Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meninggalkan Kota
Sesampainya di Jakarta, Kamila yang sudah mencari rumah kontrakan dari media sosial, langsung menuju ke rumah itu menggunakan ojeg online. Di sana Kamila sudah juga disambut ramah oleh pemilik kontrakan yang sudah menunggunya.
"Selamat pagi, kamu Kamila kan?" tanya Ibu Royani pemilik kontrakan yang memang sudah berkomunikasi melalui pesan dan telpon.
"Selamat pagi, iya aku Kamila, Ibu yang punya kontrakan ini yah?" tanya Kamila memastikan.
"Iya bener, kalau gitu langsung masuk aja." ajak Royani melangkah mendahului Kamila untuk menunjukkan rumah yang akan Kamila tempati.
"Maaf kalau kontrakan ini tidak besar, hanya terdapat ruang depan, kamar, dapur dan kamar mandi, tapi Ibu harap kamu akan merasa nyaman disini," ucap Royani menunjukkan semua sudut ruangan yang memang terbilang kecil namun begitu rapi dan bersih.
"Aku pasti akan merasa nyaman disini, ini sudah cukup besar untuk ku tempati seorang diri."
"Syukurlah kalau begitu. E-baiklah ini kuncinya."
Kamila mengangguk mengambil kunci itu dari Ibu Royani. Kemudian Kamila mengantar Ibu Royani yang berpamitan pulang.
Setelah itu Kamila menutup pintu rapat-rapat, menyandarkan tubuhnya di pintu dan mengingat bayi yang kini ada di perutnya.
"Tidak peduli siapa Ayah dari bayi ini, yang jelas dia bayi suci yang tidak berdosa, aku tidak boleh membuangnya begitu saja, aku akan menjaganya dengan baik, akan ku perjuangkan kehidupannya kelak sampai dia merasa bangga lahir dari rahimku." dengan penuh semangat Kamila mengusap perutnya yang masih rata. Kemudian mengemasi barang bawaannya dan beristirahat.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya, Kamila mulai mencari pekerjaan. Karena kondisinya yang tengah berbadan dua, Kamila hanya mencari pekerjaan di toko-toko kecil, warung makan dan tempat-tempat yang sekiranya dirinya mendapat pekerjaan tanpa persyaratan maupun kontrak pekerjaan. Namun hingga terik matahari diatas kepalanya, Kamila masih belum juga mendapat pekerjaan.
Kamila berhenti di sebuah warung makan dan menatap keatas banner yang terpasang di depan warung makan, dengan mengusap keringat yang mengalir di dahinya, Kamila masuk ke warung makan itu dan langsung memesan es teh. Tidak hanya memesan es teh, Kamila juga memesan satu porsi makan untuk mengisi satu nyawa lagi yang kini tengah tumbuh di rahimnya.
"Kamu pasti lapar ya nak?" tanya Kamila dalam hati, sambil mengusap-usap perutnya.
"Do'ain Mama ya biar cepet dapet pekerjaan, biar bisa beli keperluan kita nanti," senyum itu secara alami mengembang meskipun sebelumnya ia tak mengharapkan kehadiran bayi tersebut. Tapi sering berjalannya waktu, dan seringnya Kamila mengajaknya bicara, rasa sayang itu mulai tumbuh subur sekalipun ia belum hadir ke dunia.
"Silahkan..." ucap pelayan menyodorkan makanan yang Kamila pesan, sekaligus menghentikan pembicaraan dalam hati Kamila pada bayinya.
"E-terimakasih." saut Kamila yang kemudian langsung menyantap makanan tersebut. Namun ditengah Kamila menikmati makanannya, Tiga pria dengan berpakaian preman datang memesan makanan dengan suara keras tanpa sikap sopan santun sehingga membuat pemilik warung terlihat ketakutan. Hal itu juga membuat Kamila takut, terlebih mereka duduk persis di depan Kamila.
Kamila langsung menundukkan kepala ketika salah satu dari mereka menoleh kearahnya. Mau berusaha sekuat apapun, Kamila masih tetap memiliki rasa trauma melihat pria berpenampilan seperti itu. Karena itu juga, Kamila memutuskan untuk meninggalkan meja makan dan bergegas membayar makanannya. Namun karena terburu-buru, Kamila yang tidak berani melihat sekitar, justru menabrak seorang pria yang tiba-tiba berada didepannya.
"E-maaf," ucap Kamila mengangkat wajahnya sekilas, melihat pria dihadapannya. Tapi sesaat kemudian Kamila merasa tak asing dengan pria itu, sehingga Kamila kembali mengangkat kepalanya untuk melihatnya sekali lagi.
Netranya membulat sempurna ketika melihat pria yang berdiri didepannya memiliki tatto di lehernya. Mengingatkan kembali akan peristiwa pilu yang Kamila alami, dimana salah satunya memiliki tatto yang ditempat yang sama.
"M-mungkinkah?" batin Kamila dengan jantung berdebar hebat.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊