan di luar.. " lalu melangkahkan kakinya menuruni tangga..

Selina menunduk matanya berkaca- kaca mendengar perkataan suaminya..

mengingat saat berhubungan suami istri Dante terlihat begitu semangat dan sempat berkata:

"proyek memberimu keturunan, harus segera dilaksanakan"

"ibu juga Heran Sel kenapa Dante begitu keras kepala" ucap bu Ratna..

Selina mendongak berusaha membangkitkan sendiri semangat dalam dirinya ..

"tidak apa- apa bu..besok aku akan periksa Sendiri"

Bu Ratna hanya mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya segera mempersiapkan diri untuk makan malam di luar.

1
Winda Marshella
ceritanya bagus, semangat thor
MamaNa: terimakasih kaka..pasti selalu semangat kaka ditunggu, updatenya ya Kaka 🙏
total 1 replies
AstutieEcc
bagus ceritanya 😍
MamaNa: terimakasih kak🙏
total 1 replies
MamaNa
siap.. pasti segera di update kakak /Pray//Pray/
0-Lui-0
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
Enoch
Wow, bikin terhanyut.
MamaNa: makasih kakak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!