gimana pertemuan bad boy sama bad gril apakah mereka akan melakukan hal hal aneh... ikuti kisah yang ada di sini... wkwkw
warning haha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Lona sudah sangat kesal kenapa orang-orang disini bersikap seperti itu
"Ada keributan apa ini?" Terdengar suara yang baru keluar entah dari mana, lona membalikkan badan untuk melihat siapa pemilik suara itu, siapa tau dia mengenalnya kan.
"Oh shit" umpat ara ketika membalik badan malah mendapati ares, orang yang membuat dia mengalami keributan seperti ini.
" Ngapain lo disini?" Tanya ares ketika melihat lona.
" bikin ribut lagi" ucapnya lagi.
"Maaf pak ares saya sudah bilang kalau anda tidak akan mau menemuinya tapi dia malah songong" ucap teman resepsionis yang memang tidak menyukai lona dari awal datang,ya bukan hanya dia sih sebenarnya karyawan wanita lain juga banyak yang tidak menyukainya datang, tapi tidak sejulid ni orang satu
"Gue mau ketemu elo tapi dilarang sama cabe-cabean" ucap lona melirik resepsionis yang tidak ramah itu
"Cabe-cabean?"
" lya ni" lona menunjuk ke arah resepsionis songong itu " yang mukanya udah kaya kue ulang tahun aja, rame banget warnanya" ucap lona mengejek, bukan apa-apa tapi dia memang sangat jengkel dengan resepsionis itu
" Huff ... sudahlah, lo mau ketemu gue?" Tanya ares melihat lona, dia tidak ingin ada keributan berlanjut di kantornya " lya ih" ucap lona terlanjur sebal "ni orang budek apa gimana, orang gue udah ngomong mau ketemu dia ck" ucap lona dalam hati melihat ke arah ares dengan kesal
"Yaudah ayo keruangan gue" ajak ares
"Loh kan ada meeting" ucap sean
"Emm begini sean kamu saja yang gantikan saya, soalnya saya punya peliharaan betina sekarang" ucap ares melirik lona
" Peliharaan betina?" Monolog lona dengan mata yang melebar " apa maksud lo bilang gue peliharaan betina ha" ucap lona tidak terima,jelas lah siapa juga yang terima dikatakan seperti itu apalagi yang bilang calon suaminya sendiri loo
"Gue nggak bilang lo kok" ucap ares membela dirinya
" Hihh tapi jelas yang lo ma-" sebelum ucapan lona selesai ares sudah terlebih dulu membekap mulutnya kalau tidak pasti akan bertambah panjang dan itu akan merusak citra ares sebagai pemimpin
"Sean, gantikan" perintah ares
" Baik pak, permisi" sean pergi meninggalkan keributan yang tidak dia pahami
"Udah ayo jalan, katanya mau ketemu gue" ucap ares
"Ih yaudah lepasin" ucap lona menyentak tangan ares yang masih membungkam mulutnya
"Ayo" ajak ares lagi menggandeng tangan lona
"Eh tunggu" ucap lona membuat langkah ares terhenti
"Apalagi sih lona?" Tanya ares, dia benar-benar tidak mengerti apa yang diinginkan oleh lona sekarang
"Sini" ucap lona mengisyaratkan ares untuk sedikit menunduk karena dia akan membisikkan sesuatu, ares itu tinggi banget 189 cm beda banget dengan lona yang hanya 168 cm jadi ares harus benar-benar menunduk menyamakan tingginya dengan lona
"Apa?" Tanya ares ketika tinggi mereka sudah sama, mau-mau saja ya ares, ya mau lah kalau enggak lona pasti akan tantrum
" Bilang ke semua orang, apalagi si resepsionis cabe itu, kalau gue datang itu langsung boleh temuin lo" ucap lona berbisik
"Emang lo bakal sering datang?" Tanya ares ikut berbisik, entahlah mengapa dia juga tidak tau
" lya, udah cepetan" suruh lona
"Huff ...iya" ares pun menurut saja
" Baiklah dengar, kalau nanti sewaktu-waktu dia datang
jangan ada yang menghalangi dia ke ruangan saya" ucap ares lantang
"Baik pak" ucap semua karyawan yang ada disana
"Dan mela, tolong jaga sikap dan perkataan kamu, kamu itu disini sebagai resepsionis, jadi bersikaplah yang baik, kalau tidak saya akan turunkan kamu, saya rasa jeni saja cukup jadi resepsionis " ucap ares menarik lona menuju ke life, lona nampak senang dengan tindakan ares apalagi dia menegur resepsionis cabe-cabean itu
" Wlee..." Lona menjulurkan lidahnya mengejek ke arah cabe-cabean itu, habisnya jadi resepsionis udah songong penampilannya juga seksi banget, sangat berbeda dengan resepsionis satunya, si jeni yang lebih sopan bahkan dari segi pakaian dan tutur katanya
"Mau ngapain kesini?" Tanya ares ketika mereka sudah masuk ke dalam ruangan ares "Emm nggak tau" ucap lona asal, tidak mungkin kan dia bilang mau nge tes milik ares bisa berdiri atau enggak, lalu ini bagaimana cara ngetes ya coy
"Huff ... Pasti ada sesuatu, ada apa?" Tanya ares lagi sudah duduk di kursi besarnya
Lona tersenyum kecil melangkah mendekati ares
" Emm iya gue emang mau sesuatu" ucap lona berdiri tepat di depan ares yang memang menghadapkan kursinya menghadap lona
"Apa?" Tanya ares mengangkat satu alisnya
Tanpa diduga lona naik ke atas kursi, satu lututnya dia tekuk berada di tengah-tengah paha ares lalu satunya lagi berada di samping paha ares sedangkan kedua tangannya berada di pundak ares, wajah mereka begitu dekat, jelasnya lona yang memang sengaja mendekatkan,ares tidak bereaksi apapun bahkan hanya diam membuat lona terdiam, apakah aksi gilanya ini tidak berpengaruh sama sekali dengan ares,
Lona semakin mendekatkan wajahnya terlihat ingin mencium ares tetapi laki-laki itu masih diam
" Mau apa hm" ucap ares tersenyum miring badannya masih diam tidak bereaksi apapun, dia ingin melihat sampai mana aksi yang akan dilakukan lona,
Lona yang merasa ares sedang menantangnya pun mulai menurunkan tangannya, menjelajahi turun dan semakin turun, pandangannya tetap di wajah ares begitu juga ares yang tetap menatap lekat lona tidak memperdulikan apa yang akan dilakukan gadis itu, tangannya semakin turun hampir sampai pada milik ares
Tap ...lona terenyuh, dia seperti menyentuh sesuatu yang keras disana
Grep...sebelum lona ingin bangun dari posisinya, ares menarik lona jatuh ke pangkuannya
"Mau kemana hm, udah main-main terus nggak mau
tanggung jawab hm" ares membelai wajah lona lembut, lona diam dia terpaku
"Gue emm mau cabut ada urusan" ucap lona cepat tapi ketika ingin bangun ares selalu menahannya
Tanggung jawab dulu" ucap ares
"Ha?" Lona hanya malah plonga plongo
"Tanggung jawab lona" ucap ares membelai pinggang lona lembut
"Nggak, gue nggak nglakuin apapun, ja ja-di apa yang harus gue tanggung jawabin" ucap lona sedikit gugup
"Oh jadi tadi ngapain pegang-pegang hm"
" Gue..?" Lona bingung mencari alasan apa yang tepat, ini malunya sudah sampai ujung kaki
"Apa?" Tanya ares tidak sabaran
"Gue cuma mau ngetes lo impoten atau enggak" ucap lona cepat dengan memejamkan matanya tidak berani melihat ares
"Hasilnya?" Tanya ares mengangkat satu alisnya, dia sedikit terkejut tapi ya sudahlah, sepertinya dia menyadari sesuatu, bahwa lona adalah gadis gila yang sedikit hyper
" Nggak tau" cicit lona belum membuka matanya, dia benar-benar malu
"Kalau gitu cari tau dong, itu ada dibawah pas banget ditengah-tengah paha lo" ucap ares tepat disamping kuping lona sehingga membuat gadis itu merasakan geli atau merinding
" Nggak mau" ucap lona
" Buka mata lo" ucap ares
Lona membuka matanya perlahan-lahan, sangat takut seperti ada hantu didepannya
" Lain kali nggak usah aneh-aneh kalau nggak mau tanggung jawab" ucap ares" dan gue nggak impoten,tuh lihat tegak" ucap ares mengisyaratkan ke bawah dengan dagunya, lona refleks melihat ke bawah dan benar saja kelihatan tegang
"Oke, bagus kalau lo nggak impoten" ucap lona ingin turun tapi masih ditahan oleh ares
"Apa?" Tanya lona
"Gerak dikit dong na, nanggung" ucap ares ingin menjahili lona.
"AAAA ....ARESSS MESUMM" teriak lona langsung turun dari pangkuan ares dan keluar dari ruangan itu.
"Lain kali nggak akan gue biarin, lo berani buat gue tegang gini tanpa tanggung jawab lonaa" ucap ares dalam hati gregetan.
Sekarang dia harus bersusah payah menjinakkan burung kesayangannya.
"Cup-cup sabar ya, bentar lagi nikah" ucap ares menepuk pelan burungnya.