"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Usai pelajaran selesai, para murid dari semua sekolah berbondong-bondong untuk keluar dari sekolah, ada yang langsung pulang kerumah, ada juga yang ingin nongkrong.
Retha celangak-celinguk di samping gerbang sekolah, ia sudah mengirim pesan pada Rimba untuk menjemput nya. Tapi sampai 15 menit tak ada balasan atau jemputan dari Rimba.
Tak lama terdengar suara klakson motor yang membuat Retha mendongak.
Terlihat Ken dan Nando yang datang dengan celingukan mencari seseorang.
Retha yang mengenali kedua nya, walau belum terlalu kenal pun mencoba menghampiri Ken dan Nando.
"Loh itu dedek manis kan?" ujar Nando melihat Retha yang melangkah melewati gerbang. Ken tak menjawab, tapi mata nya sejak tadi sudah tertuju pada Retha sebelum Nando menyadari kedatangan Retha.
"Ngapain kalian disini?" tanya Retha menatap kedua nya secara bergantian.
"Mau datengin Rimba, dia nyuruh Ken buat ke sini, jadi gue ikut juga karna gue nggak bawa mobil" jawab Nando dengan rinci. Retha manggut-manggut.
"Bang Rimba nggak sekolah hari ini, kayanya dia telat bangun deh soalnya tadi pagi udah gue coba bangunin tapi nggak ada jawaban" balas Retha membuat Nando turun dari motor Ken. Ken hanya menyimak sejak tadi.
"Loh? Jadi lo belum pulang karna Rimba nggak sekolah?" tanya Nando di angguki Retha.
"Jadi itu alasan Rimba ngechat Ken" gumam Nando melirik ke arah Ken yang hanya diam menatap ke arah Retha.
"Ken lo anter dedek manis dulu deh ke apartemen nya Rimba, habis itu jemput gue lagi disini" usul Nando di angguki langsung oleh Ken.
"Oiya nih helm nya, dedek manis" ucap Nando melepas helm nya dan memberikan pada Retha.
Retha menerima helm milik Nando dan melangkah mendekati motor Ken. Saat Retha hendak memakai helm Nando, Ken langsung merebut nya dan melepaskan helm milik nya sendiri.
"Helm Nando bau jigong, dia nggak keramas" ucap Ken memberikan helm milik nya, seperti malam kemarin.
Retha menerima dengan pasrah sembari melirik Nando yang nampak mencebik kesal.
Sebelum Retha naik, ia melirik ke arah rok nya yang hanya sebatas lutut, membuat nya terdiam. Ia memakai sweater untuk menutup baju seragam nya yang kotor.
Ken yang peka langsung melepas jaket milik nya dan memberikan nya pada Retha tanpa banyak bicara.
Nando menjadi penonton yang memiliki reaksi layak nya orang cemburu dan iri.
"Makasih" ucap Retha menerima jaket dari Ken dan segera naik ke motor di bantu oleh Ken.
"Inget jemput gue ya Ken, kalo lo nggak inget gue teror lo" ancam Nando dengan mata melotot.
"Iya bawel" balas Ken segera menghidupkan motor nya kembali dan melaju meninggalkan Nando.
Sepanjang jalan, Retha dan Ken hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata untuk mencari topik pembicaraan. Entahlah kedua nya menjadi gugup dan kehilangan kata-kata jika hanya berdua.
Sampai di apartemen, Retha turun dengan perlahan dengan helaan nafas lega.
"Tha, besok free nggak?" tanya Ken tiba-tiba saat menerima helm dari Retha.
Retha mengernyit bingung. "Free aja sih kayanya, kenapa?" jawab Retha sekenanya, ia bahkan tak ingat ada jadwal kesibukan atau tidak nya besok.
"Kabarin aja ya besok" ucap Ken membuat Retha makin bingung tapi ia tetap mengangguk.
"Lewat Bang Rimba?" tanya Retha, sadar kalau kedua nya masih belum saling menyimpan nomor masing-masing.
"Oh iya. Lo ketik aja nih nomor lo" jawab Ken mengulurkan hp nya memberikan pada Retha. Retha menerima dan langsung mengetikkan 12 angka yang ia hapal.
"Mau ngapain emang?" tanya Retha sembari mengembalikan hp Ken.
"Nggak apa-apa" jawab Ken seadanya.
"Lo masuk aja, gue tungguin lo sampe masuk, lo buka jendela itu kasih kode gue kalo udah sampe apartemen buat mastiin lo aman" ujar Ken di angguki Retha patuh.
"Dah sana" Ken mengusap pucuk kepala Retha dengan lembut disertai senyum tipis yang samar Retha lihat.
Retha segera naik dengan menahan rona malu yang hampir keluar tanpa di minta. Rasanya usapan di kepala nya benar-benar lekat hingga membuat nya senyum-senyum di dalam lift.
"Apaan dih Tata" gumam Retha mencoba menepis perasaan berbunga-bunga, baru di usap kepala nya sudah sesalting ini.
Retha masuk ke dalam apartemen dan segera membuka jendela seperti kata Ken. Lalu kepala nya ia sembulkan ke bawah tepat di mana Ken menunggu.
Dengan jempolan dan senyuman manis Retha memberi kode. Ken mengangguk dengan senyum tak setipis awal.
Ken segera memakai kembali helm yang tadi Retha pakai dan menyalakan motor nya siap melaju menjemput Nando.
Kedua nya sempat saling melambaikan tangan sebelum Ken melajukan motor nya dengan kecepatan santai.
"Nggak boleh salting sama temen Abang sendiri, Tha. Bahaya" gumam Retha merasa degup jantung nya yang berdetak kencang.