NovelToon NovelToon
SUARA

SUARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Mama kemana, ti? Kok ndak pulang - pulang?"
-----------

"Nek nanti ada yang ajak kamu pergi, meskipun itu mamak mu, jangan ikut yo, Nduk!"
-----------

"Nggak usah urusin hidup gue! lu urus aja hidup lu sendiri yang rusak!"
-------------
"LEA! JANGAN DENGER DIA!!"
-------------
"GUE CUMA MAU HIDUP! GUE PENGEN HIDUP NORMAL!! HIKS!! HIKS!!"
-------------
"Kamu.. Siapa??"
----
Sejak kematian ibunya, Thalea atau yang lebih akrab di sapa dengan panggilan Lea tiba - tiba menjadi anak yang pendiam. Keluarga nya mengira Lea terus terpuruk berlarut larut sebab kematian ibunya, tapi ternyata ada hal lain yang Lea pendam sendiri tanpa dia beri tahu pada siapapun..

Rahasia yang tidak semua orang bisa tahu, dan tidak semua orang bisa lihat dan dengar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 10. Sosok berbaju merah.

Sepeninggal Lea, ayah Lea hanya bisa terdiam meraup wajah nya. Bude Win yang melihat itu hanya bisa menatap ayah Lea sambil menggelengkan kepalanya.

"Krungu (dengar) koe, Rus?" Ujar bude Win, lalu pergi menyusul Lea.

"Astagfirullah.." Gumam ayah Lea, dia memandangi tangan nya sendiri yang sudah menyentil anak nya.

Ayah Lea menyesal, dia memang tidak bertanya lebih dulu apa penyebab mengapa sampai Lea mendorong Malik sampai jatuh pada Lea. Dia dengan emosi nya langsung menarik Lea dan menghukum nya di tempat, dan memaksa Lea minta maaf pada Malik.

"Astagfirullah ya Allah." Gumam ayah Lea.

Berpindah pada bude nya Lea yang pulang ke rumah, dia mencari Lea kesana kemari tapi Lea tidak ada. Dia khawatir anak sekecil itu hilang di culik orang, apalagi Lea sempat jadi incaran bu Marni.

"Mak, Lea ilang." Ujar bude Win, pada nenek Lea yang sedang sibuk memasak untuk tahlilan malam nanti.

"Ilang pie!?" Ujar nenek Lea, dia langsung terkejut.

"Ayo mak cari Lea, sek." Ujar bude Win.

Masak - masak itu di limpahkan pada tetangga yang kebetulan membantu di sana, bude Win dan nenek Lea mencari Lea.. Tapi baru saja mereka akan mencari, ternyata Lea pulang di gandeng oleh nenek dari pihak ayah nya.

"Assalamualaikum.." Ujar nenek Lea yang dari pihak ayah nya, Lea memanggil nya mak tua.

"Mbak, iki Lea kok ada di ujung jalan sana? Nangis - nangis iki.." Ucap mak tua.

"Anu bu, tadi Lea di marahi bapak nya jadi kabur." Ujar bude Win.

"Di marahi kenapa, toh?" Tanya mak tua khawatir.

"Anu.." Bude Win tidak enak juga mengucap nya.

Saat itu kebetulan ayah Lea pulang, Lea langsung sembunyi di balik tubuh mak tua, tapi lalu berlari memeluk nenek nya dan menenggelamkan wajah nya di balik kain jarik nenek nya.

"Rus, Lea di marahi kenapa?" Tanya mak tua.

"Lea, sini nduk." Ujar ayah Lea tapi Lea tetap sembunyi.

"Koe marahin anakmu kenapa?" Tanya mak tua, masih mencecar anak nya.

"Salah paham bu." Ujar ayah Lea.

"Salah paham kepie (kenapa) kok Lea sampe nangis di jalanan?!" Tanya mak tua lagi.

"Nanti tak ceritain, aku tak bujuk Lea dulu." Ujar ayah Lea.

"Was ndak usah! Anakmu nangis - nangis begitu pasti ada sebab nya, wes koe pergi saja sana!" Ujar mak tua akhir nya.

Mak tua ini adalah orang yang sangat tegas, tapi seorang yang penyayang juga. Dia tinggal sebenar nya beda desa dari desa nenek Lea dan masih satu kecamatan, hanya saja rumah nya memang lumayan jauh.

Saat ibunya Lea meninggal, dia tidak mendapat kabar karena dia merantau jauh dan tidak ada yang punya telepon di sana, alhasil baru hari ini dia bisa datang. Dia pulang bukan karena mendapat kabar ibunya Lea meninggal, tapi memang sudah waktunya pulang dan dia terkejut saat mendengar selentingan kabar bahwa menantunya, yaitu ibunya Lea meninggal dunia.

"Sini nduk, sama mak tua." Ujar mak tua, tapi Lea masih terus memeluk kaki nenek nya.

Melihat cucu nya kurus begitu mak tua menangis, cucu nya yang malang itu harus kehilangan ibu di umur yang masih kecil. Mak tua mencoba memeluk Lea tapi Lea terus menghindar dan menangis di belakang nenek nya.

"Ya Allah Rianti.." Gumam mak tua.

"Lea, salim sama mak tua nduk." Ujar nenek Lea.

Dan karena dorongan nenek nya, Lea pun salim tangan dengan mak tua. Mak tua menangis meraung - raung sambil memeluk Lea kecil, Lea di cium, di peluk sampai Lea tidak bisa berbuat apa apa dan hanya bisa diam pasrah.

"Sabar yo, sayang. Kamu kuat, kamu masih ada bapak, uti, ada mak tua, ada bude, pakde sama pak le bule. Kamu masih ada kita semua.." Ujar mak tua.

"Mama Lea emang mati, mak tua?" Tanya Lea, akhir nya angkat bicara.

Yang mendengar itu lagi - lagi tak bisa menahan air matanya, mak tua makin meraung - raung, nenek dan bude Lea berulang kali menghapus air matanya.

"Malik bilang mama Lea mati.. hiks.. hiks.." Ujar Lea, sambil menangis.

"Mama Lea ke surga, nduk." Ujar mak tua, Mak tua tidak menyembunyikan kebenaran.

"Sulga itu dimana? Lea bisa kesana ndak? Lea mau ikut mama.." Ujar Lea, mak tua menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Jangan, Lea di sini saja. Kan ada mak tua, ada uti, bude, bapak.. Mamamu biar bahagia di surga." Ujar mak tua.

"Kalo kamu nangis terus, nanti mamamu di surga juga ikut nangis, nduk." Imbuh mak tua.

"Lea mau sama mama.." Ujar Lea menangis.

"Cep - cep, ojo nangis nduk.. Sama mak tua aja di sini, yo.. Sama uti, bude.." Ujar mak tua.

Tapi Lea terus memanggil mama nya, dia terus menerus berkata ingin ikut mama nya.. Sampai mak tua tidak kuasa lagi dan jatuh di lantai sambil memeluk Lea.

Lalu karena Lea sesenggukan dan lama menangis, akhir nya dia mengantuk dan tidur di pelukan mak tua. Ayah Lea yang menyaksikan itu dari jauh hanya bisa menghapus air matanya sendiri, dia merasa bersalah pada anak nya itu.

Waktu berjalan akhir nya malam harinya tahlilan kembali di adakan untuk menyempurnakan arwah Rianti, buhul sudah di lepas dan malam ini orang orang kembali mendoakan almarhumah Rianti.

Lea kecil sedang duduk di teras rumah, ketika yang lain sedang mengaji Lea malah duduk di depan teras rumah sendirian dan memandang ke langit.

"Lea.."

Lea menoleh ketika dia mendengar sebuah suara memanggilnya, tapi saat dia mencari sumber nya, tidak ada siapapun di sana.

"Lea.."

"Dalem.." Sahut Lea, dia masih mencari dari mana suara itu berasal.

"Sini.."

Lea tidak melihat siapapun, tapi suaranya ada.. Dan karena penasaran Lea pun bangun dan mencari sumber suaranya.

"Lea.."

"Mba Indi.." Panggil Lea, dia mengira itu suara Indi.

Lea lalu melihat siluet bayangan seseorang dari samping rumah nya, dan karena Lea mengira itu teman nya, akhir nya Lea berlari mengejar bayangan tadi. Lea berlari ke samping rumah tapi di sana gelap.. akhir nya Lea berhenti tepat di titik yang masih tersorot cahaya lampu petromaks.

Di ujung lorong samping rumah Lea, dia melihat perempuan berdiri, menggunakan daster panjang berwarna merah. Meski gelap tapi Lea bisa melihat dari sorot cahaya bulan, perempuan berdaster merah itu tersenyum padanya.

"Bukan mama.." Gumam Lea.

Saat itu juga terdengar suara piyak - piyak anak ayam yang samar terdengar. Pelan tapi pasti Lea melihat sosok itu kian mendekat sambil senyum padanya dan mengulurkan tangan nya pada Lea, tapi..

"Nduk.." Panggil bude nya, dan Lea menoleh.

"Ngapain? Ayo masuk." Ujar bude Win.

Lea kembali menoleh ke lorong dimana perempuan tadi berdiri, tapi sekarang sudah tidak ada di sana.

"Nyari siapa?" Tanya bude Win, Lea menggeleng.

Akhir nya Lea di bawa masuk kedalam, Lea di pangku oleh mak tua nya, di beri kupasan kacang rebus tapi Lea tidak memakan nya. Tatapan nya terus menelisik seisi ruangan itu.. Mencari ibunya.

Lea sudah di beri pengertian oleh mak tua, mak tua menjelaskan apa itu kematian pada Lea yang masih sangat kecil. Dengan pelan dan dengan bahasa yang mudah Lea mengerti, mak tua menjelaskan pada Lea bahwa ibunya memang sudah pergi ke surga.. Anak polos itu menelan kenyataan bahwa ibunya sudah tidak akan kembali pulang lagi.

Tapi Lea terus tidak percaya sebenar nya, sebab selama ini selama dari hari pertama kematian Rianti, Lea masih di temani Rianti tanpa siapapun tahu. Rianti memang ada si rumah dan menemani Lea, hanya Lea yang bisa melihat Rianti, itulah mengapa Lea tidak percaya ibunya sudah pergi.

Tapi malam ini.. Lea tidak lagi melihat ibunya, dia tidak melhat ibunya di ruangan itu atau di luar jendela seperti biasanya. Dan hal itu membuat Lea kecil murung..

"Nduk, maem yo? Kamu belum maem dari siang." Ujar mak tua.

"Lea ndak lapel, mak tua." Ujar Lea, tatapan nya masih mencari ibunya.

"Bobok sama bapak yo, nduk?" Ujar ayah Lea, dan Lea spontan menggeleng.

"Ndak mau.." Ujar Lea kecil.

Sentilan telinga tadi adalah sentilan pertama yang ayah Lea lakukan, selama ini ayah Lea tidak sekalipun secara langsung menyakiti Lea dengan fisik tapi hanya dengan sentakan kecil pun Lea sudah menangis.. Dan kali ini hati nya kembali patah oleh sentilan itu.

Mendapat respon seperti itu dari Lea, akhir nya ayah Lea menghela nafas dan pergi keluar..

"Bapakmu nakal yo, nduk." Ujar mak tua dan Lea mengangguk, tapi tiba - tiba..

"BRAK!!!"

"Astagfirullah!! Apa iku!"

Sisa orang yang selesai tahlilan di sana keluar saat mendengar seperti benda yang di banting. Saat keluar, ternyata ayah Lea terlihat membanting ember yang ada di depan rumah nya dengan nafas yang terengah - engah.

"Rus, koe kenapa kok ngamuk!?" Ujar mak tua, Lea lalu di limpahkan ke nenek nya dan di bawa masuk.

"Aku yo sama kehilangan Rianti bu, aku yo sama sedih nya, Rianti iku bujoku! Ndak ada yang peduli perasaanku, bahkan anakku sendiri pun ndak mau sama aku!!" Ujar nya.

Sepertinya ayah Lea meluapkan semua isi hatinya, kesedihan nya yang membuat dia sedikit berubah murung..

"Istigfar Rus, istigfar.." Ujar pakde Lea.

"Kan koe duluan yang bikin anakmu takut, koe kok emosian ngono toh!! Sini kamu!" Ujar mak tua, lalu menyeret ayah Lea pergi ke belakang rumah, di rumah kayu.

Sebagai ibu, mak tua merasa memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak nya meski anak nya sudah menikah dan memiliki anak. Semua orang yang melihat itu hanya bisa tercengang dengan hal mendadak tadi.

"Bubar mas, sepurone (maaf) yo mas jadi lihat keributan." Ujar pakde Lea, membubarkan orang orang di sana.

"Ruslan kok ngono yo pak, koyo bocah.. tempramenan." Ujar bude Win.

"Bocah punya bocah yo gitu lah bu, umur masih sepiro wis mbojo.." Sahut pakde Lea.

"Kasian Lea pak, di sentili.. Aku nek inget kejadian mau kok yo rasane sedih." Ujar bude Lea, menghapus air matanya.

"Astagfirullah.." Gumam pakde Lea, hanya bisa menghela nafas.

BERSAMBUNG!

1
SENJA
hayoloh! siapa lagi ini 😳
SENJA
heleh bowo laki2 cangkem wedok! lea emang masih kecil kok! wajar minta pangku! ga wajar iku kowe! lanang ga gelem ibunga kerja yah kerja lebih keras wo jangan nyir2in anak kecil 😳
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
waduh kasian bgt sih si Lea, lagi bapak nya kok gendeng bgt sih, biarin dia sama UTI nya tp dibiayain hdp nya jgn diem aja. kerja buat apa klo bukan buat anak udah tahu bapaknya ga Nerima dia kan kasian anak kecil kek gtu ga tahu apa²
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
astaghfirullah cucu mu lohh itu kung.. kok yo tega🤧🤧🤧
Rere Emon
duh ya allah lea
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana🦉☆⃝𝗧ꋬꋊ
tega banget yut, anak kecil ditinggal sendirian di luar 😥
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya elah di tinggal ya di ambil demit
asry14
capek bgt jadi Lea, bacanya aja ampe sesek
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Yawes Lea melu ae karo kunti abang ....hiks...hiks....
Tinggal sama demit mungkin lebih baik😅, daripada sana sini gak diterima
Lalu kendalikan tuh para setan, buat nakut2 para orangtua yang tak bertanggungjawab....
atau jadi dukun sekalian ....
balikkan keadaan ,jadikan dirimu wanita sukses.
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ: terus jadi apaan donk, kasihan masih punya keluarga tapi terlunta lunta.
ehh ...ngomong2 ,ada nggak sih dukun yang memberantas kebathilan?🤭
atau jadi pedagang ?
aku kalau baca ,anak kecil harus boro /ngenger orang kaya gitu ,ikut nelangsa....seperti memutar masa kecil dulu.
total 2 replies
Hary Nengsih
wah sapa tuh
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ: kunti merah cah ayu...
total 1 replies
Nureliya Yajid
lanjut thor
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Bener kan tebakan ku, Lea pasti mau di tinggal dirumah bapaknya. Anak sekecil itu harus rela menanggung kebencian dari orang² terdekatnya😭😭
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
pada akhirnya Lea tetep akan di bawa juga ke rumah mak tuanya
ˢ⍣⃟ₛFhan🦐⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©ꪻ꛰͜⃟ዛ༉☆⃝𝗧ꋬ
lahh selama ini kmu kerja uangnya kok nggak pernah di ksih ke Lea atau utinya lohh.. pantes aja bowo marah
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
itu nenek nenek yg pernah bantu dara kali ya
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Waduh lea bisa liat lagi 🫣 kayana gara2 makan roten tadi
💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ༄⃞⃟⚡
aura indigo
Lea sdh berkembang lagi
miris nasibnya Lea ,
jgn2 nenek2 itu yg mengawali terbuka nya mata batin Lea
Husein
suara anak ayam... Lea masih dikejar Kunti merah... duh smg ada yg bs bantu Lea
Hary Nengsih
ikit degdegan
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana🦉☆⃝𝗧ꋬꋊ
Lea bukan hanya mendengar lagi tapi udah bisa melihat 😱😱👻👻👻
Ai Emy Ningrum: /Smile//Smile/ Esa ..hehehe kirain Elsa frozen
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!