NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 2

Pewaris Terhebat 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.

Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.

Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.

Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.

Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Xander tersenyum semakin lebar. "Aku akan mendengarkan dengan sebaik mungkin."

"Harimau. Itulah petunjuk yang aku berikan padamu. Dengan kecerdasanmu dan kekayaan yang kau miliki sekarang, aku yakin kau bisa menemukannya. Jika kau bertemu dengannya, sampaikan salamku padanya sebagai seorang rekan lama."

"Aku mengerti, Tuan. Petunjuk yang kau berikan sangat berguna bagiku." Xander membungkuk singkat. Sejujurnya, ia masih belum mengerti dengan petunjuk yang diberikan oleh Noah Blair barusan. Tim pencarinya adalah orang-orang terbaik yang memiliki beragam kemampuan mumpuni. Satu bulan lamanya mereka mencari keberadaan Evan Krest denga petunjuk pisau berukiran harimau itu, tetapi sampai saat ini mereka hanya mendapatkan tanda dari dua orang asing yang kemungkinan memiliki hubungan dengan Evan Krest.

"Ternyata kabar mengenaimu bukan hanya isapan jempol semata. Kau cukup cerdas dalam membuat rencana sehingga kau berhasil menyeret ketiga pamanmu dan keluargamu sendiri ke penjara. Selain kau memiliki wajah yang mirip dengan mendiang Samuel, kepintaran dan kelicikannya juga menurun padamu," ucap Noah Blair.

Xander tiba-tiba berhenti, melirik ke belakang sesaat. "Bagaimana kau tahu tentang pertempuran itu, Tuan?"

"Tentu saja aku tahu. Beberapa orang juga tahu mengenai pertarungan antara pasukanmu dan ayahmu dengan pasukan ketiga pamanmu, Edward, dan Theo Lennox. Pertarungan itu tidak terjadi hanya sekali, tapi juga berkali-kali. Pertempuran satu bulan lalu membuatku berpikir kalau kau memang sudah siap untuk menggantikan posisi Sebastian."

Xander kembali berbalik. "Aku awalnya terkejut ketika kau mengetahuinya, tapi setelah mengetahui latar berlakangmu, aku bisa memahami hal itu."

"Kau masih sangat muda, Alexander. Banyak hal yang akan menantimu di masa depan. Keberhasilan tidak akan selalu berada di pihakmu. Setelah aku pikir-pikir, pilihanmu untuk berlatih di bawah arahan pria tua bernama Evan Krest itu adalah pilihan tepat. Dia adalah pria gila yang paling aku benci, tapi di saat yang sama dia adalah orang yang aku hormati. Meski sudah tua, pemerintah negara Vistoria berusaha untuk merekrutnya kembali, tapi dia memilih untuk mengasingkan diri ke negara lain. Sampai saat ini pemerintah masih berusaha mencarinya. Jika kau tidak cepat, mereka akan menemukannya lebih dulu darimu."

"Aku pikir itu lebih dari satu petunjuk. Aku sangat menghargai kebaikanmu, Tuan." Xander membungkuk hormat. "Aku akan membalas kebaikanmu suatu saat nanti, Tuan.”

Xander memilih undur diri, berbincang sesaat dengan keluarga Blair di luar, meninggalkan rumah sakit secepat mungkin.

Noah Blair berbaring di kasur, memandangi langit-langit ruangan. "Alexander Ashcroft, aku tidak menyangka jika kau bisa membuatku membuka mulutku soal pria gila itu dengan mudah, padahal aku berkali-kali dipaksa oleh utusan pemerintah negara Vistoria untuk membongkar di mana dia berada. Aku mengira jika kau hanya anak beruntung yang terlahir dari keluarga Ashcroft, tapi penilaianku ternyata salah. Kau sepertinya akan menjadi sosok yang lebih berbahaya dari ayahmu Samuel. Semoga saja Tuhan memberikanku umur yang panjang sehingga aku bisa melihat bagaimana kau di masa depan."

Noah Blair memejamkan mata. Saat akan tertidur, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Putranya masuk bersama seorang pria yang merupakan utusan dari pemerintah.

Di saat yang sama, mobil yang dinaiki Xander melaju dengan cukup cepat di jalan. Pria itu mengamati pisau tiruan di tangannya sesaat, kembali memasukkannya ke dalam saku jas.

Setibanya di rumah, Xander segera membuka kotak pemberian Marcus, mengamati pisau berukiran harimau emas yang asli. Sampai saat ini, ia belum mengetahui fungsi atau simbol dari benda ini sebenarnya. Ia menduga jika benda itu semacam benda khusus yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu di militer.

"Aku sudah mengirim petunjuk dari Noah Blair pada tim pencari, Tuan. Sampai saat ini, mereka masih mencari keberadaan kedua orang itu dan melakukan pencarian di pusat kota dan pinggiran kota Petalland," kata Govin.

Xander mengangguk, berjalan menuju jendela, kembali mengamati pisau berukir harimau emas di tangannya. Pikirannya seperti benang kusut ketika berusaha membongkar misteri mengenai Evan Krest.

Xander memejamkan mata, membiarkan angin sepoi-sepoi menyapa kulitnya. Selain sedang bertarung dengan waktu, ia juga tengah berperang dengan utusan pemerintah yang ingin menemukan Evan Krest.

Xander duduk di meja, menyimpan kembali pisau ke dalam kotak. Ia mengamati peta kota Petalland di layar. Kota itu merupakan kota kecil yang berada di selatan negara Lytora, di mana sebagian kecil wilayahnya adalah pulau-pulau kecil.

"Apa maksud dari harimau yang dikatakan Noah Blair?" Xander menyandarkan punggung ke sandaran kursi. "Lambang negara Lytora tidak ada hubungan apa pun dengan harimau, begitupun dengan lambang kota Petalland atau kota-kota lainnya di negara itu."

Xander mengembus napas panjang, mengambil sebuah tablet yang terhubung dengan layar. Ia mengamati peta negara Lytora, memperbesar satu per satu kota, mengamatinya saksama. Kegiatan itu terus berlangsung sampai akhirnya tiba di kota Petalland.

Sayangnya, ia belum juga mendapatkan petunjuk.

Xander mengetuk-ngetuk jari dengan pandangan yang tertuju ke langit-langit ruangan. "Harimau. Jika setiap huruf diubah ke dalam angka dan dijumlahkan, maka aku akan mendapatkan angka 71."

Xander menoleh pada layar yang masih menunjukkan peta negara Lytora, mengotak-atiknya sesaat hingga menemukan sesuatu. "Nomor 71 adalah nomor kota Petalland."

Xander menoleh pada sebuah titik yang mengarah pada gambar laut akibat ketukan jarinya tadi. Tak jauh dari titik itu, ia mendapati tujuh pulau yang terletak cukup jauh dari pulau-pulau lainnya.

"Kata harimau berjumlah tujuh huruf. Itu ... sesuai dengan jumlah pulau ini."

Xander memeriksa kembali peta kota Petalland. Terdapat beberapa pulau lain yang sayangnya tidak berjumlah tujuh. Untuk itu, Xander segera kembali ke deretan tujuh pulau tadi. Selama beberapa waktu, Xander hanya memandangi layar yang menunjukkan ketujuh pulau.

Xander memperbesar tampilan satu per satu pulau dan sayangnya ia tidak menemukan apa pun yang berkaitan dengan harimau dari ketujuh pulau itu. Kepalanya semakin dipenuhi oleh benang kusut yang berserakan.

Xander mengembus napas panjang, kembali mendongak ke langit-langit ruangan, menggerak-gerakkan layar secara asal. Pria itu terpejam selama beberapa waktu, kembali mengamati satu per satu pulau sampai akhirnya ia menemukan sesuatu di pulau nomor tujuh.

Xander tersenyum ketika melihat pulau ketujuh dalam keadaan terbalik yang bentuknya mirip dengan kepala harimau. Ia menambahkan garis ke enam pulau lain hingga membentuk seekor harimau di peta.

"Tim pencari sudah pernah memeriksa pulau itu dan keenam pulau lainnya, tapi mereka sama sekali tidak menemukan petunjuk apa pun di sana." Xander memperbesar tampilan pulau ketujuh, mengamatinya saksama, mulai menghubungkan satu titik dengan titik lain, berharap menemukan gambar harimau. Ia masih yakin jika Evan Krest berada di pulau ketujuh.

Xander berhenti di sebuah bukit, membolak-balikkan gambar. Ia mulai menghubungkan satu per satu titik bukit dengan garis hingga akhirnya menemukan kembali gambar harimau.

Xander memperbesar wilayah sekitar bukit dan menemukan sebuah perkampungan di sana. Ia dengan cepat berdiri dari kursi, menggebrak meja.

"Apa ada sesuatu, Tuan?" tanya Govin.

"Aku menemukan petunjuk mengenai keberadaan Evan Krest.”

Xander keluar dari kungkungan meja dan kursi. "Perintahkan tim pencari pergi ke pulau Tuzon di kota Petalland, tepatnya ke kawasan bukit berbatu. Evan Krest kemungkinan besar berada di salah satu satu rumah yang ada di sana.

Periksa dengan teliti dan jangan sampai menimbulkan kecurigaan."

"Aku mengerti, Tuan.”

1
Siti Norina
untuk beberapa hari kedepan kayaknya gw harus ngepet ni thor buat beli kuota demi PT.
#✌️✌️✌️
y@y@
💥👍🏿🌟👍🏿💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
Glastor Roy
up
Ablay Chablak
lamaaa
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
Rocky
Kira2 apa ya 'sesuatu' yg di maksud Kakek Evan ?
Ablay Chablak
noh udh gw kasih hadiah thor...rajin2 ya updatenya
Rahmat BK
penderitaan di mulai
y@y@
🌟👍🏻👍🏼👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
Ablay Chablak
sehari 4bab lah thor
ikhsan
penasaran sama kelanjutannya gimna perjalanan xander
cepat² di up nya min
Glastor Roy
up
Siti Norina
nunggu up nya smp lupa sarapan thor
#makan2
Ablay Chablak
lama nih alur cerita ivan krest nya sampe 3 hari blm kelar
MELBOURNE: Disaksikan terus jangan sampai kelewatan yaa😘😘
total 1 replies
amienda
up byk2 thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!