Felisha Agatha Christie gadis barbar , mulut ceplas-ceplos, dan non akhlak harus mati ditangan sang ayah karna wajah nya yang mirip dengan sang Bunda.
Bukan nya masuk ke alam baka, Felisha justru terbangun ditubuh seorang wanita yang sudah bersuami lebih parah lagi dia memasuki tubuh seorang Antagonis yang memiliki tiga suami yang tidak ia pedulikan karna sibuk mengejar cinta sang protagonis pria.
____
"Gue mau cerai!" Felisha
"Jangan berharap bisa lepas Baby" A
"Bisa ntar gue menghilang" Felisha
"Sayangnya saya sudah menanam benih di perutmu" J
"Gampang, nanti gue cariin bapak baru buat anak gue" Felisha
"Saya kurang kaya? Tampan? Seksi? Kuat" D
"Punya lo kecil kagak puas gue" Felisha
Yuk lanjut......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulismalam4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09_bertemu
Pagi ini terasa ramai karna ocehan cadel yang keluar dari mulut kecil Julian,saat ini dia sedang mengoceh marah dengan Delisha karna tidak mau makan lihatlah bahkan ia dengan telaten menyuapkan sang bunda apel.
"Bunda itu halus matan nanti alo bunda nda matan bunda satit" ujar nya marah tangan nya sibuk menyuapi Delisha.
Delisha tertawa kecil mendengar ocehan anak nya, hati nya merasa senang bukan keinginan nya tidak mau makan tapi ini karna hormon hamil nya, dia jadi kehilangan nafsu makannya.
"Iya sayang maafin bunda ya, untuk Sekarang bunda tidak bisa makan dulu ini karna permintaan dari dedek nya" ujar Delisha lembut.
Julian terdiam menatap Delisha dan perutnya secara bergantian, tangan nya mengelus lembut perut Delisha dengan kepalanya ditaruh diperut buncit Delisha.
"Ade jangan natal ya disana, tasian bunda nanti satit alo nda matan" ujar nya sambil mengelus perut Delisha.
______
Delisha tersenyum melihat anak nya tertawa dengan lebar, Julian sangat senang dibawa keluar oleh Delisha bahkan sekarang dia sedang melompat di trampolin dengan tertawa lebar tangan nya terus melambai kearah Delisha yang sedang duduk.
"Baik-baik didalam adek, abang sama bunda sangat menantikan kehadiran mu" gumam Delisha mengelus perut nya.
Delisha berdiri dari duduknya ia melambaikan tangan dan memberikan isyarat pada Julian bahwa dia akan ke stand minuman untuk membeli nya.
"Otee bunda" ujar Julian berteriak.
Delisha berjalan menuju stand minuman yang berada tidak jauh dari sana, ia mengantri dengan antrian yang lumayan panjang, sesekali ia melihat kearah Julian yang masih bermain dan melambaikan tangan nya saat melihat Delisha.
Antrian semakin panjang dan tersisa satu orang di antrian, kaki nya sudah pegal berdiri terus padahal ini baru beberapa menit, Delisha melihat pria jangkung didepan nya, ia menepuk pelan pundak orang didepan nya.
"Tuan,bisakah tukar posisi saya sudah tidak tahan untuk berdiri lebih lama lagi" ujar Delisha.
Delisha mengerutkan dahi nya bingung saat mendapat respon yang aneh dari pria didepan nya ini, bisa ia lihat tubuh pria itu menegang.
Deg!
Delisha terdiam kaku saat pria didepannya ini berbalik badan,tubuh nya tiba-tiba melemas seolah tak mampu lagi menahan berat badan nya, saat hampir jatuh pria itu menahan tubuh nya dengan cepat.
"Yang!"
"lo_"
"Hei cepatlah antrian sudah semakin panjang!" teriak salah satu orang yang mengantri
Delisha tersadar dan segera menyerobot antrian itu, dia sudah sangat ini meminum boba kenyal itu.
Setelah membayar Delisha langsung pergi dari sana dan menghampiri Julian yang masih asik dengan main nya
Grep!
Langkah Delisha terhenti saat tangan nya ditarik seseorang.
"Lepas!" ujar Delisha dingin.
"Sayang" ujar pria itu lirih.
"Gue bilang lepas DARION!" bentak Delisha.
"Pulang Yang!" Ujar nya dengan mata berkaca-kaca.
Tatapan Darion beralih kearah perut besar Delisha, ia mendekat dan berlutut dihadapan Delisha, tangan nya memegang perut Delisha dan mengelus nya dengan lembut.
Delisha menutup mata nya saat merasakan usapan Darion, tidak dipungkirinya perut nya tidak sesakit tadi.
"Ini anak ku sayang, ayo kita pulang"ujar nya menatap Delisha dengan sendu.
"BUNDA!" Delisha dan Darion menatap kearah suara yang berteriak tadi
"Sayang hati-hati nanti kamu jatuh" ujar Delisha khawatir saat anak nya berlari,sedangkan Darion menatap dingin anak kecil itu.
Julian memeluk Delisha dengan erat berusaha melindungi bunda nya dari orang yang ia sangka jahat.
"Menjauh dali bunda na ian!" ujar nya galak menatap dingin Darion.
Delisha terkekeh pelan raut marah putra nya,bukan nya seram justru malah terlihat imut.
"siapa kamu anak kecil?" tanya Darion dingin.
"Atu Ian anak na bunda" ujar nya masih dengan menatap dingin Darion.
"Sudah sayang, ayo kita pulang" ujar Delisha lembut sembari mengusap rambut Julian.
Delisha menggenggam tangan mungil Julian dan pergi dari sana, namun baru beberapa langkah tubuh kecil Julian melayang dan berada di bahu Darion yang berjalan mendahului Delisha.
Delisha melongo melihat Darion dan Julian yang sudah berada jauh didepan nya, kesadaran nya kembali dengan wajah merah dan penuh amarah Delisha berjalan cepat menyusul mereka.
"DARIONJING! BALIKIN ANAK GUE!" teriak Delisha marah.
_______
Jayden dan Alister mengerutkan dahi nya bingung melihat anak kecil duduk di ruang tamu dengan bibir mencurut dan itu terlihat lucu dimata mereka. Alister mendekat dan terkejut saat melihat anak kecil yang pernah ia tolong dulu.
"Julian" panggil Alister.
Julian menolehkan kepalanya dan terkejut saat melihat Dokter baik yang pernah menolong nya dulu,dengan senyum lebar Julian melompat ke pelukan Alister.
"Dotel bail, ian tangen!" ujar nya antusias.
Alister tertawa kecil mendengar ucapan Julian, ia membalas pelukan Julian dan mengusap kepala nya lembut.
"Kok bisa disini? sama siapa?" tanya nya.
Jayden hanya menatap interaksi mereka dalam diam,meski dia juga penasaran dengan jawaban anak kecil itu.
"Ian di bawa sama paman jahat, paman jahat na juga jahat sama bunda ian" adu nya sembari mencurutkan bibir nya.
Alister dan Jayden mengerutkan kening mereka bingung, siapa yang dimaksud anak ini.
"Ian ayo kita pulang sayang!" ujar Delisha yang sudah berada diujung tangga.
Tubuh Alister dan Jayden membatu ditempat saat melihat Delisha yang juga sama terkejut nya menatap kedua pria dihadapan nya.
"Bunda! Bunda nda papa? ada yang luka? paman jahat itu ada nyakitin bunda?" tanya Julian beruntun.
"ga ada sayang, bunda ga kenapa-kenapa" jawab Delisha lembut.
Delisha menatap kedua pria yang masih terdiam bisu ditempat mereka, Delisha mengelus rambut Julian.
"Abang mau bantuin bunda ga?" tanya Delisha.
"Mau ada apa bun?" tanya nya.
"Abang keluar dari pintu itu, lalu ambilkan bunda bunga lili yang ada di taman belakang ya sayang" ujar Delisha lembut, dengan semangat Julian berlari kearah pintu yang ditunjukkan oleh Delisha.
Delisha menjentikkan jari nya dihadapan kedua pria itu hingga membuat kedua tersadar, air mata membasahi kedua pipi pria itu mereka mendekat dan ingin memeluk Delisha, namun urung saat Delisha mengangkat tangan nya.
"Tetap ditempat kalian, gue kesini karna terpaksa dan juga gue kesini karna mau kalian nanda tangani surat cerai ini!" ujar Delisha meletakkan surat diatas meja.
Delisha berjalan kearah sofa dan duduk disana, tangan nya mengelus perut nya yang terasa sakit.
Mata kedua pria itu memerah saat melihat perut besar sang istri, tak memperdulikan ucapan sang istri Alister mendekat, ia berlutut dihadapan Delisha dan menyentuh perut Delisha.
Alister tersentak saat merasakan tendangan kuat dari dalam perut istri nya, ia tersenyum haru sambil memandang Delisha yang juga memandang nya.
"Anak kita sayang, ini anak kita"
Alister mendekatkan wajah nya mencium perut Delisha, ia meletakan kepala nya pada perut Delisha dan mengelus nya dengan lembut.
"Anak papa apa kabar sayang?"tanya Alister sembari mengusap perut Delisha.
Jayden memeluk Delisha dengan erat, kepalanya ia sembunyikan diceruk leher Delisha, bisa Delisha rasakan leher nya basah dan ia yakin bahwa suami nya ini sedang menangis sama seperti Darion tadi.
"By! Kangen hikss" isak nya.
"maafin aku By jangan pergi lagi" ujar nya bergetar.
Alister menatap tajam surat diatas meja itu, ia mengambil dan merobek kertas itu. Delisha melotot kan matanya marah.
"Alister bangsat ngapain lo bakar surat nya !" bentak Delisha marah.
"Kami tidak akan menandatangani nya Delisha!" bentak Alister.
Delisha terdiam mendengar bentakan Alister, mata nya memerah dan berkaca-kaca siap untuk menangis.
Bugh!
Tubuh Alister terhuyung ke belakang saat mendapatkan pukulan dari Jayden yang menatap nya tajam.
Bugh!
Alister tersentak kaget saat merasakan tendangan lumayan keras di kakinya, ia melihat kebawah dan ia melihat Julian yang menatap nya marah.
"Dotel jangan bental bunda na Ian!" ujar nya marah, Julian menghampiri Delisha lalu mengusap pelan air matanya.
"Bunda jangan nangis, ayo pulang " ujar nya mencium pipi Delisha.
Delisha mengangguk, lalu berdiri ia menggenggam tangan julian dan hendak pergi dari sana, namun lagi-lagi tubuh nya dipeluk erat oleh Jayden.
Jayden menggeleng kuat hingga air matanya merembes kemana-mana, tidak lagi dia tidak mau ditinggalkan untuk kedua kali nya.
"Jangan By hikss jangan pergi maafin aku hikss" ujar panik sembari memeluk Delisha erat.
Alister ikut memeluk Delisha erat, dia menyesal karna membentak Delisha dia tidak sengaja tadi dia reflek karna marah.
"Maafin aku sayang, tadi aku tidak sengaja bentak kamu" ujar Alister memeluk erat Delisha.
"Lepasin gue, gue mau pulang!" ujar Delisha memberontak dari pelukan kedua pria itu.
"Ga! Kamu sudah pulang sekarang, ini rumah kita sayang jangan pergi lagi ku mohon" ujar Alister sendu, air matanya menetes dengan deras.
"bukan nya kalian sangat ingin gue menderita kan? buat apa gue bertahan disini" ujar Delisha sarkas.
Jayden dan Alister menggeleng kuat dan semakin mengeratkan pelukan mereka, mereka menyesal karna dulu pernah melakukan kesalahan yang besar pada istri mereka.
"Kita akan jelasin alasannya nya Yang!"
Darion turun dari lantai atas dengan penampilan yang berantakan, setelah di buat pingsan oleh Delisha tadi.
"waktu itu_"
__________
Jangan lupa vote dan komen ya sayang ku
Bye bye see you next chapter!