Sistem Kekayaan Keberkahan

...⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️...

...Happy Reading...

...⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️⛹️‍♂️...

Tuuut... Tuuut... Tuuut... Tuuut... Ponsel Luna berdering, dan ia menjawab dengan suara yang lembut, "Halo."

"Kak Luna, ini aku Alfa," kata Alfa, dengan suara yang ceria.

"Oke baiklah Alfa, aku save nomor kau ya," kata Luna dari balik telpon, sambil tersenyum.

"Iya kak," angguk Alfa, dengan suara yang patuh.

"Kamu masih sekolah?" tanya Luna, dengan rasa ingin tahu.

"Iya kak," jawab Alfa, dengan suara yang singkat.

"Ya udah, kapan-kapan kita main bareng lagi ya," kata Luna, dengan suara yang ramah.

"Baik kak," jawab Alfa lagi, dan panggilan mereka pun di putuskan karena malam sudah larut.

🤾‍♀️

🤾‍♀️

Matahari muncul di ufuk timur, memancarkan sinar emas yang lembut ke atas rumah reot Alfa.

Namun, Alfa masih belum bisa melupakan kejadian kemarin, tentang meninggalnya ibunya. Kini rumah itu terasa sepi, tanpa lagi ia dengar suara ibunya yang hangat dan penuh kasih sayang. Tanpa lagi ia dengar suara tawa ibunya yang ceria dan menular.

Alfa merasa seperti kehilangan arah, tanpa ibunya yang selalu ada di sampingnya. Ia tinggal sendirian di rumah reot itu, dengan hanya kenangan-kenangan indah dengan ibunya sebagai penghibur.

Tanpa ibunya, Alfa bingung apa yang harus ia lakukan. Ia merasa seperti tersesat di dalam labirin yang tidak ada jalan keluarnya.

"Apakah aku harus sekolah?" tanya Alfa tak bersemangat, karena semangat itu hilang. Ia merasa seperti tidak ada tujuan lagi dalam hidupnya, tanpa ibunya yang selalu memotivasi dan mendukungnya. Ia hanya ingin duduk diam, dan membiarkan kesedihan menguasai dirinya.

Alfa menatap sekitar rumah, yang sekarang terasa kosong dan sunyi. Ia melihat foto-foto ibunya yang terpajang di dinding, dan merasa seperti teringat akan kenangan-kenangan indah bersama ibunya. Ia merasa seperti ingin menangis, tapi air matanya sudah habis.

Alfa belum juga bangun, ia seperti tak bersemangat sekolah, rasanya ia ingin berhenti saja sekolah. Lagian di sekolah, ia juga di bully oleh teman-temannya. Ia merasa seperti tidak ada tujuan lagi dalam hidupnya, tanpa ibunya yang selalu ada di sampingnya.

Tiba-tiba, suara notifikasi muncul di dalam pikirannya.

Ting!

[Misi baru]

[Pergi sekolah dan selesaikan pelajaran hari ini]

[Status misi sedang berlangsung].

Melihat ada misi, Alfa langsung bangun dari tempat tidurnya.

"Wah, sepertinya sistem memang menyuruh aku sekolah," kata Alfa, sambil tersenyum sedikit. Ia merasa seperti ada harapan baru dalam hidupnya, dengan adanya sistem yang dapat membantunya.

"Baiklah, meskipun tanpa ibu, tapi sekarang aku punya sistem," kata Alfa, sambil memompa semangatnya sendiri. "Aku tidak sendirian lagi," tambahnya, sambil merasa lebih percaya diri.

Alfa kemudian bangun dari tempat tidurnya, dan mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia merasa seperti ada tujuan baru dalam hidupnya, dan ia siap untuk menghadapi hari ini dengan semangat baru.

Alfa berlari di jalan agar secepatnya sampai di sekolah, ia harus semangat sekolah agar misinya selesai. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyelesaikan misi dan mendapatkan reward dari sistem.

Sesampainya di sekolah, ia mendengar suara dari kantor yang keras dan jelas. "Di beritahukan kepada siswa bernama Alfa, di harapkan agar segera ke kantor. Sekali lagi, di beritahukan kepada siswa bernama Alfa, harap segera ke kantor!"

Alfa yang baru saja sampai di sekolah, ia pun langsung menuju ke kantor. Ia merasa sedikit khawatir tentang apa yang akan terjadi di kantor, tapi ia juga penasaran.

"Permisi," ucap Alfa di depan pintu kantor, sambil mengetuk pintu dengan lembut. Ia menunggu jawaban dari dalam kantor sebelum membuka pintu dan masuk.

Tiba-tiba, suara dari dalam kantor menjawab, "Masuklah!" Alfa merasa sedikit gugup, tapi ia tetap berjalan masuk ke dalam kantor dengan percaya diri.

Alfa pun duduk di kursi berhadapan langsung dengan Bu Meli, yang terlihat serius dan tegas. "Jadi Alfa, kapan kau akan bayar lagi? Kalau kamu tidak bayar 2 hari lagi, terpaksa sekolah kamu di skor sementara waktu sampai kamu bayar," kata Bu Meli, sambil menatap Alfa dengan mata yang tajam.

Alfa merasa sedikit tertekan dengan kata-kata Bu Meli, tapi ia juga tahu bahwa ia harus bertanggung jawab atas biaya sekolahnya. "Kami tahu kalau ibu kamu baru saja meninggal, makanya kami sepakat untuk memberi waktu 2 hari lagi, itu sudah hal terbaik sekolah lakukan untuk kamu," kata Bu Meli, sambil mencoba untuk memahami situasi Alfa.

"Baiklah, saya akan bayar," kata Alfa mengeluarkan uang dari sakunya.

...🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️🤾‍♀️...