Laura Vince Claudia seorang Queen Mafia yang telah lama vacum karena ingin bertobat dan menjalani hidup normal seperti gadis lainnya. Laura kini menjalani hidup dengan bekerja sebagai seorang pelayan cafe.
Lucas Alistair Eezar seorang King Mafia dari Klan Shadowy Angel. Generasi penerus keempat setelah pemimpin sebelumnya meninggal dunia karena sakit.
Malam itu, Lucas tertembak oleh musuhnya dan sekarat di depan pintu cafe yang telah tutup. Laura yang pulang paling akhir menemukan keberadaan Lucas, lantas menolongnya serta memberi tumpangan tinggal sementara.
Lucius Alaric Eezar seorang CEO yang sedang melarikan diri karena menolak bertanggung jawab atas penjebakan seorang gadis yang terobsesi dengannya.
Lucius tidak sengaja menabrak Laura yang menyeberang jalan tanpa menoleh. Laura yang sejak menolong Lucas sudah jatuh cinta, akhirnya menyatakan perasaannya pada Lucius yang dianggap pria yang pernah ditolongnya dulu.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta ini?
UPDATE SETIAP HARI.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan Sayang Dari Lucas
"Dasar anak nakal, mau nikah kenapa dadakan? Kamu menyuruh kami berdua datang tanpa membawa oleh-oleh untuk calon menantu Mama." Oceh wanita yang bernama Clara Evania mantan Queen Shadowy Angel.
"Mama, Papa, kenapa bisa tahu kami ada di rumah ini. Padahal aku baru ingin menjemput kalian dari bandara." Ucap Lucas.
"Kamu tidak lupa siapa Mama? Hanya melacak keberadaanmu bukan hal sulit, tapi selama ini Mama dan Papa sudah sepakat untuk mencampuri urusan kalian. Ingin hidup tenang di hari tua kami. Makanya Mama singkirkan semua peralatan Mama saat masih menjadi Queen."
"Tapi, bukan berarti kami lepas tanggung jawab pada kalian semua."
Ucap pria tua yang semakin terlihat berkharisma, siapa lagi kalau bukan Papa Nathanael Hector Eezar.
"Nama kamu Laura? Kamu yakin menikah dengan anak Mama yang kaku dan super dingin ini? Tidak mau memilih kembarannya saja? Dia pria yang hangat dan murah senyum." Ucapan Mama Clara membuat Lucas merasa sangat kesal.
"Maksud Mama apa, Lucius lebih cocok dengan Laura?" Tanya Lucas.
"Tentu saja, gadis manis ini lebih cocok dengan pria kalem..."
"Hahaha... Gadis manis dengan pria yang kalem? Mama dan Papa salah menilai Laura apalagi Lucius. Asal Mama tahu, Laura ini sudah seperti Kunoichi yang memiliki kemampuan bertarung sangat luar biasa."
"Sementara Lucius hanya pria pecundang yang lari dari tanggung jawab setelah membuat seorang gadis hamil. Mama pikir kenapa Lucius berada di Jakarta, lalu berakhir terluka mengenaskan. Ya karena kami bertukar posisi karena Lucius melarikan diri..."
"Bukan melarikan diri Kak, tapi aku ingin kamu menyelidiki kebenarannya." Ucap Lucius dengan suara lirih
"Kamu sudah bangun, apa yang kamu rasakan?" Tanya Laura lebih memilih memperhatikan keadaan Lucius, daripada mendengar perdebatan yang tidak penting.
"Kamu gadis yang aku tabrak waktu itu? Apa kabar? Kenapa aku bisa bersamamu di sini?" Lucius mencerca pertanyaan karena penasaran kenapa dia bisa bersama dengan gadis cantik berdada besar itu.
Meskipun kepalanya terluka, tapi otak mesum Lucius tetap bisa bekerja.
PLAK..
"Auuhhh..."
"Berhenti membayangkan hal kotor terhadap calon kakak iparmu. Awas saja kalau kamu berniat ingin jadi pebinor, aku tak segan melubangi kepalamu." Ancam Lucas.
"CUKUP, kalian bukan anak kecil lagi yang pantas berebut mainan." Ucap Mama Clara menatap tajam.
"Lucius, apa benar kamu telah menghamili seorang gadis. Tapi kamu melarikan karena takut diminta tanggung jawab terhadapnya?" Tanya Mama Clara.
"Apakah kami pernah mengajarkanmu menjadi seorang pecundang? Mama kecewa Lucius."
"Jika kamu tidak sedang terluka, mungkin Papa sudah akan menghajarmu. Keturunan Eezar tidak ada yang menjadi pecundang." Ucap Papa Nathan.
"Maaf, Pa... Itu karena Lisya yang telah menjebakku." Jawab Lucius.
"Jangan bilang dia Lisya Anastasia putri dari Baskara Mahendra dan Deswita Maharani? Tanya Papa Nathan.
"Benar, dan karenanya aku hampir dipaksa menikahi Lisya." Jawab Lucas.
"Ya sudah setelah pernikahan kakakmu besok dan setelah kamu pulih, kamu harus segera menikahi Lisya."
"Lucius, ingat Laura calon istri Kakakmu. Jangan memandanginya macam kamu ikut tertarik padanya. Papa tidak ingin, dia bersaudara berebut wanita." Ucap Papa Nathan, dengan tegas.
Lucius menunduk bukan lantaran dia jatuh cinta dengan kakak iparnya. Tapi, karena sudah membayangkan tubuh sexy berdada besar itu tanpa pakaian. Sungguh Lucius merasa berdosa.
Dengan pipi memerah karena malu, Lucius mengangguk sambil menjawab lirih.
"Iya Ma, Pa, aku gak mungkin merebut calon istri Kakakku."
"Ya sudah, sekarang bagaimana kondisi kamu? Apa sudah pulih? Mama lihat, banyak ramuan herbal di tubuhmu. Pasti itu karena calon istri Lucas mempunyai banyak keahlian." Ucap Mama Clara tersenyum bangga.
"Aku sudah pulih, bisa pulang kan?" Tanya Lucius ingin segera pergi dari hadapan Kakak iparnya."
"Tunggu di sini sampai pernikahan Kakakmu selesai. Kamu harus bersedia menemani Kakakmu mengakhiri masa lajangnya. Sayang sekali ketiga adikmu tidak bisa ikut menghadiri pernikahan Lucas. Tapi, tidak apa Mama mengerti kondisi saat ini sedang darurat."
"Apa Tante tahu siapa nama pemimpin Klan Dead Forest sekarang dan terdahulu?" Tanya Laura serius.
"Kenapa menanyakan mereka, apa mereka pernah menyinggung kamu atau melukaimu."
"Klan itu membunuh seluruh keluargaku, ayah, ibu, nenek dan guruku. Aku beruntung hidup karena saat bayi aku berhasil disembunyikan. Dan ini Kakekku, kehilangan istri tercintanya."
"Dia juga yang telah melukai Lucius, menganggap Lucius sebagai Lucas. Berniat menjadikannya budak, jika kami gagal membebaskannya saat dia disekap..."
Ucapan Laura dipotong oleh Lucas.
"Oleh sebab itu, pernikahanku dengan Laura harus segera dilangsungkan. Karena aku ingin melindungi calon istriku."
"Astaga anak ini sudah kebelet kawin, kamu sama seperti Papamu."
"Mama sudah lama tidak lagi berurusan dengan mafia atau pun yang berkaitan dengan dunia bawah. Tapi, seingat Mama dulu pemimpin itu kurang terkenal. Dalam artian kelompoknya kecil dan tidak memiliki eksistensi yang bisa dikatakan baik. Mereka sering sekali mencari masalah." Ucap Mama Clara mengingat kembali masa saat dia menjadi mafia.
"Dan mereka beruntung karena tidak mencari masalah dengan Mama kalian. Bisa-bisa habis nyawa mereka." Ucap Papa Nathan kembali mengingat betapa beringasnya istrinya kala membasmi musuh. Terutama saat ada pelakor.
"Apa tante se mengerikan itu?" Tanya Laura seolah tidak percaya. Ya, karena Clara saat ini berpenampilan layaknya ibu rumah tangga.
"Sangat. Kata Papa, dulu Mama pernah mengambil paksa bayi dari perut calon pelakor yang tidak henti-hentinya mengganggu rumah tangganya. Mama sangat mengerikan waktu muda." Ucap Lucius mengedikkan kedua bahunya, tanda dia pun merasa ngeri.
"Dan Papa suami super bucin. Kata Kakek Buyut, Papa pernah hampir gila karena Mama menghilang."
"Cckkk... Kamu juga akan gila, andai Laura menolak menikah denganmu. Jangan pernah menyepelekan perasaan, karena manusia akan berubah karena cinta. Sama halnya yang tadi kalian bicarakan, Lisya juga bertindak gila karena cintanya pada Lucius bukan? Sekarang Papa tanya, kenapa kamu tidak mau dengan Lisya. Bukankah dia gadis cantik dan cerdas?"
"Karena Lisya wanita murahan, sebelum denganku dia sering menjajakan diri. Dia sering pergi ke club malam bersama dengan lima pria. Semuanya seolah sangat menyayangi Lisya layaknya lima pria itu kekasihnya." Ucap Lucius dengan wajah merahnya.
"Kamu itu cemburu, kamu tidak suka Lisya berdekatan dengan pria selain kamu. Kenapa tidak jujur?"
Skak matt, ucapan Mama Clara sangat menusuk ke jantung Lucius. Ya, dia pernah mencintai Lisya. Sebelum cemburu membuatnya beralih membenci.
"Kamu sudah melihat buktinya? Akurat? Editan atau bukan? Atau info yang sengaja diberikan hanya untuk menjauhkan kalian? Sudah coba cari info sendiri? Cek sana sini kebenarannya? Siapa tahu mereka saudara."
Lanjut analisa mama Clara tepat sasaran sampai Lucius tak berkutik.
"Tante, sebelum aku menikah. Aku ingin mengajukan syarat untuk kalian." Ucap Laura yang ingin mempertegas urusannya dengan Lucas dan keluarganya.
"Katakan, apa yang kamu minta." Ucap Mama Clara menatap dalam.
"Pertama, jangan pernah mengekangku untuk diam di rumah." Ucap Laura.
Melihat semua orang masih diam, Laura melanjutkan yang ingin diucapkannya.
"Kedua, aku akan tetap mengejar pembunuh keluargaku. Jangan halangi aku. Ketiga, pernikahan ini dilakukan sederhana, tidak ada pesta atau resepsi. Keempat, aku tidak mau jika suatu hari harus menghadapi Lisya. Tidak ingin bersaing dengan siapa pun yang ingin mencuri suamiku."
"Maaf, tapi aku tidak mau menghadapi calon pelakor seperti tante. Jika Lucas benar-benar mencintaiku, maka dia akan menjadi perisai. Dan bahkan mampu membentengi dirinya, dari para wanita gatal itu."
"Syarat diterima 100%, Mama juga setuju dengan yang kamu pinta. Kita lihat, seberapa dalam Lucas mencintaimu. Kalau hanya di permukaan..."
"Lebih baik kamu tinggalkan dia, dan cari suami yang lebih baik lagi. Mama sangat mendukungmu." Ucap Mama Clara tersenyum lebar.
"Aku tidak akan membiarkan wanita lain mendekat. Jika mereka nekat, maka aku pastikan nyawa melayang." Ucap Lucas penuh tekad membara.
"Oh ya... Laura kalau boleh bantu cek masa lalu Lisya."
"Baiklah, setelah ini aku akan mencari informasi tentang masa lalunya." Ucap Laura sambil tersenyum tipis.
"Sayang, ngomong-ngomong kamu jangan lagi dekat-dekat dengan Lucius. Aku tidak ingin orang salah sangka, jika suamimu adalah dia." Semua orang terpaku mendengar panggilan sayang dari Lucas. Karena dia mengucapkan masih dengan wajah datarnya.
Aku jadi ngilu mbayanginnya