NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Tuan Ximen

Gadis Kesayangan Tuan Ximen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Kaya Raya
Popularitas:37.7k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Damien Ximen, pengusaha dingin dan kejam, dikelilingi pengawal setia dan kekuasaan besar. Di dunia bisnis, ia dikenal karena tak segan menghancurkan lawan.

Hingga suatu hari, nyawanya diselamatkan oleh seorang gadis—Barbie Lu. Sejak itu, Damien tak berhenti mencarinya. Dan saat menemukannya, ia bersumpah tak akan melepaskannya, meski harus memaksanya tinggal.

Namun sifat Damien yang posesif dan pencemburu perlahan membuat Barbie merasa terpenjara. Ketika cinta berubah jadi ketakutan, akankah hubungan mereka bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Simon, apakah benar kau melecehkan putriku?" tanya Joey dengan nada kesal. Matanya memerah oleh amarah, tangannya mengepal gemetar saat melangkah mendekati suaminya yang kini tak berdaya, ditahan oleh Calvin dan Steven.

Simon hanya menunduk, diam membisu sambil menahan sakit dari tusukan.

"Kau tidak ingin bicara, kan? Aku sudah tahu kalau begitu," gumam Joey dengan suara bergetar, antara marah dan hancur. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan lagi.

"Tuan, tolong serahkan dia kepada polisi dan aku akan menjadi saksi," pinta Joey penuh harap, menatap Damien dengan mata berkaca-kaca.

Namun Damien hanya menoleh sekilas, sorot matanya tajam dan penuh amarah. "Mengenai hal ini kau tidak perlu ikut campur, cukup serahkan saja padaku!" ujarnya datar tapi penuh tekanan. Setelah berkata demikian, ia melangkah keluar dari rumah itu sambil menggendong Barbie di pelukannya, tubuh gadis itu masih lemah dan tak sadarkan diri.

 

Di rumah sakit pusat kota Beijing, suasana kamar rawat terasa hening dan berat. Aroma antiseptik menyelimuti ruangan serba putih itu.

Damien berdiri tegak di ujung ranjang, sorot matanya tajam tapi juga menyimpan kekhawatiran, memandangi Barbie yang masih belum sadar. Kepala gadis itu dililit perban, wajahnya pucat pasi.

Joey berdiri di sisi ranjang, menggenggam erat tangan putrinya yang hangat namun lemah. "Dokter, bagaimana dengan putriku?" tanyanya, suara lirih tapi penuh harap.

Dokter itu mengangguk pelan. "Pasien tidak apa-apa. Untung saja tidak mengalami gegar otak. Besok pasien kemungkinan besar akan sadar," jawabnya tenang.

"Terima kasih, Dokter!" ucap Joey tulus, menundukkan kepala sebagai tanda hormat.

Setelah dokter keluar dari ruangan, suasana kembali hening.

Joey menunduk, menatap wajah putrinya dengan mata berkaca-kaca. "Barbie, maafkan Mama... Mama tidak tahu kalau dia—" suara Joey tercekat, tangannya mengelus lembut punggung tangan Barbie, "melakukan hal keji terhadapmu."

Di sisi lain, Damien masih berdiri tegak, diam dalam pikirannya sendiri. Namun kali ini, tatapannya sedikit melunak.

"Tuan, kali ini terima kasih karena menyelamatkan putriku. Kalau boleh tahu... Anda dan putri saya ada hubungan apa?" tanya Joey dengan pelan, mencoba menahan curiga sekaligus penasaran.

Damien menoleh pelan, pandangannya tajam namun jujur. "Aku adalah orang yang mengejar putrimu, Ximen Yu Mien. Panggil saja aku Damien."

Joey terkejut mendengar pernyataan lugas itu. "Anda sedang mengejar putriku?" tanyanya, bingung.

"Kenapa? Anda tidak setuju?" Damien membalas dengan datar, tapi nada suaranya terdengar penuh tantangan.

"Tidak! Bukan seperti itu..." Joey menggeleng buru-buru. "Hanya saja... Barbie masih muda, baru 21 tahun. Mungkin dia belum berniat untuk menjalin hubungan dengan pria mana pun."

Damien tersenyum tipis. "Itu adalah hak dia untuk berpikir seperti itu. Tapi aku memiliki hak untuk mengejarnya." Setelah berkata demikian, ia melangkah meninggalkan ruangan. "Tolong jaga dia baik-baik," tambahnya sebelum menghilang di balik pintu.

Joey menatap punggung Damien yang menjauh dengan perasaan campur aduk. "Kenapa auranya sungguh menakutkan... Apakah mungkin dia akan tulus mencintai Barbie? Anak ini sudah trauma karena hubungan dulu... Apa mungkin dia akan menerima pria ini?" gumamnya, khawatir.

 

Di luar kamar, Damien langsung menemui Calvin yang menunggu di lorong.

"Tuan, Simon sudah dibawa pergi. Apa rencana Anda?" tanya Calvin penuh hormat.

Wajah Damien tak menunjukkan belas kasihan sedikit pun. "Dia berani sekali menyentuh Barbie Lu... Hilangkan kejantanannya," ucap Damien dingin, suara rendahnya penuh ancaman mematikan.

"Baik, Tuan!" jawab Calvin tanpa ragu sedikit pun.

 

Di tempat lain, di sebuah gudang tua yang remang-remang, Simon terduduk lemah dengan tangan terikat, tubuhnya penuh luka dan darah. Beberapa anak buah Damien terus memukulinya tanpa ampun.

Di sudut ruangan, Steven berdiri sambil memainkan pedang panjang yang tajam berkilauan, pantulan cahaya mengenai bilahnya membuat suasana semakin mencekam. Tatapannya tajam, seolah menunggu perintah untuk menyelesaikan sisa hukuman dengan cara yang lebih kejam.

Simon hanya bisa terisak pelan, menyadari betul nasibnya yang kini berada di ujung tanduk.

Steven melangkah perlahan mendekati Simon yang kini sudah tak berbentuk lagi. Tubuh pria itu penuh luka, pakaiannya robek berlumuran darah, dan wajahnya bengkak parah hingga sulit dikenali. Matanya hampir tertutup memar, bibirnya pecah, napasnya berat tersengal-sengal.

"Aku mohon... lepaskan aku..." lirih Simon dengan suara serak bercampur tangis. Air matanya bercampur darah, mengalir membasahi pipi. Ketakutan yang amat sangat jelas terpancar di matanya.

Steven hanya menyeringai tipis, penuh rasa jijik sekaligus puas melihat pria itu menderita. Ia mengangkat pedang tajamnya, bilahnya berkilau di bawah cahaya lampu remang gudang itu. Udara terasa dingin, mencekam, seakan menandakan sesuatu yang lebih buruk akan segera terjadi.

"Menyinggung bos kami... kau tidak akan bisa lolos begitu saja," ucap Steven pelan, penuh tekanan. "Andaikan kau tahu, Barbie Lu mendapatkan perlindungan langsung dari bos kami. Jadi, kau telah membuatnya marah," lanjutnya.

Tanpa banyak kata, Steven mengayunkan pedang itu tepat ke arah alat vital Simon.

"Craaasshh!"

"Aaahhhhh!" Simon menjerit histeris, teriakan kesakitannya memecah keheningan malam. Bagian terpenting dari tubuhnya kini telah terputus, darah mengalir deras membasahi lantai gudang.

Seminggu kemudian.

Suasana kantor Damien begitu elegan dan mewah. Aroma kopi dan kayu mahal memenuhi ruangan. Di balik jendela kaca besar, pemandangan kota terlihat jelas. Damien duduk santai di atas sofa hitam berbahan kulit, satu kaki disilangkan, sebuah dokumen tebal berada di pangkuannya.

Steven berdiri tegap di depannya, seperti biasa, siap menerima perintah.

"Apa yang dia lakukan belakangan ini?" tanya Damien dengan nada datar tanpa menoleh, matanya tetap menelusuri lembar demi lembar dokumen.

"Tuan, Barbie Lu sedang melamar kerja di sebuah perusahaan fashion," lapor Steven. "Sepertinya dia memang berbakat di bidang itu. Dia melamar sebagai desainer."

Damien menghentikan kegiatannya, menutup berkas di tangannya.

"Melamar kerja?" gumam Damien. Nadanya terdengar pelan, tapi jelas menyimpan ketidakpuasan. "Kirim data perusahaan itu. Selidiki semuanya tentang pemiliknya. Gadis itu keluar dari rumah sakit tanpa memberi tahu aku."

Steven mengangguk. "Baik, Tuan."

Belum selesai laporan itu, Steven kembali bicara, "Aku juga mendapatkan informasi baru. Barbie akan bertemu dengan seorang pria... yang telah diatur oleh ibunya. Pertemuan jodoh."

Damien mendongak, menatap tajam ke arah Steven. Aura dingin menyelimuti seisi ruangan.

"Pertemuan jodoh?" gumam Damien pelan,  "Berani-beraninya dia melakukan itu di belakangku."

Hening sejenak. Tegangan udara terasa semakin tebal.

"Cari tahu alamat pertemuan itu. Aku akan menghadiri acara menyenangkan ini," ucap Damien dingin. Sekilas senyum tipis terulas di sudut bibirnya—senyum yang lebih mirip ancaman daripada keramahan.

1
Isnanun
hadiyah apa Damien kehancuran Dafid kah
merry
takut kburr lgg mrkk ud tau nm mrk bakalan hncur dan kena denda
Bu Kus
gut gut banget musnah sekalian tu David sekeluarga cari masalah Mulu sih
Isnanun
lanjut yg banyak banyak aja thor
aku
jangan di bikin takut si david hell. nnti gk jd viral dia klo mundur 🤣🤣🙏🙏
Naufal Affiq
lanjut thor
Suci Dava
mantab thor, pemeran utamanya ngga menye-menye, lanjut thor
merry
viralkan dami biar se Beijing tau kelakuan busuk David he yg mencampakkan istri ank y demi seorang pelakkor kyk talia
Isnanun
nah pertarungan di mulai
Bu Kus
wah seru banget lanjut lg dong throoo
Lina Hibanika
ceritanya bikin geregetan
Lina Hibanika
good job ximen,, orang2 yg ga kompeten mah buang aja,, bikin ribet
Lina Hibanika
kadang pria berbahaya lebih baik daripada pria yg sok baik berhati serigala
Lina Hibanika
langsung percaya omongan laki2 mah lama lama bisa kena diabetes,, bener dengan sikap mu neng barbie,, setujuh pisan
Bu Kus
wah seru bagus Barbie hajar terus
Bu Kus
balas barbie balas tampar jangan takut
Naufal Affiq
kenapa orang bodoh timbul lagi,cari masalah aja sama demian,kau tampar calon istrinya,berarti cari mati kamu talia
Maria Mariati
talita mengantar kan tangan nya untuk di patah kan Damien,huhhhhhh
Isnanun
ingat David siapa yg di belakang Barbie sekarang gak takut apa
Bu Kus
wah Dami tepat waktu datang jadi bisa tahu yang di katakan david
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!