NovelToon NovelToon
Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cintamanis / Janda / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Resti_sR

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮, 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘱𝘢𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵,
𝘑𝘢𝘷𝘢𝘴—𝘬𝘶𝘳𝘪𝘳 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢!"

Bagi Javas, seorang kurir dengan sejuta cara untuk mencuri perhatian, mengantarkan paket hanyalah alasan untuk bertemu dengannya: seorang janda anak satu yang menjadi langganan tetapnya. Dengan senyum menawan dan tekad sekuat baja, Javas bertekad untuk memenangkan hatinya. Tapi, masa lalu yang kelam dan tembok pertahanan yang tinggi membuat misinya terasa mustahil. Mampukah Javas menaklukkan hati sang janda, ataukah ia hanya akan menjadi kurir pengantar paket biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resti_sR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Bagaimana kalau aku jadi Papi kamu saja?

Selena sudah bersiap dengan apron hitam-putih yang terikat rapi di pinggangnya. Wanita itu berdiri tegak di dapur, di depannya tepung, mentega, dan aneka perlengkapan sudah tersusun layaknya medan perang kecil.

“Pesanannya cukup banyak dari biasanya, Kak,” ujar Meti sambil ikut menimbang bahan dan mencampur adonan.

“Iya,” jawab Selena mengangguk pelan. “Penikmat roti kita makin hari makin banyak. Apa harus cari tambahan pegawai untuk bantu-bantu di dapur ya?”

Sudah beberapa hari ini Selena kewalahan dengan banjir pesanan. Toko kecilnya berkembang cepat, tapi jumlah pegawainya belum ikut tumbuh.

“Saya rasa begitu juga lebih baik, Kak. Kasihan Kak Selena capek terus. Belum lagi ngurusin Lala kalau pulang,” sahut Meti sambil menekan-nekan adonan.

Selena tersenyum kecil, lalu mengusap pelipisnya yang mulai berkeringat. “Iya… besok kita buka lowongan kerja saja. Cari dua orang mungkin. Kamu kalau punya teman yang mau kerja, boleh banget ya, Met? Tapi tolong yang sudah punya pengalaman dan cekatan.”

“Siap, Kak.”

Aroma mentega yang mulai meleleh bercampur dengan ragi memenuhi udara pagi. Oven sudah menyala sejak tadi, dan suara loyang beradu menambah hiruk-pikuk kecil di dapur itu. Selena bergerak lincah dari satu sudut ke sudut lain, membentuk adonan yang mengembang sempurna. Meski lelah, ada binar tipis di matanya. Meski tampak lelah, tapi setidaknya usahanya ini cukup untuk membuat Selena melupakan hal-hal yang membuat hatinya kacau untuk sementara.

Beberapa varian roti yang Selena olah akhirnya matang satu per satu. Aroma gurih mentega dan uap hangat roti baru keluar dari oven memenuhi udara. Di depan, karyawan lain sibuk menyusun roti-roti itu ke etalase, mengisi rak yang kosong hanya untuk kosong lagi beberapa menit kemudian.

Bagian kasir pun tak kalah ramai. Pesanan online berdatangan silih-berganti, sementara pelanggan yang datang langsung memadati beberapa meja kecil di dalam toko. Dari pagi hingga menjelang siang, hanya ada jeda beberapa menit, sisanya adalah waktu sibuk yang terus berputar.

...----------------...

Saat jam makan siang tiba, seorang pria yang sudah cukup familiar kembali memasuki toko roti itu. Seperti perkataannya kemarin, dia benar-benar kembali. Tanpa banyak ragu, Javas memilih meja yang sama, meja yang menjadi awal pertemuannya dengan sang pemilik toko.

Sebelum memesan, tatapannya melayang jauh ke area dapur yang bisa terlihat dari balik kaca bening. Dia memperhatikan bagaimana Selena bergerak cepat, cekatan, rambutnya sedikit berantakan karena sibuk, tapi tetap terlihat cantik. Javas tersenyum kecil. Andai mereka sudah cukup dekat, ia pasti sudah nekat masuk hanya untuk melihat dari jarak dekat bagaimana “wanitanya” bekerja.

“Pesan seperti kemarin ya, Kak,” ujarnya saat salah satu karyawan mendekat.

“Siap, Mas Javas. Banyaknya juga sama?” tanya karyawan itu dengan senyum ramah.

“Iya, boleh.”

“Tapi untuk sementara segitu dulu, Mas,” jelasnya hati-hati. “Yang lainnya masih diproses. Mungkin tiga puluh menit lagi bisa ready. Masnya nggak apa-apa nunggu?”

Javas terdiam sejenak. Padahal ini persis yang dia inginkan, alasan untuk tetap berlama-lama di sana.

“Boleh. Asalkan rotinya masih ada, saya siap nunggu kok, Kak. Tiga puluh menit mah dikit… menunggu buka hati juga aku mampu, asal ceweknya janda cantik,” gumamnya santai.

Karyawan itu langsung membola matanya tak percaya, sementara Javas baru sadar mulutnya barusan meluncur tanpa filter sedikit pun.

Sembari menunggu pesanan lainnya, Javas duduk santai sambil mengunyah roti yang tersisa. Dua hari terakhir, makan siangnya bukan lagi nasi atau makanan berat yang biasa dia beli di jalan. Entah sejak kapan, toko roti ini perlahan berubah menjadi restoran bagi Javas, atau mungkin tempat favorit baru yang membuatnya betah tanpa alasan yang terlalu jelas.

“Lala pulang…”

Suara kecil itu membuat Javas spontan menoleh. Seorang bocah perempuan masuk dengan langkah ceria. Di belakangnya, seorang wanita paruh baya menyusul sambil menggendong tas kecil warna pink dan menenteng botol minum anak itu.

Senyum tipis muncul di wajah Javas. Tanpa sadar tangannya terangkat, melambai pelan pada Lala. Gadis kecil itu menghentikan langkahnya, menatap sejenak, lalu berlari kecil ke arah meja Javas seolah memang dipanggil.

“Kakak sangat tampan,” ucap Lala sambil menarik-narik ujung kursi Javas. Kepalanya mendongak, memandang wajah Javas tanpa berkedip—jujur, polos, dan tanpa maksud apa pun. Mendengar pujian yang begitu jujur itu, Javas menarik sudut bibirnya, mengulum senyum merasa tersanjung.

“Terima kasih, iya kakak memang sangat tampan,” jawabnya penuh percaya diri.

"Matanya begitu normal, tau saja bahwa aku sangatlah tampan," batin Javas congkak.

“Siapa nama kamu?” tanya Javas sambil bangkit dari kursinya. Ia menunduk, merendahkan badan hingga sejajar dengan tinggi Lala. Dari samping, pemandangan itu benar-benar enak dilihat, pria jangkung dengan wajah tampan, tersenyum hangat pada seorang bocah kecil yang ceria.

“Nama pendek atau nama panjang, kak?” Lala berkicau dengan mata berbinar. Benar-benar tidak butuh waktu lama bagi anak itu untuk akrab.

“Nama panjangnya dulu deh,” sahut Javas sambil tersenyum.

“Sekalian aja kenalannya ya!”

Lala merentangkan tangan penuh drama, lalu memutar tubuhnya. “Nama saya Lala. Nama panjangnya Syalalalallalallalalallalalaaa…”

Gesturnya persis seperti boneka Barbie yang sedang menyanyi. Javas langsung meledak tertawa. Suaranya tawanya keras, sampai membuat beberapa karyawan di depan ikut menoleh. Bahkan Bibi Arumi pun menutup mulut menahan tawa.

“Bisa saja kamu…” gumam Javas, masih tak percaya betapa natural kelucuan itu.

“Itu nama saya! Nama kakak siapa?” tanya Lala lagi dengan penuh minat.

Namun sebelum Javas sempat menjawab, Bibi Arumi langsung memanggil, “Non Lala, sini!”

Wanita itu berjalan mendekat, hendak membawa Lala masuk ke belakang sebelum bocah itu makin heboh di area depan.

“Aku mau disini sebentar, Bibi. Bolehkan?” Lala enggan ikut Bibi Arumi. Keberadaan Javas di sana seolah menarik baginya. Sejenak Bibi Arumi melihat ke arah Javas, dan pria itu mengangguk mengisyaratkan dia bersedia menemani gadis itu. 

“Baiklah, Non. Bibi ke belakang dulu.” Bibi Arumi meninggalkan gadis kecil itu bersama Javas di depan. 

...----------------...

Sebelum ke dapur, wanita paruh baya itu terlebih dahulu membawa tas sekolah serta botol minum ke ruang pribadi Selena, meletakkannya di sana. Setelahnya Bibi Arumi ke dapur. 

“Lala dimana, Bibi?” Tanya Selena yang duduk di kursi mengistirahatkan dirinya sejenak setelah berperang dengan berbagai alat pembuat roti. 

“Di depan, Non. Lagi asyik ngobrol dengan pemuda tampan di sana, mana centil lagi kelakuannya,” ujar Bibi Arumi. 

Selena mengerutkan alis, dia berdiri dari kursi dan berjalan ke depan sebentar. 

“Mas Javas, sejak kapan dia datang?” Gumam Selena sembari melihat Keakraban dari dua manusia di depan sana. Kesibukannya sejak tadi memang membuat Selena tidak bisa memantau di depan. 

Dia hanya melihat sebentar, tersenyum tipis kemudian kembali ke belakang dan membiarkan putrinya berceloteh dengan pemuda itu. 

.

.

“Kakak tampan sudah punya pacar belum?” Tanya Lala berhasil membuat Javas tersedak. Astaga, anak ini kenapa sampai bertanya seperti itu. 

“Belum, kenapa kamu bertanya?” 

“Tampan begini nggak punya pacar, rugi dong. Bagaimana kalau kakak tampan pacar sama Lala aja?” Dia tersenyum manis dengan mata yang berkali-kali berkedip lucu. 

“Haissss, mommy tolong… aku di tembak bocil,” Javas meraung dalam hati. Wajahnya seketika memerah, antara malu dan tidak bisa berkata-kata. Apalagi kalimat yang terlontar dari bibir mungil gadis kecil itu cukup keras untuk di dengar oleh orang lain. 

“Hei, kamu masih kecil. Tidak boleh pacar-pacaran. Siapa sih yang ngajarin kamu?” tanyanya tak habis pikir. 

Lala mengerucut bibirnya ke depan, yang justru begitu gemes di lihat. 

“Teman sekolah Lala yang bilang, katanya kalau ada orang tampan harus di jadikan pacar.” tukas Lala dengan suara yang sepertinya mau menangis. 

“Ya kali, aku mau Mami mu ya bocil, bukan kamu!” Batin Javas. 

“Em… begini saja, bagaimana kalau aku jadi papi kamu saja?”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
pepet terus mas, gpp kaku tangan demi cinta🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: gini banget pepet janda🤣🤣
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
bagusss cerita nya thor ada lucu lucunya 🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Terima kasih kak🥰🥰
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
cinta dengan tulis ya javes
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
ada ada aja😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
🤣🤣🤣🤣🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
yang lagi viral skg namanya mas🤣 menguasai 3 negara, Indonesia korea n malaysia🤣😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: iy thor🤭
total 2 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gubrak🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
wkwkwkwkwk... anterin aja ke alamat pertama mas kurir🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
mampir thor 🤣🤣🤣🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduhh, jangan jadi pebinor Javas🤣🤣, tpi klau statusnya janda, ya lain lagi🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥: waduhhh, seketika bulu kuduk ku berdiri😬😬
total 2 replies
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Makasih kak🥰
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍👌
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Efy
curahan hati kang Kurir paket,ya ampun disaat costumer nungguin lama ternyata kang paket juga berharap cepat sampe ke tuannya,tapi si gogle map masih ngerjain muter-muter alamat rumah nya😄
Efy: ya ampun,iya juga y😅
total 3 replies
Va🍃🍂
emang si Javas plek ketiplek sama bapaknya🤣🤣😭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ya kan, emang jiplakan bapaknya🤣
total 1 replies
Cibby
Jule.., autor juga tidak ketinggalan ya🤭🤭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: 🤣🤣🤣ya memanfaatkan
total 1 replies
Tulisan_nic
plus racun ya,mau?🤣🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: Ya jangan dong, kasian mbak Selena Jandanya berkelanjutan kalau akuu di racun😭
total 1 replies
Tulisan_nic
gundulmu iku🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ampun kak🤣🙏
total 1 replies
Tulisan_nic
adalah,ada hati yang mulai berbunga-bunga 👻
Tulisan_nic
Hey,udah ada 💗 aja itu
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: love pink lekuk2 kata Javas🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!