Raja, seorang penipu ulung dengan reputasi yang buruk, terjebak dalam sebuah apartemen yang salah. Di sana, ia bertemu dengan Ratu, seorang dokter yang sedang patah hati dan berniat bunuh diri. Pertemuan yang tidak biasa ini membuat mereka terikat dalam sebuah hubungan yang kompleks.
"Aku menemukan seseorang yang sepertimu, tapi dia pencuri!" Ratu Adhitama menatap pria yang mirip dengan seseorang yang sulit ia lupakan.
"Pencuri ini akan menjadi penyembuh luka yang kau rasakan selama ini," gumam Raja dengan senyum menyeringai.
Akankah Raja berhasil mencuri hati Ratu Dokter cantik? Atau ia terjebak dengan permainan yang ia buat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Byurrr!!!
Raja, Birel, dan Luna membuka mata mereka dengan perlahan, memandang sekitar dengan mata yang masih kabur. Ketika mereka melihat Tuan Josh tersenyum penuh kemenangan di depan mereka, mereka langsung sadar bahwa mereka telah terjebak.
"Kalian tidak seharusnya mencuri lukisanku," Tuan Josh berkata dengan nada yang dingin dan penuh kemenangan. "Sekarang, kalian akan membayar atas apa yang kalian lakukan."
Raja, Birel, dan Luna saling memandang, mencoba untuk memahami situasi mereka saat ini. Mereka terikat dan tidak bisa bergerak, sementara Tuan Josh memiliki kendali penuh atas mereka. "Apa yang kau inginkan?" Raja bertanya dengan nada yang tegas.
Tuan Josh tersenyum menyeringai, "Tentu saja aku akan menghukum tikus-tikus kecil yang berani mengusikku."
Tuan Josh tertawa karena berhasil melumpuhkan mereka, namun tawanya memudar ketika mendengar Raja ikut tertawa. "Mengapa kau tertawa juga? Ini kan skenario milikku?" dia bertanya dengan nada kesal, tapi sebelum dia bisa bereaksi lebih lanjut, dia menyadari bahwa Raja, Birel, dan Luna tidak lagi terikat.
Raja tersenyum sinis ketika memandang Tuan Josh. "Kamu terlalu percaya diri, Tuan Josh," katanya dengan nada yang dingin. "Kita tidak pernah benar-benar terikat."
Tanpa Tuan Josh sadari sebelum jatuh pingsan Raja menyimpan pisau lipat di dalam saku jasnya. Ia tahu akan terjadi sesuatu dengan mereka sehingga ia berjaga-jaga.
Birel dan Luna juga tersenyum, mereka berdua langsung berdiri dan siap untuk menghadapi Tuan Josh dan anak buahnya. "Waktunya kita membalas," Birel berkata dengan nada yang tegas.
Wajah Tuan Josh berubah menjadi merah karena kemarahan dan kesal. "Bagaimana bisa...?" dia bertanya, tapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Raja sudah berdiri di depannya, pisau lipat di tangan kanannya.
Tuan Josh memerintahkan anak buahnya untuk melawan mereka, Raja, Luna, dan Birel bergerak dengan cepat dan cekatan, menghadapi anak buah Tuan Josh satu per satu. Mereka menggunakan kemampuan bela diri dan taktik yang mereka miliki untuk mengalahkan lawan-lawan mereka.
Raja menghadapi beberapa anak buah Tuan Josh dengan pisau lipat di tangan, dia menggunakan kecepatan dan kelincahannya untuk menghindari serangan lawan dan membalas dengan serangan yang efektif.
Luna menggunakan kemampuan bela dirinya untuk menghadapi lawan-lawannya, dia bergerak dengan cepat dan lincah, menghantam lawan-lawannya dengan tendangan dan pukulan yang kuat.
Birel juga tidak kalah, dia menggunakan kekuatannya untuk menghadapi lawan-lawannya, dia menghantam lawan-lawannya dengan pukulan yang kuat dan menghancurkan mereka.
Tuan Josh semakin marah dan kesal ketika melihat anak buahnya dikalahkan satu per satu oleh Raja, Luna, dan Birel. "Hentikan mereka!" dia berteriak, tapi sudah terlambat, anak buahnya sudah tidak bisa melawan lagi.
Tak lama kemudian salah satu anak buahnya datang menghampiri, "Tuan, 3 lukisan kita hilang lagi!"
Tuan Josh melihat kearah mereka bertiga, ia lalu mengepalkan tangannya. Raja mengangkat bahunya seolah ia tidak tahu dengan apa yang terjadi. "Kau ingin menyalahkan kami lagi? Kami kan sejak tadi kalian ikat. Bagaimana bisa kami mencuri lukisanmu?"
"Sepertinya kau memang memiliki banyak musuh," sindir Luna dengan nada sarkas.
Tuan Josh pergi dengan sangat marah menuju gudang penyimpanan yang berada tidak jauh dari kediamannya. Sementara Raja, Birel dan Luna tersenyum penuh kemenangan.
Satu jam sebelum kedatangan mereka sudah terlebih dahulu memasuki gudang penyimpanan lukisan milik Tuan Josh. Raja memiliki insting apabila Tuan Josh memiliki rencana lain dibalik undangan makan malam ini.
Raja dan Luna bergerak dengan cepat dan cekatan, memasuki gudang penyimpanan lukisan milik Tuan Josh dengan bantuan Birel yang berhasil menghack sistem operasi keamanan. Mereka berdua langsung menuju ke area penyimpanan lukisan yang paling berharga.
Raja dan Luna melihat banyak lukisan yang ada di sana. "Luna, periksa semua lukisan di sini," Raja berbisik. "Kita harus tahu apa yang sebenarnya Tuan Josh sembunyikan di sini."
Luna mengangguk dan mulai memeriksa lukisan-lukisan yang ada di gudang penyimpanan. Sementara itu, Raja memeriksa sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada ancaman lain yang mengintai. Birel yang berada di luar terus memantau situasi dan memberikan informasi kepada Raja dan Luna melalui earpiece.
Pandangan Luna kini tertuju pada sebuah lukisan yang terletak di ujung ruangan. Ia seperti tidak asing dengan lukisan itu, ia ingat beberapa pekan lalu sebuah galeri pernah mencari lukisan yang sangat langka.
"Raja, aku menemukan sesuatu," Luna berbisik. "Ada lukisan yang tidak seharusnya ada di sini. Lukisan itu... ini adalah lukisan yang hilang beberapa tahun lalu." Raja langsung menuju ke arah Luna, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Raja menatap kearah yang ditunjukkan oleh Luna, mereka melihat lukisan itu dari jauh. Ketika hendak berjalan menuju lukisan itu, Raja memandang sekitar dengan mata yang tajam, Luna hendak melangkahkan kakinya namun Raja dengan cepat menghentikannya. Luna menatap Raja seolah ingin bertanya, Raja menyemprotkan cairan ke dalam ruangan, dan tiba-tiba garis-garis laser muncul di sekitar mereka, menghalangi jalan menuju tempat penyimpanan lukisan. Luna terkejut dan menatap Raja dengan mata yang lebar.
"Apa ini?" Luna bertanya dengan suara yang rendah.
Raja tidak menjawab, tapi dia terus memandang sekitar dengan mata yang tajam, mencari jalan keluar. "Kita harus hati-hati," Raja berbisik. "Tuan Josh tidak mungkin tidak menaruh sistem keamanan yang tinggi untuk menyimpan lukisan-lukisannya."
Luna mengangguk dan mulai mencari jalan keluar, tapi garis-garis laser itu terlalu rapat dan sulit untuk dihindari. Raja mulai menganalisis situasi, mencari celah untuk melewati garis-garis laser itu. "Birel, bagaimana dengan sistem keamanan di sini?" Raja bertanya melalui earpiece.
"Aku sedang mencoba untuk men-disable-nya, Raja," Birel menjawab. "Tapi aku butuh waktu beberapa detik lagi."
Raja mengangguk, walaupun Birel tidak bisa melihatnya. "Kita harus siap untuk bergerak begitu Birel memberikan sinyal," Raja berbisik kepada Luna.
Jari jemari Birel bergerak dengan cepat dan cekatan di atas keyboard, dia berusaha untuk mengendalikan sistem laser yang menghalangi jalan Raja dan Luna. Monitor di depannya menampilkan kode-kode yang rumit, tapi Birel tidak terpengaruh.
"Almost there..." Birel berbisik pada dirinya sendiri, matanya terpaku pada layar monitor. Dia mengetik kode-kode dengan cepat, mencoba untuk menemukan celah dalam sistem keamanan.
Tiba-tiba, garis-garis laser di ruangan tempat Raja dan Luna berada mulai berkedip-kedip, tanda bahwa sistem keamanan sedang terganggu. "Yes!" Birel berseru, dia berhasil mengendalikan sistem laser.
"Raja, Luna, sekarang!" Birel berteriak melalui earpiece. Raja dan Luna langsung bergerak, mereka berlari menuju tempat penyimpanan lukisan dengan cepat. Garis-garis laser yang sebelumnya menghalangi jalan mereka sekarang sudah tidak aktif lagi.
Raja dan Luna dengan cepat mengambil lukisan tersebut, mereka merasa bahwa Tuan Josh tidak hanya melakukan penipuan, tapi juga pencurian karya seni yang sangat berharga. "Lukisan ini harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sah," Raja berkata dengan tegas.
Luna mengangguk setuju, mereka berdua langsung menuju ke pintu keluar gudang penyimpanan. "Birel, kita sudah mendapatkan apa yang kita cari," Raja berbisik melalui earpiece. "Siap-siap untuk kita meninggalkan tempat ini."
Birel yang berada di luar langsung mengangguk, walaupun Raja tidak bisa melihatnya. "Saya siap, Raja. Kita akan meninggalkan tempat ini dengan aman." Dengan lukisan yang sangat berharga di tangan, Raja, Luna, dan Birel bersiap untuk meninggalkan gudang penyimpanan dan menghadiri undangan makan malam Tuan Josh.
kenyataan yg membegogkan tp membahagiakan
Done pelan tp pasti😀
semangat othorr yg suka bgt njerat dan jebakk magsanyaa.. dan aku pun terjerattt🤣🤣🤣
yukkk thorrr benarkan semua inii
Cemburu ituh memang menyakitkan rahhh... sabar brie..
tp yakin kan. dia pelabuhan terahir bt hidup mu Mark..
nahhlohhh satu kunci dapatt...
tp sayang blom bisa bobobol yg satu didunia yg bakal bikin nagihhh 🤣🤣
Waduhhh gimana ke adaan junior Mark yg anuhhh ehh malah kena sepakkk🤣🤣
cenut," ngk tuhh🤣🤣🤣🤣
tp malah bucin ke km
sukurinn kau Mark kau lah yg terjebak olehh Luna 🤣🤣🤣🤣🤣
tinggal nunggu sadar nya aja
Tabir nya mulai terbuka satu persatu. ..