Kirana Larasati adalah istri sah dari David Sanjaya, pengusaha muda yang sedang naik daun. mereka sudah menikah selama lima tahun dan dikaruniai anak laki-laki laki bernama Luis Sanjaya. awal- awal pernikahan mereka selalu dipenuhi dengan kehangatan. tapi entah kenapa setelah Luis lahir, semuanya berubah. david selalu pulang malam dari perusahaannya dengan alasan sibuk, dan sikapnya yang dulu hangat menjadi sangat berubah. sampai suatu hari Kirana menemukan noda lipstik di baju kemeja milik David. dan sampai pada akhirnya sang suami mengakui bahwa dia berselingkuh dengan sekretarisnya. dan David lebih mengutamakan sekretarisnya tersebut ketimbang istri sahnya. bagaimanakah kelanjutan kisah rumah tangga mereka? apakah Kirana bisa bertahan dengan David? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31. MENEMUI TINA
Saat wanita itu melihatku dia pun sangat kaget bukan main, “Burhan...??”
“Hai Dinda, apa kabar?” sapaku kepadanya.
“Mau apa kamu ke sini?” jawabnya dengan ketus.
“Apakah tidak boleh jika aku menengok keadaan ibu dari anakku.”
“Omong kosong apa yang kamu katakan Burhan? anakmu yang mana?” Jawabnya lagi.
“Tidak usah pura-pura tidak tau Dinda, aku sudah tau semuanya. Sepintar apapun kamu menyembunyikan bangkai, tentu akan ketawan juga”
Aku sangat kesal dengan wanita ini, tega sekali selama 27 tahun dia menyembunyikan semua ini.
Dia membuat Tina menjadi perempuan yang tidak bisa menjaga harga dirinya.
“Kamu menyembunyikan anak kandungku selama bertahun-tahun, tega sekali dirimu.”
“Dan karena ketidakmampuanmu untuk mengurus anak, Tina menjadi pribadi yang buruk, menjadi perempuan yang tidak bisa menjaga harga dirinya.” Ucapku sekali lagi kepadanya.
“Kamu jangan sok tau Burhan! kamu saja tidak pernah merasakan mengandung dan mengurusnya dari kecil, jadi jangan pernah menghakimiku.” Jawabnya dengan kasar.
“Jadi kamu berpikir semua salahku? hari di mana saat kita menghabiskan waktu untuk bercinta itu, tiga hari kemudian aku datang untuk melihat keadaanmu, tapi yang aku lihat membuat hatiku sakit, kamu sedang bersama pria lain dalam ikatan pernikahan. Jadi tolong Jangan melempar kesalahan yang tidak aku lakukan, aku berusaha untuk bertanggung jawab tapi kau malah memilih pria lain!!” Ucapku kepadanya.
“Iya, tapi pria itu menceraikanku ketika dia tau aku hamil anak dari pria lain. saat itu aku mencarimu, tapi kamu menghilang.”
“Aku harus pulang kembali ke kampung halamanku karena ayahku meninggal, dan setelah itu aku menetap terus di sana. Aku kasihan pada ibuku yang hanya sendirian, dan baru hari ini aku bisa datang mencarimu karena aku tau, kalau aku mempunyai anak darimu. Dan aku tau kalau anakku sudah besar, dan aku juga tau di mana dia berada sekarang, jadi tolong pertemukan aku dengan putriku itu."
“Sudah satu tahun aku tidak pernah bertemu dengannya, Tina menjadi pribadi yang lain, dia lebih mudah marah dan juga pendendam. Aku sendiri seperti tidak mengenali putriku sendiri, terakhir yang aku tau dia menikah siri dengan seorang pria yang sudah beristri.”
“Aku tau Dinda, dia menikah dengan pria bernama David Sanjaya. David sendiri adalah suami dari Kirana, anak dari mas Eko, kakakku itu.”
“Astaga...!! jadi, Tina dengan Kirana itu sepupu kandung? Aku tidak bisa membiarkan ini semua. Hari ini juga kita harus segera ke Jakarta dan menemui Tina.”
“Baiklah, kalau begitu kamu cepat untuk bersiap, supaya kita dapat kereta ke Jakarta 3 jam lagi.”
Akhirnya Dinda pun segera bersiap-siap untuk ke Jakarta bersamaku, aku sedikit gugup dan takut dengan reaksi Tina nanti setelah bertemu aku.
Kami segera menuju ke stasiun kereta api, membeli tiket dan segera naik ke kereta yang menuju Jakarta.
Aku mengajak Dinda untuk mampir dulu di rumah mas Eko untuk menemui Kirana, dan mengajaknya untuk mengantarkan kami menuju rumah Tina yang baru, dan pada akhirnya Dinda pun setuju.
***
Sesampainya di Jakarta kami langsung menuju rumah mas Eko,
“Assalamualaikum Mas, Mbak?”
Sapaku kepada mereka berdua yang sedang duduk di teras rumah, Kebetulan kami tiba di rumah itu di jam 7 malam.
“Wa'alaikumsalam,” sapa mbak Ayu.
“Dek Burhan, kamu dengan siapa?” tanya mbak Ayu yang merasa heran dengan wanita yang ada di sampingku ini.
“Ini Dinda, mbak, mas! Ibu kandung dari anakku Tina.” Jelasku kepada mereka.
“Ohh, jadi kamu yang namanya Dinda?” ucap mas Eko.
“Ya udah, kita masuk dulu. Ngobrolnya di dalam aja, gak enak kalau dilihat tetangga.” Ucap mbak Ayu dengan penuh kelembutan.
Kami pun segera duduk di ruang tamu, sementara mbak Ayu mengambilkan minuman dan cemilan untuk kami.
“Ayo diminum dulu tehnya, dan dimakan kuenya. kebetulan tadi mbak ada buat kue tart untuk Luis yang memang kebetulan lagi kepengen makan kue.” Jelas mbak Ayu.
“Kalian ada keperluan apa datang ke sini?” tanya mas Eko tanpa basa-basi.
“Aku ingin minta tolong pada Kirana, agar menunjukkan rumah mantan suaminya itu, karena aku ingin bertemu dengan putriku.”
“Kirana sedang keluar kota bersama dengan suaminya, mereka ada perjalanan bisnis dan bulan madu ke Jogja. Kemungkinan besar mereka di sana sekitar seminggu atau dua mingguan.” Jelas mas Eko.
Aku dan Dinda pun saling berpandangan, bingung harus bagaimana?
“Tapi mbak tau kok rumah mantan suaminya Kirana, karena dulu mbak sering ke sana untuk menengok Kirana dan Luis.” Ucap mbak Ayu.
“Apakah mbak besok bisa mengantarkan kami ke sana?” Kali ini Dinda yang bertanya.
“Bisa kok! besok mbak akan mengantarkan kalian ke sana. Untuk malam ini biarlah menginap saja dulu di sini, kebetulan kamar tamu kosong.” Jelas mbak Ayu.
“Tapi mbak, Aku dan Dinda belum pernah menikah, jadi tidak pantas kalau kami tidur berdua.” Jelasku
“Nanti kamu bisa tidur dengan mas Eko, dan mbak bisa tidur dengan Laras.”
“Makasih banyak mbak Ayu, dan aku minta maaf karena ketidakbecusan aku mengurus Tina, dia menjadi perempuan yang egois, pendendam dan juga seorang pelakor. Aku sebetulnya malu untuk bertemu dengan mas Eko dan juga mbak Ayu, malu karena perbuatan Tina yang tidak baik.” Jelas Dinda
“Seandainya dulu kamu datang kepada kami dan berterus terang tentang keadaan kamu yang memang hamil anak dari Burhan, pasti tidak akan jadi seperti ini. Dan yang pastinya Kirana, Tina, dan Laras bisa selalu bersama-sama dan menjadi saudara yang akrab.” Ucap mas Eko.
“Iya mas, aku tau! Aku minta maaf yang sebesar-besarnya, aku akan berusaha berbicara dengan Tina setelah bertemu nanti.” Jawab Dinda.
“Tapi tetap saja, penjelasan apapun tidak akan bisa mengembalikan keadaan.” Ucap mas Eko lagi.
“Sudahlah Ayah, yang lalu biarlah berlalu! Walaupun tidak bisa mengembalikan keadaan, paling tidak Tina harus tau kalau Kirana adalah sepupu kandungnya. Dan semoga saja dengan terbukanya ini semua, Tina dan Kirana bisa berbaikan dan mengikhlaskan semuanya.” Ucap mbak Ayu menengahi kami.
“Baiklah kalau begitu, sekarang kita makan malam saja dulu. Panggil Laras dengan Luis, kita mau makan malam.” Ucap mas Eko.
Akhirnya malam itu setelah makan kami pun beristirahat, kami berdua sudah tidak sabar menunggu esok, mudah-mudahan saja Tina mau menerima dan memaafkanku.
***
Pagi itu Aku, Dinda, dan mbak Ayu menaiki taksi online menuju rumah David dan Tina.
Sesampainya di depan rumah itu aku sangat kagum, karena rumah itu begitu besar dan juga mewah.
Mbak Ayu langsung menemui satpam dan bertanya apakah pak David ada di rumah, dan ternyata pak David ada dan tidak pergi ke kantor hari ini.
Mbak Ayu pun meminta satpam itu untuk membukakan pintu pagar dan memanggil pak David.
Satpam itu pun mempersilakan kami masuk untuk duduk di teras, sedangkan dia memanggil pak David di dalam rumah.
Tidak lama kemudian David dan Tina pun keluar dari dalam rumah.
“Ibu...” sapa David sambil mencium tangan mbak Ayu dan juga bersalaman dengan Aku dan Dinda.
“Ada ada Ibu ke sini?? dan dari mana ibu tau alamat rumahku?” tanya Tina kepada Dinda dengan wajah tegang.
“Pasti tau dari wanita tua ini kan? mau apa kamu mengantarkan ibuku ke sini? Apakah kamu ingin membuat supaya aku berpisah dengan mas David, dan putrimu bisa kembali lagi kepadanya! Iya kan? Jangan pernah berharap ya, karena mas David adalah milikku!!” ucap Tina dengan suara keras.
“Tutup mulutmu Tina, tidak pantas kau berbicara dengan orang yang lebih tua dengan nada kasar seperti itu.” Bela David.
Aku pun sangat kaget, Tina sangat kasar dan juga tidak tau malu. Ya Tuhan apa salahku sampai mempunyai anak perempuan dengan sifat seperti ini.
“Tina, jaga ucapanmu. Ibu yang meminta mbak Ayu untuk mengantarkan ibu ke sini. Karena ada hal penting yang harus ibu bicarakan dengan kamu.” Ucap dinda.
“Hal penting apa...?? aku sudah bilang jangan pernah lagi menemuiku, apapun alasannya! Ohh...atau jangan-jangan karena ibu tau aku menikah dengan orang kaya, jadinya ibu sengaja mencariku begitu! Ibu butuh uang berapa, bilang saja, aku akan berikan. Tapi setelah ini silakan keluar dari rumahku dan jangan pernah datang lagi ke sini.”
Ucap Tina kepada Dinda dengan kasar.
Aku kaget sekali, kenapa putriku bisa menjadi wanita yang jahat seperti ini. Rasa-rasanya aku ingin menampar mulutnya yang tidak tau sopan santùn ini.
‘PLAKKK...PLAKK...’
Tapi ternyata Dinda sudah melakukannya lebih dulu,
“Anak kurang ajar, tidak tau sopan santun! Aku malu mempunyai anak sepertimu yang suka merebut milik orang lain. Kau mau tau kenapa aku ke sini, haaa? aku ke sini karena aku ingin kamu tau kalau ayahmu masih hidup, dan pria yang sekarang berada di sampingku, adalah ayah kandungmu. Dan wanita yang mengantarkanku ke sini adalah budemu...!!
Ucap Dinda dengan suaranya yang sangat besar.
Tina begitu terkejut, sampai dia tidak tau harus berbicara apa.
"A- ayah...??"
***BERSAMBUNG***
gitu donk jangan mau d tindas