NovelToon NovelToon
First Love

First Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bulbin

Beberapa orang terkesan kejam, hanya karena tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata-kata mengalir begitu saja tanpa mengenal perasaan, entah akan menjadi melati yang mewangi atau belati yang membuat luka abadi.

Akibat dari lidah yang tak bertulang itulah, kehidupan seorang gadis berubah. Setidaknya hanya di sekolah, di luar rumah, karena di hatinya, dia masih memiliki sosok untuk 'pulang' dan berkeluh kesah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulbin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Jadian?

Bel masuk belum berbunyi, beberapa bangku di kelas juga masih kosong tak berpenghuni. Koridor terlihat ramai oleh gelak tawa dan canda, dari siswa siswi SMK Bina Karya.

Termasuk Melda dan geng-nya yang ber-haha hihi ria, tanpa menyadari sesuatu yang tengah mengintai.

"Guys, gue lagi bahagia nih!" seru Melda seraya menyibakkan rambut panjangnya, kemudian melanjutkan, "nanti siang, gue traktir lo semua, makan di kantin."

Teman-temannya berseru girang sambil bertepuk tangan, namun satu di antaranya mendekati Melda dan berkata, "tumben, Mel. Lo lagi ada apa? Dapet arisan?"

Yang ditanya hanya menggeleng, lalu tersenyum dan kembali memainkan ponsel di tangan.

Saat itu juga, terlihat dua orang siswi yang baru datang. Senyum di wajah Melda semakin mengembang, tanpa menunggu lama, dia memanggil dengan suara lantang.

Mereka adalah Nayna dan Tania. Keduanya saling tatap dan mengedikkan bahu. "Aku curiga, Nay. Nggak mungkin dia tiba-tiba jadi donatur gini. Kita harus tetep waspada," bisik Tania setelah berlalu. Mereka berdua juga diminta untuk datang ke kantin, saat istirahat nanti. "Gue mau traktir kalian makan." Suara Melda terngiang di kepala.

Waktu berlalu, akhirnya momen yang ditunggu datang juga. Bel istirahat berbunyi nyaring, memenuhi ruang-ruang kelas dan menggema di koridor sekolah yang mulai berisik.

Begitu juga suasana di kantin. Melda and the geng sudah berkumpul di sana, sementara Tania dan Nayna datang dengan hati berdebar.

"Firasatku nggak enak, Tan," bisik Nayna yang dibalas anggukan pelan oleh temannya.

"Eh, lo berdua, sini, duduk sini, bareng satu meja aja." Melda melambai ke arah dua gadis yang berdiri mematung itu, lalu menunjuk kursi kosong di dekatnya.

Keduanya manut. Saling pandang saat tubuh berhasil mendarat di kursi kayu itu. Setelahnya, suara Melda memecah ketegangan.

"Jadi, gue kumpulin kalian buat makan bareng di sini karena mau berbagi kebahagiaan. Lo berdua nggak usah takut, gue nggak bakal kasih racun, tenang aja. Gue lagi seneng hari ini. Karena gue udah jadian sama Aksara," tutur Melda panjang lebar. Yang lain heran, termasuk Tania dan Nayna yang saling lirik dengan kening berkerut.

Jadian? Nggak salah?

Namun Nayna spontan mengulurkan tangan ke arah Melda. "Selamat ya, Mel. Semoga kalian langgeng."

"Harus dong, dan lo juga jangan deketin 'pacar gue' lagi. Awas kalau sampai gue lihat lo berani deket dia, gue bakal bikin lo menderita!" balas Melda. Lalu mereka menikmati hidangan yang ada dengan tawa dari Melda cs. Sedangkan Tania dan Nayna, buru-buru menghabiskan makanannya.

Setelah selesai, Tania dan Nayna pamit untuk pergi lebih dulu. Melda hanya mengangguk lalu berkata pelan, "inget omongan gue. Sekali lagi, lo bikin masalah, gue nggak segan-segan bikin lo didepak dari sini."

Nayna melepas cekalan tangan Melda dengan santai, lalu pergi menarik lengan Tania.

Di koridor, Tania tak hentinya mengomel. Dia berulang kali menahan tangan Nayna untuk berhenti sejenak, namun tetap saja gadis itu berlalu sampai di sebuah sudut sekolah.

"Nay, kalau tadi tahu bakal gini, aku nggak bakalan mau. Nggak nyangka aja, masa iya, seorang Aksara mau sama Melda? Kesambet apa tu cowok? Apa cuma bualan dia doang? Lagian kamu kenapa sih, diem aja nggak ada pergerakan. Kenapa nggak lawan aja, Nay. Tabok kek, apa kek, kesel lihatnya."

Nayna hanya tersenyum, lalu berbisik, "kita ikutin aja permainan dia. Coba mau sampai mana, orang modelan dia nggak bakal mempan kalau dikasarin juga. Yang ada justru makin ngamuk. Api lawannya air, biar padam sekalian. Kamu atur emosi ya, kita lawan dengan cara yang cantik, nggak grasa-grusu, nggak nguras tenaga juga."

Tania mengangguk paham, tersenyum lalu memeluk Nayna.

*

Kabar tentang hubungan Melda dan Aksara dengan cepat mencuat ke permukaan. Tentu saja, tanpa penyebar sekalipun, berita itu disebarkan langsung oleh salah satu sumbernya, siapa lagi kalau bukan Melda sendiri.

Dia membuat status di berbagai sosial media dan mengatakan tentang hubungannya itu. Tentu saja, hampir seluruh Bina Karya tahu, apalagi sikap Melda yang berubah baik dan manis tak seperti biasanya.

Semua berawal dari momen semalam, di mana tanpa sengaja, Melda diajak datang berkunjung ke rumah salah satu relasi sang papa. Dan itu adalah rumah Aksara. Melda sendiri baru tahu, setelah tuan rumah memanggil anaknya untuk 'setor muka' seperti adat kebanyakan.

"Temani Melda berbincang di luar, kami ada urusan sebentar." Perintah Om Wisnu pada anak bujangnya.

Dengan setengah hati, Aksara keluar menuju taman di halaman. Dia duduk, menyilangkan kedua lengan di dada dengan tatapan lurus ke depan. Tak peduli pada gadis di sampingnya yang terus berceloteh tanpa henti. Hingga saat mendengar sebuah nama diucap, Aksara baru mau menoleh dan menatap tajam.

"Sekali lo bikin dia celaka, lo nggak bakal selamat!"

Setelahnya, Aksara kembali pada posisi awal. Sementara Melda tersenyum penuh arti. Dia mengambil ponselnya, lalu memutar sebuah tayangan video di sana.

Awalnya Aksara tak menggubris, namun saat dia mendengar kata-kata yang familiar itu, wajahnya kembali menoleh dengan ekspresi menahan amarah.

"Dari mana lo dapet video itu, hah? Lo nggak tahu apa-apa soal gue sama Nayna. Lo nggak berhak ikut campur."

Melda menyimpan kembali ponsel ke dalam tas. Masih dengan senyum, dia berkata lirih, namun memuakkan di telinga Aksara.

"Dulu, gue emang nggak bareng kalian. Tapi berita itu gue dapet dari sumber yang terpercaya. Gue tahu semua tentang lo, karena gue jatuh cinta sama lo, Aksara. Gue nggak bakal sebarin ini semua -di sini, asal dengan satu syarat, lo harus jadian sama gue. Dan gue juga nggak bakal usik cewek kampung itu lagi. Gimana? Kalau lo setuju, mulai besok gue bakal tepatin janji, tapi kalau lo nolak, gue nggak segan-segan lampiasin amarah ini ke si kampung itu." Melda mengulum senyum, merasa kemenangan ada di depan mata.

Aksara membuang tatapannya ke depan. Hatinya berkecamuk, meng-iyakan atau bersiap melihat Nayna terluka karena ulah Melda. Dia tahu, bagaimana kejamnya gadis itu kala mem-bully siapa pun yang tak disukai. Meski Aksara juga tahu, banyak juga yang tak menyukai Melda, tapi memilih tak ikut campur. Seperti dirinya sendiri.

Namun keadaan ini membuatnya terjepit, dan dia membenci itu. Tiba-tiba saja, dia kembali dikejutkan oleh suara di sampingnya.

"Gimana? Lo mau kan jadi pacar gue? Gue janji nggak bakal dua-in lo dan tentunya akan setia sama lo."

Dari kejadian semalam, kini semakin banyak yang menatap Aksara, bukan hanya cewek-cewek saja, para cowok juga menatapnya dengan bisik-bisik dan tawa tertahan.

"Hei, Bro. Selamat ya, akhirnya perahu lo karam juga di lautan cinta sang primadona kita, ratu ondel-ondel yang mirip ulet bulu, haha."

Sandy tertawa renyah kala tak sengaja berpapasan dengan Aksara di parkiran saat bel pulang. Dia berlalu meninggalkan asap tipis dari motor merah kesayangannya. Sementara Aksara mendengus kesal, terlebih saat dia bersiap pergi, Melda melambai lalu berlari ke arahnya dengan senyum sumringah.

"Sayang, kita balik bareng ya? Anterin aku ke mall sebentar, mau beli lipstik," pinta Melda manja, sambil melingkarkan tangan di lengan kokoh Aksara.

Suasana parkiran yang masih ramai, membuat dua sejoli itu mendapat seruan yang bagi Melda sendiri, bagaikan ucapan selamat. Namun tidak dengan Aksara, dia merasa dicemooh oleh tatapan dan kata-kata yang terlontar dari mereka.

"Gue ada urusan."

Aksara mengibaskan lengannya, lalu menyalakan mesin motor dan pergi begitu saja.

Melda tersenyum penuh arti, dia tak marah karena perlakuan itu. Sebaliknya, gadis itu diam-diam tertawa dalam hati, menatap punggung 'kekasihnya' yang semakin menjauh.

Oke, Pangeran. Gue akan sebarkan benih cinta itu di hati dinginmu. Dan lo bakal semakin falling in love sama gue.

***

1
Dewi Ink
musuh bgt 😅😅
Dewi Ink
🤣🤣🤣
Alyanceyoumee
lah, jangan jadi matre Bu Siti. Pak wistu nyebelin.
Alyanceyoumee
ga suka!
Alyanceyoumee
bagus nay..
Alyanceyoumee
waduh, na... tiba-tiba saja ketemu sama camer.
Pandandut
nah ini baru gentle nih
Pandandut
jadi inget dulu jerit jerit pas jurit malam wkwkwk
Kutipan Halu
untuk ajaa ayahnya segera datang kalau nggk udah kena modus dua cowok itu2 tuh 😂
Iqueena
Hahah, anteng dulu ya Bu 🤣
Iqueena
Ya Allah, ada aja ujian mereka
Iqueena
Ayo diingat lagi Na
Iqueena
Sebentar sebentar, jadi bukan ortu kandung Nayna?
TokoFebri
yang kayak gini itu bacanya sedikit nyesek. Sandy cengengesan tapi sebenarnyaa hatinya raapuh.
TokoFebri: salam ke Sandy ya Thor. semangat. hihihi
total 2 replies
Yoona
siapa yang natap nanya dari jauh itu, penasaran 🤔🤔
Septi Utami
aku kok muak ya sama Melda!!!
Bulanbintang: Aku juga,😥
total 1 replies
Miu Nuha.
mau pinjem PR kok /Hey//Hey/
Miu Nuha.
pinisirin juga nih aku 🤔
Miu Nuha.
gara2 ketemu mantan
Miu Nuha.
jangan nakutin tooo /Sweat//Sweat/
Bulanbintang: Demi keselamatan sang anak,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!