Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepuluh
Sebuah mobil memasuki pintu gerbang setelah melakukan negoisasi pada security yang sedang berjaga didepan rumah kos.
Seorang pria berwajah tampan menghentikan mobilnya, lalu menatap gadis yang masih tak sadarkan diri dijok tengah, ia mengalami sedikit benturan, hingga membuatnya tak sadarkan diri.
Raut kekhawatiran tergambar jelas diwajahnya. Ia tak sengaja mengikuti mobil yang dikemudikan Kavita dan merasa curiga dengan arah yang dituju mereka adalah club malam.
Saat mereka turun dari dalam mobil, tampak Dewi Pandita bersama mereka dan dipaksa masuk. Hal tersebut membuatnya harus mencari tahu apa yang terjadi.
Namun saat ia akan memasuki club malam, sebuah panggilan mendesak dari rekan bisnisnya yang sudah berjanji untuk bertemu malam itu, membuat ia mengurungkan niatnya, hingga akhirnya menemukan sang gadis sudah diserang oleh beberpa pria yang pastinya sengaja dikirim oleh Kavita dan genk-nya.
Ia turun dari mobilnya, lalu membuka pintu tengah, dan membopong sang gadis untuk ia bawa ke dalam kamar kos yang sebelumnya ia tanya kepada sang Security.
Setibanya didalam kamar kos, yang mana ia mendapatkan kunci didalam saku celana sang gadis, ia memasuki kamar yang tertata rapih. Ia kembali menutupnya, lalu membaringkan tubuh itu diatas kasur dengan begitu lembut.
Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh Dita. Lalu menatap wajah yang masih yang sang gadis yang sudah membuatnya gelisah hari ini sepanjang hari.
"Kau sangat mirip dengan gadis kecilku, apakah kau orang yang sama? Hatiku tak dapat mengingkari perasaan yang menggebu," gumamnya dengan lirih dalam hati.
Dadanya bergemuruh. Naluri kelakiannya yang terpendam bangkit dengan tak terkendali. Ia mencoba melampiaskannya dengan mencuri kecupan diujung kepala sang gadis, lalu pergi meninggalkannya.
Ia kembali menutup pintu, lalu menguncinya, dan memasukkan kunci dari bawah celah pintu.
Pria itu memasuki mobilnya. Ia bersandar disandaran jok mobil, lalu memejamkan matanya. Ia tak menyangka seberani itu telah mencuri kecupan diujung kepala sang gadis.
Ia memutuskan untuk meninggalkan pelataran kos dan kembali pulang.
Setelah kepergian sang pemuda, seekor Ular Kobra bersisik kuning keemasan memasuki kamar sang gadis. Ia menuju kepala Dewi Pandita, lalu mengecup luka yang tadi terkena hantaman pria yang sudah menyerangnya diclub malam.
Selarik cahaya keemasan mengobati luka tersebut, dan perlahan sembuh seketika.
Sosok itu menjelma menjadi seorang wanita cantik, dan ia membelai lembut rambut sang gadis, sembari menatapnya dengan penuh cinta.
Ia selalu mengikuti sang gadis kemanapun pergi, dan tak akan membiarkan bahaya menghampirinya.
Melihat Dewi Pandita sudah kembali sembuh, ia kembali merubah wujudnya menjadi seekor ular, dan merayap pergi.
****
Kavita memperbaiki tampilannya yang acak-acakkan, dan mencoba mengembalikan tenaganya yang terkuras karena digilir oleh kelima pria tersebut.
Ia kembali masuk ke dalam club untuk menemui Ketiga rekannya yang masih berada didalam.
Setibanya diruangan yang ia tuju, tampak ketiga rekannya sedang bercumbu dengan pria yang tak dikenal, dan mungkin mereka mendapatkannya secara random, dengan dalih suka sama suka.
Kavita masih merasakan perih dibagian selangkanya. Ia tak pernah digilir pria sebanyak itu, namun jika dengan dua pria ia sudah terbiasa.
Ia kembali mendatangi meja bar untuk meminta menambah kembali minumannya. Namun ia teringat akan Dewi Pandita yang berada diruangan lain.
Ia ingin melihat kondisinya, pasti sang gadis akan bernasib mengenaskan dan lebih parah darinya.
Gadis itu berjalan menuju keruangan tempat dimana ia meninggalkan Dita.
Langkahnya sedikit tertatih, sebab masih merasakan lemah dan penganiayaan dari pria yang melalukan kekerasan saat merudal nya.
Setibanya diruangan tersebut, ia dikejutkan oleh penampakan yang diluar ekspektasinya. Dimana terlihat keempat pria itu justru dalam kondisi terkapar dan mengenaskan.
"Hah! Kemana, Dia? Mengapa bisa mengalahkan pria sebanyak ini?" gumamnya dengan wajah kebingungan.
Dengan raut wajah ketakutan, ia berlalu meninggalkan ruangan dan menghampiri ketiga rekannya.
Ia menarik tubuh Clara yang masih berpagut bibir dengan pria yang entah siapa.
"Cla, ayo buruan pergi!" kemudian ia menarik Jenifer dan juga Novi yang melakukan hal.sama pada pria tak dikenal.
"Apaaan, Sih, Vit, ganggu aja, nanggung, nih," rengek Novi yang hasratnya sudah berada diubun-ubun.
"Udah, ntar kamu selesaikan dirumah saja," Kavita membawa ketiga rekannya yang sempoyongan karena pengaruh minuman keras keluar dari club dan mencoba mencari mobilnya dengan benar.
Setelah memastikan mobil itu miliknya. Ia memaksa masuk ketiga rekannya, dan menyetir dengan kesadarannya yang masih tersisa.
Setibanya didepan gerbang, mereka kembali dihadang oleh Security dan harus melewati pemeriksaan, apakah mereka membawa teman laki-laki atau tidak.
Setelah melewati pemeriksaan, Kavita bertanya pada sang Security sebab hatinya masih terasa mengganjal.
"Pak, ada liat penghuni baru udah pulang atau belum?" tanyanya dengan rasa penasaran.
Security itu terdiam. Ia mendapatkan sebuah mandat dan tidak boleh membocorkannya.
"Oh, sudah, Non. Tadi pulang naik taksi online," ucapnya dengan senyjm dipaksa.
"Oo, tadi saya mencarinya, dan gak ketemu, soalnya dia pulang diam-diam," Kavita berbohong.
"Ya, sudah saya anterin mereka, Pak," ucapnya dengan menunjuk kearah Clara dan Novi yang terlihat teler.
Security itu menjawab dengan anggukan, lalu mobil yang dikendarai Kavita memasuki halaman kos dan ia membantu Clara dan juga Novi untuk kelyar dari dalam mobil, meskipun tubuhnya sendiri sudah kelelahan dan.juga kepayahan.
****
Suara Alarm berbunyi, dan membuat Dita terjaga dari tidurnya. Ia menggeliatkan tubuhnya, dan menguap dengan cukup lebar.
Namun ia tersentak kaget saat melihat dirinya berada didalam kamarnya sendiri.
Bukankah ia malam tadi berada didalam.club malam? Dan terakhir kali ia mengingat jika kepalanya terkena pukulan yang cukup keras dari arah belakang.
"Siapa yang membawaku? Atau jangan-jangan?!" ia tampak membolakan kedua matanya saat mengingat peristiwa itu. Lalu memeriksa organ intinya, takut jika ada yang sudah merusak segelnya.
Tidak ada rasa sakit ataupun bercak darah, bahkan celananya masih bersih, itu tandanya tidak ada hal yang perlu ditakutkan.
Namun untuk membuktikannya, ia pergi ke kamar mandi untuk memeriksa apakah dirinya mengalami perih saat buang air kecil atau tidak.
Ia terburu-buru kekamar mandi, lalu mencoba membuang air kecil, dan tidak ada tanda apapun yang mencurigakan, dan ia merasa lega.
Akan tetapi, ia masih merasa penasaran, siapa yang membawanya pulang.
Gadis itu membersihkan dirinya. Bahkan saat mengguyur kepalanya, ia tak merasakan perih pada bagian kepalanya yang terkena hantaman lawannya saat malam tadi, semua terlihat normal.
Setelah membersihkan tubuhnya, ia bersiap untuk pergi kekampus.
Ting
Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.
[Sebelum jam masuk kuliah, temui bapak diruang Dekan,] pesan dari Dekan Fakultas yang berupa perintah.
Dewi Pandita menghela nafasnya dengan berat dan ternyata hukumannya belum berakhir juga.
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔