NovelToon NovelToon
Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerita Soal Mantan

*****

" Mas sudah lama menjabat sebagai project manager?" Tanya Alya kini gantian.

" 3 tahun ini. Sekalipun aku bagian dari keluarga Danayaksa, namun semua orang di keluargaku harus merangkak dari bawah dan menunjukkan kemampuannya sebelum akhirnya dipercaya untuk bisa menduduki jabatan direktur. Kami juga mengejar jenjang karir kami, dan hanya yang layak yang memiliki kemampuan yang bisa memiliki jabatan tinggi." Jawab Devan dengan jelas pada Alya.

Alya cukup takjub dengan sistem yang diterapkan oleh keluarga suaminya itu.

" Kamu ke kantor jam berapa?" Tanya Devan yang hampir menyelesaikan makan malam nya.

" Jam tujuh Mas. Mas sendiri jam berapa?"

" Jam delapan. Kantor kamu di mana?" Tanya Devan lagi.

" Di kebon jeruk. Kalau Mas?" Alya selalu membalikkan pertanyaan yang membuat Devan mengulum senyumnya.

" Di Sudirman. Besok aku antar."

Mendengar niat suaminya yang ingin mengantarkannya besok, membuat Alya menggeleng dengan cepat.

" Tidak usah Mas. Aku naik transum saja. Jika kamu mengantarku mungkin kamu harus berangkat jam enam, padahal kan kamu bisa berangkat jam setengah delapan karena kita tinggal di Sudirman dan kantor kamu juga di Sudirman. Tidak apa - apa, Aku biasa naik transum kok." Tolak Alya dengan tatapan yang khawatir dan tidak enak.

Sekali lagi Devan melihat raut wajah itu, yang membuatnya kembali tersenyum dalam hati.

" Wanita ini benar - benar terbiasa apa-apa sendiri seperti nya. Perasaan tidak enak dan sungkannya sangat besar. Padahal biasanya Putri selalu manja meminta diantar ke mana - mana." Bathin Devan.

" Devan... Berhenti membandingkan." Devan membatin dalam hati dengan geraman kesal.

" Tidak apa - apa. Besok aku antar. Aku akan siap juga jam 06.00 pagi." Ucap Devan kembali menyantap makanannya.

Alya hanya diam menggigit bibirnya bingung. Dia sangat tidak enak pada Devan. Devan harus bolak - balik jika harus mengantarnya.

" Alya... Aku lupa menanyakan ini padamu." Panggil Devan menatap Alya dengan serius.

" Menanyakan apa Mas?" Tanya Alya membalas tatapan suami nya yang begitu serius.

" Apa kamu memiliki pacar saat memutuskan menerima permintaan keluarga mu untuk menikah dengan ku?" Tanya Devan.

Devan menatapnya dengan menuntut jawab. Devan melihat Alya yang terdiam, seolah tidak menyangka dengan pertanyaan Devan. Mata Alya bahkan mengerjap - ngerjap.

" Pacar?" Tanya Alya dengan lidah yang kelu.

Devan mengangguk dan masih menunggu jawaban dari Alya.

Begitu sulit bagi Alya untuk menjawab pertanyaan suaminya itu.

" Tidak ada Mas. Aku tidak memiliki pacar. Aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun saat ini." Jawab Alya.

Jawaban yang keluar dari mulut Alya barusan membuat Devan lega. Setidaknya dia tidak menikahi pacar orang.

" Kapan memang terakhir kamu memiliki pacar?" Tanya Devan yang semakin ingin tahu.

Jauh di dalam hati, Devan mengakui jika Alya memiliki wajah yang cantik. Tipe kecantikan yang ayu dan menenangkan jika orang memandangnya. Cantik yang tidak membosankan, cantik yang makin di pandang justru terlihat semakin cantik.

" 3 bulan yang lalu." Ucap Alya terkekeh.

Namun dibalik tawa kecilnya itu masih ada gurat kesedihan di sana. Dan Devan bisa melihatnya. Luka yang masih baru.

" Baru kemarin dong. Bisa jadi menikah denganku menjadi pelarian kamu ya?" Ucap Devan mencoba menggoda istrinya itu.

Namun godaan Alya barusan membuat Alya justru menjadi, panik dan merasa bersalah. Itu karakter yang bisa Devan baca sejauh ini.

" Tidak Mas. Ya Allah. Aku kan sudah mengatakan alasannya tentang pernikahan ini."

" Aku bercanda Alya. Kamu serius sekali." Sahut Devan menyungging senyum.

Devan kembali menyuap tumis pakcoy yang terasa begitu nikmat itu.

Alya sebenarnya dalam hati mendecak. Humor suaminya itu seperti nya tidak masuk akal untuk nya.

" Aku sudah move on kok. Males juga menangisi pria br*ngs*k yang tidak bisa menjaga sel*ngk*ng*nnya." Ucap Alya.

Kini wajah Alya menunjukkan kekesalannya. Dan sekali lagi Devan mengulum senyum. Walaupun Alya tidak mengatakan alasannya secara jelas, namun ucapan Alya menjawab semua nya.

" Good girl. Sekarang sudah membuka hati? Atau masih tertutup?" Tanya Devan dengan berani.

Alya seketika membatu mendengar pertanyaan dari Devan. Kenapa pria itu selalu memiliki pertanyaan yang dia tidak bisa menjawabnya sih?

" Tidak tahu. Malas mengurusi hati. Mau menghadapi apa yang ada di depan mata saja." Jawab Alya yang kini membawa piringnya yang telah kosong ke wastafel.

Devan justru ingin nambah. Devan kembali menyendok nasi untuk nya, menambahkan tumis pakcoy itu dan menarik piring udang crispy mendekat pada nya.

" Temani aku dulu, Alya." Pinta Devan saat melihat Alya sudah selesai mencuci piring.

" Oh, Mas nambah?" Alya kini kembali duduk.

Tapi melihat air sudah habis Alya kembali beranjak dan mengambil air dingin dari kulkas. Devan masih menilai jika istrinya itu cukup peka dengan keadaan.

" Iya. Masakan kamu enak - enak. Aku tidak pernah menyentuh dapur. Jika aku mau makan rumahan paling aku pulang ke rumah." Ucap Devan jujur.

Mendengar itu membuat Alya tersenyum dengan pipi yang terasa panas. Pria itu apa adanya dan mudah melontarkan pujian. Alya akan mencatat di kepala nya sifat Devan yang dia sukai itu.

" Oh iya. Biasanya Mas pulang berapa hari sekali? Rumah orang tua di mana?" Tanya Alya yang kini penasaran, dia juga ingin mengalihkan topik.

" Di Menteng. Aku pulang jika ada acara atau jika Mama ingin aku pulang." Jawab Devan.

" Padahal kan Menteng dekat Mas dari sini." Ucap Alya bingung.

Alya bisa melihat jika keluarga mereka seperti Keluarga Cemara.

" Iya, memang. Atau kamu mau kita tinggal di rumah mama seperti yang di tawarkan mama?" Tanya Devan kembali menggoda Alya.

Alya langsung menggelengkan kepalanya bahkan tangan nya ikut bergerak sebagai tanda tidak setuju.

" Aku pikir di apartemen lebih baik Mas. Kadang kita butuh ruang kan?" Alya tersenyum, lebih kepada ringisan dan itu membuat Devan tersenyum semakin lebar.

*

*

*

" Alya... Ayo ke kantin."

Panggilan itu membuyarkan konsentrasi Alya. Dilihatnya teman dekatnya di kantor tersenyum pada nya dan mengajaknya untuk ke kantin karena sudah jam makan siang.

" Tunggu bentar. Aku tanya pak bos dulu." Ucap Alya beranjak dari kursinya dan menuju ke ruangan di depannya.

Alya mengetuk pintu itu dan dipersilahkan masuk, namun Alya hanya melongo dari pintu.

" Pak Jaka mau dipesankan apa untuk makan siang? Hari ini tidak ada lunch meeting." Tanya Alya yang sudah menjadi rutinitasnya.

" Tidak perlu. Istri saya katanya mau datang membawakan makan siang."

" Oo .. oke deh pak. Enjoy your lunch. Nanti jam 01.00 kita ada meeting ya, detailnya sudah saya kirim."

" Oke Alya."

" Alya..." Tegur wanita dari belakang Alya.

" Bu Dara. Mau lunch dengan bapak ya? Tadi bapak sudah bilang Bu Dara akan datang. Silakan." Alya membukakan pintunya lebih lebar.

" Iya. Kamu cuti dua hari ini ya. Semuanya baik - baik saja kan?" Tanya Dara penuh perhatian membuat Alya tersenyum dan mengangguk.

" Ya sudah. Kalau ada apa-apa kamu tahu kan harus pergi ke mana?" Bu Dara mengerlingkan matanya dan menepuk bahu Alya, membuat Alya tersenyum bahagia.

1
Neng Nosita
menarik,aku suka ceritanya
Neng Nosita
seru juga ya,pertama x bertemu dpernikahan tapi langsung nyambung obrolannya ga jaim² an apalagi judes/jutek secara mereka baru kenal
Neng Nosita
yg bacanya mh bagian mesem mesemnya Thor😁
Neng Nosita
karakter Alya kayaknya orangnya humble,apa adanya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏
Neng Nosita
cukup menarik utk terus lanjut baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!