Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
...⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️⛈️☘️...
...happy Reading...
...❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️...
Alze terus menyantap makanannya dengan pelan. "Secepat itu mereka ingin menikah, padahal dia baru saja bercerai dengan ku beberapa jam yang lalu," ucap Alze dalam hati.
Akhirnya, hidangan makanan Dina dan Tomi datang, makanan mereka bahkan lebih murah dari yang di pesan Alze.
Alze memesan nasi goreng spesial, sementara Mereka berdua memesan nasi goreng biasa. Dina menatap tajam Alze yang kursinya tidak jauh dari mereka, Meskipun makanan mereka lebih murah dari Alze, Dina tetap menampakkan kemesraannya dengan Tomi di depan Alze.
Alze berusaha tidak peduli, ia memilih untuk segera menghabiskan makanannya. Ia tidak ingin memperpanjang drama yang sedang terjadi. Namun, ia tidak bisa tidak memperhatikan bagaimana Dina dan Tomi terus menatapnya dengan mata yang berbeda.
Dina menatap Alze dengan mata yang penuh dengan kebencian, sementara Tomi menatap Alze dengan mata yang penuh dengan kesombongan. Alze merasa tidak nyaman dengan situasi ini, tapi ia tidak ingin memperburuk keadaan.
Setelah selesai makan, Alze memutuskan untuk meninggalkan restoran itu. Ia tidak ingin melihat Dina dan Tomi lagi, setidaknya untuk sementara waktu.
"Hey Alze, Buru-buru sekali mau pergi, nggak mau mengobrol dulu? Mengingat aku adalah atasan mu, aku berharap kamu menghargai undangan ku untuk duduk bersama kami," kata Tomi sengaja, ia sangat menikmati wajah Alze yang berubah itu, wajah Alze yang sakit hati itu.
Belum sempat Alze berbicara, teman Tomi datang. Ia melihat ke arah Tomi yang sedang merangkul Dina. "Halo, Tomi! Apa kabar? Aku lihat kamu sedang bersama dengan orang cantik di sini," kata teman Tomi dengan senyum lebar.
Tomi tersenyum bangga dan memperkenalkan Dina sebagai kekasih barunya. Alze merasa tidak nyaman dengan situasi ini.
"Ini bukannya... " Ucap pria itu mencoba mengingat-ingat wanita di samping Tomi, pria itu bernama Hino, manager pabrik. sementara Tomi adalah estate manager, jabatan Tomi lebih tinggi dari temannya itu.
Hino melihat ke arah Dina dengan mata yang tajam, mencoba mengingat-ingat wajah wanita itu. Dari yang ia ingat, wanita di samping Tomi adalah istri pria yang berdiri tidak jauh darinya, meskipun ia tidak begitu mengenal Alze dan Dina, tapi ia ingat jika mereka suami istri.
Kenapa sekarang Tomi bisa bersama istri orang lain? Hino merasa tidak nyaman dengan situasi ini, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apakah ia harus berbicara dengan Tomi tentang hal ini? Ataukah ia harus membiarkannya saja?
Hino memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa untuk sementara waktu, ia hanya ingin melihat bagaimana situasi ini akan berkembang. Ia tidak ingin terlibat dalam masalah yang tidak perlu.
Sementara itu, Alze sudah meninggalkan restoran dan berjalan sendirian di jalan. Ia merasa sedih dan kecewa dengan apa yang terjadi. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi Tomi dan Dina.
"Hey Tunggu! Kamu main pergi aja! Atau kamu mau aku pecat!" teriak Tomi. Tapi Alze tak peduli, Tomi sengaja untuk menyakiti hatinya, tapi ia memilih untuk melupakan masa lalu.
Hino duduk di kursi di depan Tomi dan Dina, ia menatap temannya itu sambil mengerutkan alisnya. "Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian bertiga?" tanya Hino penasaran dengan suasana mencengkam diantara Alze, Tomi dan Dina.
Tomi tersenyum sinis dan memandang Hino dengan mata yang dingin. "Tidak ada apa-apa, Hino. Hanya saja pria itu tidak bisa menerima kenyataan bahwa mantan istrinya sudah move on dari dia," kata Tomi dengan nada yang mengejek.
Hino menatap Dina yang duduk di sebelah Tomi, dan ia melihat kilas balik kenangan tentang Alze dan Dina sebagai pasangan suami istri. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku rasa kamu harus berhati-hati dengannya, Tomi. Ia tidak terlihat seperti orang yang bisa di main-main," kata Hino dengan nada yang serius.
Tomi tertawa dan memandang Hino dengan mata yang penuh dengan kesombongan. "Jangan khawatir, Hino. Aku bisa menangani dia. Aku sudah tahu apa yang aku lakukan," kata Tomi dengan nada yang yakin.
Hino tidak yakin dengan jawaban Tomi, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan situasi ini.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...