Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 09
DIBALIK PERNIKAHAN MEWAH
Tak ada penolakan dari keluarga Kaira sendiri disaat putri mereka dilamar oleh keluarga kaya. Kaira sendiri juga sudah berpikir semalaman bahwa dia menerimanya, bukan untuk harta semata, namun dia ingin merasakan dan ingin tahu, bagaimana keluarga elite hidup berdampingan.
Tidak butuh waktu lama untuk menyiapkan pernikahan singkat yang dilaksanakan di mansion mewah Archipelago Attar. Sungguh! Kaira benar-benar seperti ratu saat itu. Ada banyak wartawan, kamera dan tamu terhormat lainnya.
Suara kembang api mulai menggelegar di langit malam.
Senyuman lebar terukir di bibir Kaira saat dia berjalan sejajar dengan suaminya untuk menyambut para wartawan yang ada. Dengan gaun indahnya berwarna gold dan rambut tergelung rendah dengan poles makeup yang cocok.
“Ini hal yang! Bisa beritahu kami, apakah kau akan tetap bekerja di perusahaan salah satu Chanel berita televisi Indonesia? Atau kau akan tinggal sebagai istri yang patuh? Tolong beritahu kami, perasaan mu saat ini?” ucap sang wartawan yang tak berhenti menanyai Kaira.
Wanita cantik itu menoleh ke Kairo, hingga pria itu mengangguk kecil dan membiarkannya berbicara sesuka hati namun dengan penuh hati-hati.
“Ya. Bagiku... Menikah adalah hal yang terbesar dalam setiap keinginan manusia. Aku tidak bisa merasakan sesuatu selain kebahagiaan dan ketidakpercayaan saat ini karena akan berkumpul bersama keluarga Archipelago Attar. Aku harap aku bisa menjadi bagian dari keluarga mereka Dnegan sangat baik! Dan juga... Menjadi istri yang baik untuk suamiku!” jelas Kaira tersenyum kecil menoleh ke Kairo, sehingga mereka yang melihatnya itu terhanyut dan iri.
Mendengar semua itu, Kairo hanya diam menatap sosok wanita yang saat ini sudah resmi menjadi istrinya itu. Lalu ia kembali menatap lurus dengan senyuman ramah.
Dari arah lain, Kalindi menatap dengan wajah malas nya. “Cih, bagian keluarga! Kau akan menjadi bagian keluarga, tapi sebelum itu, kau harus menjadi bonekaku!” Gerutu Kalindi dengan mata terbuka lebar menatap ke arah Kaira sembari tersenyum jahat.
“Kaira memang seperti boneka, dia terlihat cantik!” balas Yoona yang rupanya menguping tepat di samping Kalindi.
Wanita paruh baya itu sontak kaget dan hampir berteriak marah ke menantu bodohnya itu. Meski dia seorang model, tetap saja sikap Yoona menjengkelkan.
“Ck. dasar tidak berguna.” Gerutunya pelan dan memilih pergi saja daripada dia darah tinggi meladeni Yoona.
Wanita itu terdiam, menatap ke arab Kaira dan Kairo, lalu matanya mulai bergerak seakan-akan mencari keberadaan seseorang yang tidak dia temukan di sana. Bukan suaminya ataupun Lela, melainkan Kusuma lah yang saat ini dia cari.
-‘Apa dia baik-baik saja?’ batin Yoona dengan terheran-heran ada kecemasan dan ketakutan yang bercampur aduk di mimik wajahnya saat ini.
“Kendalikan dirimu sayang! Dan percayakan semuanya kepada ibumu ini.” Bisik Kalindi yang berdiri di belakang Caesar.
Nampak pria itu memegang gelas kaca berisi beer mahal. “Aku tidak yakin akan berhasil. Aku bisa melihat bagaimana Kairo ingin menguasai Archipelago Attar.” Kata Caesar.
“Dia tidak akan, karena aku mempunyai kuncinya!” ucapan Kalindi yang membuat Caesar berkernyit heran akan ucapan ibunya barusan.
Pria tampan dengan rahang tegas itu menoleh ke ibunya yang tersenyum lebar penuh percaya diri.
“Apa?”
“Kau akan melihatnya sendiri. Dan kau akan tersenyum!” kata Kalindi yang kini keduanya sama-sama menatap ke arah Kairo dan Kaira.
...***...
Selang beberapa jam berlalu usai pesat panjang di malam hari. Kaira memutuskan untuk berbincang sebentar dengan ibu dan neneknya sebelum mereka harus berpisah. Sedangkan Kairo yang sejak tadi mencari keberadaan ibunya, kini ia memutuskan pergi ke kamar Kusuma.
Dengan perasaan yang cemas.
Bagaimana tidak! Dia melihat ibunya terbaring di atas ranjang, namun tak ada yang datang menjenguk atau menolongnya. Bahkan pelayan setia ibunya pun tak terlihat.
“PELAYAN!!!” teriak kesal Kairo yang langsung dihentikan oleh Kusuma dengan cara menggelengkan kepalanya.
“Aku akan memanggil dokter— ”
“Tidak.... Tidak Kairo! Tidak untuk hari ini.” tolak Kusuma yang kini mulai tersenyum kecil menatap putranya yang tampan.
“Seharusnya Sri sudah memberikan surat yang ku kirim untukmu, tapi dia hilang begitu saja.”
Kairo berkerut alis mendengarnya. “Surat apa?”
“Sesuatu yang harus kau hindari agar keluarga ini tetap terkendali. Sultan Wijaya menginginkan kau yang menjadi pewaris Archipelago Attar, tapi ada seseorang yang tidak menyukainya. Saat ini kau sudah menikah, kau harus melindunginya, jika bisa.... Hindari pertengkaran dengan keluarga sendiri, Kairo. Dan hidup tenang bersama istrimu.” Jelas Kusuma yang masih membuat pria itu menatap heran ke ibunya saat ini.
Sambil duduk di tepi ranjang, Kairo masih menatap wajah ibunya yang semakin pucat.
Bak tahu apa yang ingin ibunya sampaikan, Kairo memilih menyalahi egonya dan tersenyum tipis hampir tak terlihat.
“Apa yang Ibu inginkan?”
Kusuma menatapnya lekat saat anaknya akhirnya membuka pembicaraan seperti itu.
“Jangan tanda tangani surat wasiat itu. Biarkan Archipelago Attar tetap netral dan dipegang oleh siapapun.” Pinta ibunya yang sungguh membuat Kairo terkejut.
“Mengabaikan perintah Sultan Wijaya bukankah itu suatu penghinaan?”
“Kairo! Menjaga kedamaian lebih penting dari semua itu. Jika seseorang ditakdirkan untuk Archipelago Attar, maka dunia akan memihak orang tersebut, termasuk kau.” Jelas Kusuma yang mulai menggerakkan tangan kirinya dihadapan putranya.
“Berjanjilah untuk mencari tahu para pengkhianat di sini. Setelah itu aku memberimu kebebasan untuk memilih hak mu sebagai pewaris Archipelago Attar.” Mata Kusuma yang tanpa pikir panjang, Kairo meraih tangan ibunya dan mendekapnya.
Pria itu menatap lekat dengan wajah datar dan tegas.
Ada alasan lain, Kusuma tak menyebut nama pengkhianat tersebut sebelum ada bukti yang kuat. Namun dia percayakan semuanya kepada putranya.
Disaat Kairo keluar dari kamar ibunya, Kaira berdiri di belakangnya.
“Kau sudah selesai menemuinya, kenapa tidak menungguku? Aku akan menemuinya— ”
“Dia sedang istirahat, sebaiknya jangan diganggu untuk hari ini.” Kata Kairo yang membuat Kaira khawatir namun dia menuruti ucapan suaminya dan pergi ke kamar mereka.
Namun ada sesuatu yang sengaja Kairo tutupi. Dia sengaja tidak membolehkan Kaira menemui ibunya agar ibunya tidak menjelaskan soal apa yang Kusuma jelaskan kepadanya. Entah apa alasannya, namun Kairo tidak menyukainya.
...***...
Dengan senyuman malu, Kaira yang berada di kamar Kairo. Ia tersenyum tanpa henti saat akhirnya bisa memijak kamar idolanya. Ya! anggap saja seperti itu.
Kaira masih berdiri kaku, menatap pria berkemeja putih yang mulai melepaskan jas hitam serta dasi pitanya sembari membelakangi nya.
“Em... Aku bingung harus memanggil mu apa?” kata Kaira masih mempertahankan senyumannya.
“Panggil saja namaku.” Balas Kairo dengan santai dan masih membuka dasi pitanya.
“Aku rasa itu terlalu kurang tepat. Jika kau tidak keberatan, bagaimana kalau aku memanggilmu— Honey? Atau Mas? Atau Sayang— ”
DAK! Suara gelas yang diletakkan cukup keras di atas meja, membuat Kaira tersentak kaget menatap lekat ke suaminya. Sementara Kairo masih diam hingga dia menoleh ke kanan.
“Tidak akan ada hal seperti itu di hubungan ini. Dan akan aku beritahu satu hal, Kaira...” Ucap Kairo yang mulai berbalik dan berjalan ke arahnya.
“Aku menikahi mu hanya untuk menjadikan mu pion. Dan itulah batasannya.” Lanjut nya dengan tatapan datar dan mata yang tajam.
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭