Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah
Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya
bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara
MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya
"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.
"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"
Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"
"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pulang bareng
Fina duduk di bangku tengah mobil milik Arkan dengan perasaan yang canggung, sedangkan Arkan duduk di bangku kemudi dengan rey di bangku depan tepat di samping Arkan.
Hanya tersisa mobil Arkan di parkiran sekolah itu.
"Gue ngerepotin kalian yah?" Tanya Fina sekali lagi, memastikan bahwa dirinya benar-benar tidak merepotkan kedua laki-laki di depan nya ini.
Fina tidak biasa dengan perlakuan seperti ini, dia takut merepotkan orang lain karena diri nya. Fina sudah terbiasa melakukan apa-apa sendiri.
"Sama sekali enggak" jawab Arkan lalu menjalankan mobilnya dengan pelan perlahan dari parkiran sekolah. Rey hanya diam mengamati jalanan sore yang mereka lewati. Fina hanya menyenderkan tubuh nya menikmati pemandangan dari balik jendela mobil. Suasana sore ini begitu menenangkan.
Jalanan yang sedikit basah karena bekas hujan menambah vibes yang begitu tenang di setiap jalanan yang mereka lewati. Tak sadar, rasa kantuk mendera mata Fina, Gadis itu sedikit mengedipkan matanya berkali-kali untuk mengusir rasa kantuknya. Namun tampaknya kalah dengan rasa lelah nya.
Perlahan mata itu tertutup, dan Fina pun tertidur di perjalanan pulangnya.
Arkan yang sejak tadi mencuri-curi pandang lewat kaca depan, terkekeh gemas melihat Fina. Sungguh di balik keterdiaman gadis itu tersimpan begitu banyak tingkah lucu dan menggemaskan.
Rey yang sejak tadi diam pun menatap Arkan dengan bingung. Sadar akan hal itu, Arkan merespon nya sambil tersenyum dan gelengan kecil yang mengisyaratkan bahwa tidak ada apa ap yang terjadi.
Namun bukan Rey nama nya kalo tidak peka, Rey pun menoleh ke belakang dan menemukan Fina yang tertidur bersandar pada kaca mobil.
"Dia itu punya banyak rahasia gak sih? Gue yakin dia gak setenang itu aslinya." celetuk Rey, kembali mengalihkan fokusnya pada Arkan.
Arkan pun menganguk kecil, "Ada banyak yang dia sembunyiin, Luka barcode itu udah gambarin semua hal sama diri nya sendiri." Jawab Arkan.
REy lagi-lagi mengangguk, "Bener banget, Kalo di pikir-pikir lagi, selama lo dan gua mantauin dia dari beberapa bulan lalu, kita gak pernah liat dia punya teman, ngobrol sama orang ataupun berbaur dengan anak seumuran kita."
Arkan memutar kemudi ke arah kiri, yang Rey tau itu bukan lah jalan pulang mereka. "Gue rasa dia nyimpan semua nya sendirian, dia gak punya teman dan kayak nya lebih dari pada itu juga sakit yang dia simpen sendirian."
"Lo mau kemana? ini bukan jalan balik." Protes Rey di sela-sela obrolan mereka.
"Keliling aja bentar, kasian baru tidur dia" Jawabnya membuat Rey langsung mengerti.
"Yaudah kalo gitu gapapa juga sih," Jawabnya singkat.
"Ntah kenapa dia punya daya tarik sendiri di mata gue, gue mau deketin dia tapi dia selalu punya cara untuk lepas dari itu. Jujur saja gua ingin tau dia lebih banyak, Dia bener-bener udah bikin gua jatuh cinta Rey"
"Gua juga penasaran banget sama dia, gak tau kenapa gua pengen jadi temennya. setidaknya kalo dia gak punya siapa-siapa selama ini, Ada kita yang jagain dia." Ucap Rey lagi.
Arkan dan Rey sama-sama mengerti apa yang mereka maksud, keduanya terus berbincang pelan, sedangkan gadis yang mereka bicarakan itu masih dalam tidur lelap nya.
●●●●●●
Hari sudah menunjukkan pukul 6 sore, matahari terbenam menghiasi langit menjadi pemandangan yang cukup indah.
Arkan memarkirkan mobilnya di tepian jalan tepat di depan rumah fina. Jangan heran kenapa dia tau rumah gadis itu, jawaban nya karena kejadian kemarin, kejadian dimana dia jogging dan bertemu dengan Fina.
"Bagaimana cara bangunin nya cok?" tanya Rey. Arkan hanya diam, namun otak nya mulai berpikir bagaimana cara membangunkan Fina agar gadis itu merasa tidak terancam.
Setelah beberapa saat mencari solusi, Arkan membuka pintu mobil nya, lalu masuk ke dalam mobil bagian kursi belakang di sebelah sisi kiri Fina.
"Fina...kita udah sampai." ucap nya dengan pelan, sedikit menyentuh lengan fina yang masih dalam posisinya tadi.
"Fina, ayo bangun." ucap Arkan lagi, di sisi lain Rey yang melihat itu terkekeh kecil melihat fina yang tidak bangun-bangun meskipun sudah di bangunkan.
"Sumpah kalo bukan anak orang, gua bawa ke rumah saja inimah." canda Arkan makin membuat Rey tertawa.
"bangunin saja lagi coba, kek nya dia cape itu." ucap rey lagi.
Arkan pun hanya mengangguk, Tangan nya memegang bahu Fina dengan hati-hati lalu berkata, "Fina, kita udah sampe, lo gak mau bangun kah??"
Fina yang merasa tidurnya terganggu itu, perlahan mencoba meraih kesadaran nya. Fina mencoba membuka mata nya, lalu menghela nafas nya dengan panjang mencoba untuk menelaah apa yang terjadi.
"bangunin saja lagi coba, kek nya dia cape itu." ucap rey lagi.
Arkan pun hanya mengangguk, Tangan nya memegang bahu Fina dengan hati-hati lalu berkata, "Fina, kita udah sampe, lo gak mau bangun kah??"
Fina yang merasa tidurnya terganggu itu, perlahan mencoba meraih kesadaran nya. Fina mencoba membuka mata nya, lalu menghela nafas nya dengan panjang mencoba untuk menelaah apa yang terjadi.
"kita udah sampe di rumah lo." Celetuk Arkan lagi.
Mendengar itu, Fina langsung membuka mata nya lebar-lebar. Menatap ke arah Arkan dan Rey secara bergantian yang juga menatap dirinya.
"Kok kita udah sampe di rumah gue saja? kok lo tau rumah gue??" ucap Fina dengan nada terkejutnya.
"Kan gua kemarin ketemu lo sampe lo masuk rumah lagi." jawab Arkan dengan jujur membuat Fina terdiam sejenak sambil berpikir.
"Benar juga." ucap nya, arkan dan rey pun terkekeh kecil.
"Dasar pelupa." ejek Arkan. dan Fina pun tak membalas nya.
"Masuk gih, ntar di marahin orang tua lu balik jam segini." ucap Arkan lagi. Rey yang masih duduk di kursi samping kemudi itu pun ikut mengangguk.
"Udah sore banget, kita balik nya telat dari jam pulang sekolah. Nanti orang tua lo khawatir." tambah nya.
khawatir??
Fina hanya mengangguk kecil mendengar ucapan kedua laki laki itu. "Thanks banget udah anterin gua pulang trus bikin rapot kalian juga. Trus maaf juga yah karna gua sempat ketiduran tadi" ucap Fina.
Benar benar meminta maaf karna tidak sopan ketiduran di mobil yang bukan milik nya. Bahkan ini kali pertama dia menaiki mobil milik Arkan.
"Santai aja Fin" jawab kedua nya bersamaan. Rey menunjukan jari jempol ke ke arah Fina. "Chill ajaa" lanjutnya.
Fina pun mengangguk kecil, "Kalo gitu gua pamit yah." ujar nya.
Mendapat persetujuan dari 2 orang itu, Fina pun membuka pintu mobil dan turun dari mobil.
"Kalian pulang aja, biar gua tungguin." ucap nya. Namun Arkan yang ikut keluar dari mobil itu langsung menggeleng dengan pelan.
"Lo masuk aja, kita tungguin sampe lo bener bener masuk." ucap nya membuat Fina tak membantah apa apa.
"baiklah."
Arkan berdiri di sisi pintu depan kemudi melihat Fina yang masuk dalam pekarangan rumah nya. Dia hanya ingin memastikan bahwa fina baik baik saja.
namunn
"DASAR ANAK GAK TAU DIRI! KELUAR KAMU DARI RUMAH INI SEKARANG JUGA!! DI SURUH BELAJAR YANG BENAR MALAH SALAH PERGAULAN. PERGI DARI RUMAH INI"