Menjadi seorang Duda tunanetra serta memiliki seorang putri, dalam waktu dekat, bukan lah hal yang mudah untuk Jade jalani.
Berulang kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, namun putri kecil nya selalu saja menggagalkan niat nya tersebut.
Sampai suatu saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, kehidupan nya menjadi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
" buat saja kontrak untuk ditanda tangani oleh nya, jika memang dia tidak bisa belajar dengan cepat kalian bisa lakukan sesuai kontrak tersebut "
" baik pak "
Alan sebenar nya tau kemampuan Selly tidak cukup mumpuni untuk diterima di posisi yang dibutuhkan perusahaan milik orang tuanya, ia merasa tidak enak hati pada Selly jika ia menolak nya langsung karena ia telah mengenal Selly cukup lama, sehingga ia memberikan kesempatan untuk Selly untuk mencoba bekerja diperusahaan milik orang tua nya tersebut.
Alan menghela nafas, ia melihat photo Sarah yang ia pajang di meja kantor nya, sampai saat ini Alan masih belum memiliki kesempatan untuk bertemu kembali dengan Sarah. Selama ini ia hanya melihat Sarah dari kejauhan saja, ia terus memantau Sarah tanpa Sarah mengetahui nya.
Selama setahun ini perusahaan Sarah semakin berkembang, kantornya pun kini telah pindah, ia memiliki kantor yang lebih besar dari sebelumnya dan karyawan nya pun kini telah bertambah. Sarah sukses membawa perusahaan nya menjadi lebih besar lagi. Dan Alan mengikuti setiap perkembangan Sarah tersebut.
********
Keesokan Hari nya
Pagi ini Selly telah bersiap untuk pergi ke kantor, karena semalam pihak personalia dari kantor Alan telah menghubungi nya.
Perasaan nya sangat bahagia, bibir nya terus mengembangkan senyum.
" pagi, saya ada janji temu dengan pak Setya " ucap Selly pada bagian resepsionis
" sebentar saya cek dulu ya kak "
" oiya mari ikuti saya "
Selly dengan langkah bangga nya melangkahkan kaki nya mengikuti wanita tersebut.
Selly seperti jumawa, ia berpikir akan dipekerjakan dibagian yang sesuai dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ia seperti merasa memiliki hak istimewa diterima perusahaan karena mengenal Alan.
Selly memiliki harapan yang tidak realistis, ia menjadi sedikit narsistik.
Ia masuk ke ruangan pak Setya, pak Setya pun memberikan surat kontrak pada Selly untuk ia tanda tangani.
Tanpa membaca Selly langsung mengambil pulpen dan menandatangani kontrak tersebut.
" kamu yakin tidak membaca nya dulu?" tanya pak Setya.
Selly tersenyum " tidak perlu pak, saya tau mas Alan tidak akan menyusahkan saya "
Mendengar ucapan itu dari mulut Selly. Pak Setya sedikit muak, ia sudah bisa menilai Selly orang yang seperti apa.
" untuk ke depan nya jangan panggil pak Alan dengan sebutan mas, karena kantor punya aturan, kalau kamu tidak bisa mengikuti aturan kantor, pulang dan kembali lah ke desa!" bentak pak Setya geram.
Selly terdiam. Pak Setya pun memperlihatkan pekerjaan yang harus ia kerjakan.
" tolong susun berkas-berkas ini, sesuai urutan nya, dan kamu pindahkan kardus-kardus itu ke gudang"
Selly melihat tumpukan kertas serta gulungan-gulungan kertas yang menumpuk di atas meja. Serta kardus - kardus kecil yang berisi kertas juga, berserakan dilantai.
" tapi pak, bukan nya saya akan menjadi asisten mas eh pak Alan?"
Pak Setya pun tertawa mendengar ucapan Selly.
" jangan berkhayal. Pak Alan menerima mu juga karena terpaksa, beliau tau kemampuan mu, maka nya sebelum menandatangani kontrak seharusnya kamu baca lebih dahulu, jangan merasa hebat karena kamu mengenal nya"
Selly mengepalkan tangan nya, kepercayaan dirinya yang tadi nya sangat tinggi seketika runtuh. ia tidak terima dengan hal ini.
"mas Alan tidak mungkin memperlakukan ku seperti ini!"
Selly pun pergi dengan rasa emosi, pak Setya pun mengejarnya. ia berniat untuk mendatangi Alan ke kantor nya.
" mas Alan kenapa bohongi saya?! Bilang nya kantor mencari seorang asisten untuk mu tapi kenapa saya dipekerjakan seperti ini "
Alan menatap tajam Selly. Membuat Selly takut dan terdiam. Ia tidak pernah melihat Alan seperti itu.
" kamu sedang bekerja dikantor, bukan di pasar! jangan buat keributan! jaga sikap dan etika mu selama bekerja disini !" ucap Alan dingin menahan emosinya.
Saat Selly memasuki kantor ia tidak melihat keberadaan ibu Kania dan pak Deny diruangan Alan.
" perusahaan saya selalu menerapkan kontrak untuk karyawan baru, apa kamu sudah membaca nya? " ucap pak Deny berdiri dari sofa yang berada di ruangan Alan.
" maaf pak, tadi saya sudah menyuruh nya untuk membaca kontrak tersebut tapi ia langsung menandatangi dan berkata "mas Alan tidak akan menyusahkan saya" " jelas pak Setya yang mengikuti Selly sampai dalam ruangan Alan.
Bu Kania yang memang tidak menyukai Selly pun tertawa sinis. pak Deny pun ikut tertawa
" apa kamu menyukai Alan sampai seyakin itu pada nya?" tanya pak Deny pada Selly yang tertunduk malu.
" Alan memang mengenalmu, tapi ia tidak sembarangan memperkerjakan orang di perusahaan, kamu seharusnya bersyukur, dia sudah kasih kesempatan buat kamu untuk kerja diperusahaan ayahnya " ibu Kania pun menimpali ucapan Suaminya.
Selly pun semakin malu, ia ingin secepatnya pergi dari situ.
" kalau kamu tidak sanggup bekerja disini, cari kantor yang mau menerimamu, atau kamu bisa kembali lagi ke desa " Bu Kania kembali berucap
" belajar lah beretika dalam bekerja, sesuaikan dirimu dengan pekerjaan dan kemampuan mu, jangan mengeluh karena bukan kamu saja yang bekerja seberat itu" ucap Alan.
Selly benar-benar kehilangan muka dihadapan Alan. Ia akui terlalu gegabah dalam bersikap kali ini, ia terlalu percaya diri dan mengira Alan akan baik pada nya. Tapi ternyata tidak, Alan bersikap sangat berbeda dari sebelum nya, ketika ia berada di desa, Selly menilai Alan kini sedikit angkuh dan tidak ramah pada nya.
Alan hanya bekerja profesional, ia tidak ingin siapan pun yang bekerja dengan nya menganggap diri nya tidak adil. Ia tidak ingin karyawan nya mengira Selly memiliki hak istimewa diterima diperusahaan karena Selly mengenalnya, sedangkan mereka semua tau kualitas Selly seperti apa. Alan hanya ingin Selly mengambil kesempatan ini untuk belajar dan mencari pengalaman, tapi ternyata Selly telah salah paham terhadap diri nya.
Selly keluar ruangan Alan. Perasaan nya campur aduk saat ini, ia merasa telah dikecewakan oleh Alan, perasaan sedih, malu dan kecewa jadi satu. emosi nya pun naik karena keinginan nya tidak sesuai dengan apa yang di mau.
" lihat saja Alan akan ku dapat kan kamu!"
Selly sangat berambisi untuk memiliki Alan, ia terlalu percaya diri jika ia dapat merebut hati Alan. Selain itu, ia juga ingin menjadi nyonya Alan yang kaya, dan masuk menjadi bagian keluarga orang kaya. Selly sudah lelah untuk hidup sederhana di desa, ia selalu bermimpi menjadi orang kaya di kota.
Bersambung.....