NovelToon NovelToon
Batas Yang Kita Sepakati

Batas Yang Kita Sepakati

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Princess Saraah

Apakah persahabatan antara laki-laki dan perempuan memang selalu berujung pada perasaan?

Celia Tisya Athara percaya bahwa jawabannya adalah tidak. Bagi Tisya, persahabatan sejati tak mengenal batasan gender. Tapi pendapatnya itu diuji ketika ia bertemu Maaz Azzam, seorang cowok skeptis yang percaya bahwa sahabat lawan jenis hanyalah mitos sebelum cinta datang merusak semuanya.

Azzam: "Nggak percaya. Semua cewek yang temenan sama gue pasti ujung-ujungnya suka."
Astagfirullah. Percaya diri banget nih orang.
Tisya: "Ya udah, ayo. Kita sahabatan. Biar lo lihat sendiri gue beda."

Ketika tawa mulai terasa hangat dan cemburu mulai muncul diam-diam,apakah mereka masih bisa memegang janji itu? Atau justru batas yang mereka buat akan menghancurkan hubungan yang telah susah payah mereka bangun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Princess Saraah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kuala Lumpur (2)

Aku membuka notifikasi dari Azzam. Satu pesan baru yang menarik perhatianku. Isinya screenshot chat Mira ke Azzam.

...Mira...

Hai Azzam.

Aku Mira, bestie-nya Tisya.

Save ya.

^^^Y ^^^

Di bawah screenshot itu, Azzam menuliskan:

Ini beneran sahabat lo?

Aku menatap layar lama, hingga akhirnya membalas:

...Azzam...

^^^ Iya, Zam. ^^^

^^^Ngapain Mira chat lo?^^^

Balasan Azzam muncul cepat.

Minta file drakor yang katanya lo tonton bareng dia.

Aku menarik napas. Membaca ulang pesannya.

^^^Lo kasih? ^^^

Gue kasih lah. Kan sahabat lo.

^^^Ooo. Iya deh.^^^

Aku mencoba menjawab netral. Tapi jujur, rasanya aneh.

Sejak kapan Mira punya nomor Azzam? Seingatku, aku tidak pernah memberikan nomor itu ke siapa pun, bahkan ke Mira.

Mungkin memang cuma minta file drakor. Tapi entah kenapa, perasaanku seperti ada sesuatu yang mengganjal.

Tak lama, Azzam ngechat lagi.

...Azzam...

Lo kemana tadi ngga sekolah?

Aku membalas santai.

^^^Ke Malaysia.^^^

Beberapa detik kemudian, balasannya muncul.

Kok nggak bilang?

Aku mengetik cepat.

^^^Lah ngapain bilang ke lo? ^^^

^^^Emangnya lo bokap gue? ^^^

^^^(ditambah emot ketawa biar nggak kaku banget)^^^

Azzam langsung balas.

Pilih kasih emang lo.

Sahabat lo yang lain tuh tau semua.

Alisku mengernyit.

^^^Siapa?^^^

Mira.

Aku diam sebentar. Menatap layar. Tanganku akhirnya membalas.

^^^Mira beda. ^^^

^^^Kalau lo kan sahabat buat susah doang, ^^^

^^^kalau pas gue seneng, ^^^

^^^lo nggak usah tau juga gapapa.^^^

Balasan Azzam cuma satu kata.

Bangke.

...****************...

Malam berinai.

Rumah sepupuku penuh sesak oleh kerabat yang datang dari berbagai penjuru. Ibu-ibu berbaju kurung warna-warni mondar-mandir membawa nampan kecil berisi bunga rampai dan lilin. Tawa dan candaan terdengar dari mana-mana, memenuhi seluruh sudut rumah yang kini telah dihias bak aula resepsi. Lampu temaram, musik lembut, dan aroma minyak wangi bercampur henna memenuhi udara.

Tapi tidak untukku malam ini.

Aku berlari kecil ke rumah abang yang hanya berjarak dua rumah dari sini. Mencari sedikit ketenangan. Mencari ruang di mana aku bisa bernapas lega tanpa perlu tersenyum pada orang-orang ramai yang bahkan aku tak tau namanya.

Aku mengetuk pintu namun tak ada jawaban. Sepertinya tidak ada orang di rumah. Akhirnya aku menelfon Bang Shaka.

"Bang lo dimana?," tanyaku kesal.

"Di rumah. Kenapa?" jawabnya santai.

"Lah? Lo pekak? Dari tadi gue gedor pintu rumah lo kaga ada yang bukain pintu,"

Di ujung telfon aku bisa mendengar ia tertawa. "Gue pakai headphone. Mana denger. Coba lo buka pintunya, dikunci ngga?"

"Ngga," jawabku cepat setelah menekan gagang pintu yang ternyata pintunya ngga dikunci.

"Masuk aja. Gue di kamar. Kamar gue lantai dua paling ujung."

Tanpa menjawab kumatikan telfonnya, membuka pintu rumah itu dengan pelan dan masuk ke kamar abang.

Ia duduk di depan meja komputernya, headset menggantung di leher. Dua layar aktif: satu laptop, satu monitor besar. Tangannya sibuk menekan keyboard dan mouse, apalagi kalau bukan bermain games.

"Bang, kok nggak ikut acara?" tanyaku sambil merebahkan diri di tempat tidurnya yang dingin dan nyaman.

"Males. Ramai banget. Lagian gue bukan pengantin," jawabnya datar, mata masih menatap layar.

"Kakak mana?" tanyaku lagi.

"Mana gue tahu. Kesana lah mungkin."

"Ih lo mah kalau gue tanya jawabannya ga tahu mulu," gumamku kesal.

Aku mengeluarkan ponsel dari kantong celana dan membalas dua pesan yang belum sempat kubuka.

...Azzam...

Kapan lo pulang?

^^^Kapan-kapan.^^^

Halah, ya udah ga usah pulang.

^^^Hahaha. Ngapa zam? Kangen lo?^^^

Iya gue tau lo kangen gue kan?

^^^Idih-_-^^^

Aku menahan senyum. Basa basi banget tu anak. Sebelum sempat membalas lagi, satu pesan dari Nizan masuk.

...Nizan...

Foto dong Sya.

Aku pengen lihat kamu malam ini.

Kamu pakai baju apa?

Cantik kan pasti?

^^^Ngga mau foto, ^^^

^^^tapi kalau cantik sih selalu, hahaha. ^^^

^^^Aku lagi kabur ni ke rumah abang aku.^^^

Kabur ke rumah abang sambil balas chat aku,

berarti aku prioritas ya?

^^^Jangan GR deh Nizan. ^^^

^^^Kamu kalah saing sama abangku kalau soal prioritas.^^^

Aku tak sadar saat itu, abang sudah memutar kursinya, bersandar sambil menatapku dengan satu alis terangkat.

"Lo punya pacar ya?"

Aku terlonjak kaget. "Enggak la!"

"Masaaa? Ngapain senyum-senyum gitu?" godanya, nada suaranya setengah geli.

"Temen, bang. Temen!" elakku buru-buru, menunduk sambil berusaha menyembunyikan layar ponselku.

"Temen terus dari semalam, tapi senyum kek orang jatuh cinta."

Aku diam. Tak tahu harus membantah atau mengiyakan.

"Awas lo ya, kecil-kecil pacaran. Lo lupa pesan gue sebelum gue ke sini?"

Aku menatapnya, cengengesan. "Inget kok..."

"Nah, coba ulang."

Aku mengangkat tangan, pura-pura hormat. "Jangan pacaran, masih kecil. Ga boleh bawa motor sendiri, nanti nyungsep."

"Good. Sekarang, sini coba HP lo," katanya, mengulurkan tangan.

Mataku membelalak. "Hah? Enggak! Ngapain?"

"Sini!" katanya lagi, lebih tegas.

Refleks, aku melompat dari tempat tidur dan kabur ke luar kamar. Kudengar suara abang menggema di belakangku.

"AWAS AJA LO YA KALAU SAMPE PACARAN!!!" teriaknya dari dalam.

Aku tertawa sambil terus berlari ke rumah sepupuku. Dan saat sampai di halaman depan, aku hampir menabrak seseorang.

"Kakak!"seruku kaget.

"Eh, Tisya!"jawabnya.

Jenna Ruby Roselyn, kakakku.

Suasana berubah canggung.

"Ga ikut pasang inai Sya?" tanyanya sambil berjalan masuk ke kamar tempat inai akan dipasang.

"Baru balik dari tempat abang. Ramai banget disini tadi, pada ngantri pakai inai," jawabku.

Kami duduk bersama, mempersiapkan tangan untuk dihias. Kakak yang bertugas membuat inai, mengambil cone inai dan mulai menggambar motif-motif bunga kecil di punggung tanganku. Setelah itu tidak ada percakapan antara kami. Rasanya jarak antara kami makin jauh saja.

...****************...

Besoknya, saat matahari mulai tinggi, suasana rumah sudah berubah menjadi pesta sesungguhnya. Sepupuku tampak cantik dengan gaun pengantin berwarna pink muda. Semua orang mengenakan pakaian terbaik mereka. Aku memakai baju kurung berwarna gold. Rambutku diikat setengah, dihias flower crown warna pink yang serasi dengan tema pernikahan.

Saat aku merasa cukup puas dengan fotoku sendiri, aku memposting satu foto di Instagram: Jangan ada yang tanya gue kapan!!

Tak butuh waktu lama, notifikasi mulai membanjiri.

Azzam @azzmz_

Jangan lupa oleh-olehnya.

Nizan @nizanrez

Senyum kamu cantik banget. Tapi aku lebih suka senyum kamu yang langsung ke aku.

Mira @yami.rra

Masyaallah Sis.

Erina @rinrin__

Gue jadi pengen nikah. Padahal belum punya pacar.

Yumna @yunmna

Cantik bangett.

Khalif @khal_khlf

Wih, otw jadi grossmen nih gue.

Salsa @salsassy

Jangan terlalu cantik dong, insecure kita semua.

Aku hanya tersenyum membaca komentar-komentar itu. Tapi entah kenapa, hatiku tetap bertanya-tanya. Komentar siapa yang paling kutunggu sebenarnya?

1
Asseret Miralrio
Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Daina :)
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
Saraah: Terimakasih dukungannya Daina/Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!