Quen System - Bangkitnya Istri Teraniaya

Diruang privat sebuah restoran Perancis,

Clarissa yang tidak nyaman membawa tamunya naik keunit apartemennya pada akhirnya membawa mereka kesini, untuk membicarakan hal penting yang masih belum bisa dia pastikan apa itu.

Keduanya duduk berhadapan dengan asisten masing-masing yang berdiri dibelakang keduanya, siap bertindak jika ada hal berbahaya terjadi.

Melihat bagaimana tenangnya Clarissa bersikap, Albert merasa sangat puas. Ini menunjukkan jika darah Geovany melekat di tubuh gadis itu.

Albert yang lebih dulu datang menemuinya, maka Clarissa memberikan kesempatan bagi pria itu untuk menjelaskan maksud kedatangannya.

“Clarissa, kamu pasti bingung kenapa tiba-tiba aku datang mencarimu. Meski kamu mungkin terkejut dan sulit untuk percaya, tapi ini merupakan kenyataan yang tak mungkin bisa kamu hindari. Aku adalah ayahmu, dan kedatanganku kemari adalah untuk menemuimu dan mengajakmu pulang kembali kerumah”, ucap Albert menjelaskan maksud kedatangannya malam ini.

Albertpun kemudian memberikan beberapa dokumen mengenai keluarga Geovany serta foto-foto anggota keluarga nya sambil menceritakan bagaimana mereka bisa kehilangan Clarissa 19 tahun yang lalu, setelah pesawat yang mereka tumpangi di serang di udara sehingga mereka hanya bisa mendarat darurat di negara I, yang merupakan posisi terdekat untuk mendarat dan menyelamatkan sang istri yang saat itu tengah hamil tua.

Namun sayangnya, keberuntungan tak berpihak kepadanya. Begitu dilahirkan, bayi yang baru menghirup udara selama 5 jam tersebut diculik dan pelaku melukai istrinya hingga mengalami pendarahan hebat hingga terpaksa harus dilarikan ke negara S karena peralatan dinegara I tak memadai.

Albert yang sudah berupaya mengerahkan seluruh anak buahnya tak berhasil melacak keberadaan bayi perempuannya, begitupun dengan jejak pelaku yang sama sekali tak bisa dia temukan. Meski begitu, mereka tak putus asa dan tetap mencari, diberbagai negara lain yang kemungkinan besar dijadikan tempat untuk menyembunyikan anak bungsunya itu.

Hingga pada akhirnya, anak buahnya tanpa sengaja melihat sosok Clarissa. Melihat wajahnya yang sangat mirip dengan oma Berta, nenek Albert diwaktu muda maka mereka pun mulai mencari informasi mengenai sosok gadis yang diduga keturunan Geovany yang hilang 19 tahun yang lalu.

Karena tak menemukan banyak informasi mengenai Clarissa, maka Albertpun memutuskan untuk datang ke negara I dan bertemu langsung dengan gadis yang diduga sebagai putri bungsunya.

Clarissa yang mendengar cerita Albert tak memiliki perasaan apapun karena sejatinya dia bukanlah anak yang pria itu cari.

Dia adalah wanita berusia 25 tahun yang bernama Andien Larasati yang ditinggalkan dipanti asuhan tanpa mengetahui keberadaan orang tuanya, sementara gadis yang Albert cari berusia 19 tahun.

Usia muda yang Clarissa dapatkan ini semua dari system yang merubah identitasnya. Bukan menempati tubuh orang lain atau jiwanya bertransmigrasi seperti yang ada di film atau novel, sehingga diapun tak ingin membuat pria paruh baya terlalu menaruh harapan tinggi terhadapnya.

“Saya rasa, anda salah orang. Saya bukanlah putri yang anda cari”, ucap Clarissa tenang.

Albert yang sudah menduga jawaban Clarissa tak patah semangat, “Bagaimana kalau kita melakukan tes DNA untuk mengetahuinya”.

Tantangan yang Albert berikan, diterima dengan baik oleh Clarissa. “Baik. Kapan kita bisa pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA?”, tanyanya.

“Bagaimana kalau setelah makan malam. Apa kamu ada waktu?”, Albert berharap Clarissa tak menolak keinginannya, agar dia bisa segera membawa gadis itu kembali, berkumpul bersama keluarga besarnya lagi.

Clarissa yang ingin masalah kesalahpahaman ini cepat berakhir pun menjawab cepat, “Baiklah. Setelah makan malam, kita pergi”, ujarnya.

Sebenarnya, banyak pertanyaan yang ingin Clarisa tanyakan kepada system yang sayangnya masih dalam proses naik level sehingga system baru akan muncul kalau tidak besok ya lusa, membuat Clarissa menahan diri dan berharap jika hasilnya tak cocok sehingga dia bisa fokus terhadap apa yang tengah dikerjakannya sekarang.

Silvy yang menyimak percakapan keduanya, merasa terkejut. Namun melihat ekpresi Clarissa yang tetap tenang, diapun juga mengira jika mungkin pria asing tersebut salah orang sehingga menganggap jika bosnya merupakan anaknya.

Begitu makan malam selesai, Albert mengikuti kemana mobil Clarissa pergi hingga mereka tiba di rumah sakit terbesar di kota M.

Setelah melakukan serangkain tes, kini keduanya tinggal menunggu hasilnya. Karena tak bisa terlalu lama di negara I, Albertpun menggunakan kekuatan uang agar esok hari hasil tes DNA bisa dia dapatkan.

Melihat banyaknya uang yang Albert berikan, pihak rumah sakit tak bisa menolaknya dan menyanggupi untuk menyerahkan hasilnya besok sore.

Karena semua urusan sudah selesai, Clarissa pun pamit undur diri karena dia masih ada beberapa hal yang harus dikerjakannya malam ini.

Meksi enggan, namun Albert tak bisa menahan Clarissa untuk pergi sampai hasil tes DNA keluar dan menyatakan jika gadis itu memang benar-benar putri kandungnya.

“Sabar tuan, mungkin nona muda masih syok akan fakta ini. 19 tahun hidup seorang diri, tiba-tiba memiliki sebuah keluarga, tentu bukan hal yang mudah”, Jack, asisten pribadi Albert berusaha membesarkan hati tuan besarnya itu agar tak terlalu sedih.

“Benar apa katamu Jack. Melihat kekeras kepalaan Clarissa, aku tak bisa memaksanya jika tak ingin dia kembali”, ucap Albert pasrah.

Sebenarnya, Albert ingin memeluk putri bungsunya itu dengan erat, menyalurkan segala kerinduan yang selama ini menumpuk dalam jiwanya. Tapi, melihat situasi yang ada, sebelum ada bukti nyata, diapun berusaha untuk menahan dirinya sedikit lagi sebelum semuanya menjadi jelas.

***

Di mansion keluarga Cipto, setelah tiba dikediaman, Dipta segera memasang cctv didalam setiap kamar yang ada dirumahnya.

Dia tak lagi mementingkan privasi, karena keselamatan anggota keluarganya sedang dipertaruhkan.

Berdasarkan informasi awal yang Clarissa dapatkan, tampaknya sang kakek mengenal mafia Black Devil ini.

Hanya saja, Dipta yang berusaha memancing, sama sekali tak memperoleh hasil. Kakeknya tetap diam tak bergeming, meski jawaban yang diberikan oleh pria itu dia ragukan kebenarannya.

Tedy, kakek Dipta yang malam ini  langsung mengurung diri didalam kamar setelah makan merasa sangat gelisah. Dia tak tahu kenapa tiba-tiba cucunya itu menanyakan mengenai Black Devil.

“Apa dia menemukan sesuatu?”, batin Tedy resah.

Pria tua berusia 75 tahun itu berusaha memejamkan mata, dan menghalau rasa gelisah dalam hatinya akan kenangan buruk yang selama ini menghantui hidupnya.

Dia merasa, cukup dirinya saja yang menderita seperti ini. Cucu dan cicitnya tak boleh tahu semua masa lalu kelam itu, agar luka lama yang selama ini tertutup dengan baik tak lagi terbuka dan berdarah.

Dipta yang mencoba mencari sendiri informasi mengenai Black Devil melalui anak buahnya, tak mendapatkan banyak hal sehingga diapun berusaha untuk sabar menunggu hingga Clarissa memberinya kabar.

Kembali mengingat Clarissa, ular phiton Dipta langsung bangun dan bergerak liar. “Sial! Kenapa reaksinya begitu cepat, padahal aku hanya mengucapkan namanya didalam hati”, runtuknya kesal.

Dipta terpaksa kembali berendam dalam air dingin agar ular phitonnya kembali tertidur dan tak lagi membuat ulah.

Jika tahu efeknya akan sedasyat ini, seharusnya Dipta langsung mematikan panggilan videonya begitu dia melihat pantulan dicermin.

Sayangnya, Dipta masihlah pria normal. Melihat hal yang menarik yang membangkitkan jiwa kelaki-lakiannya, jangankan respon untuk menutup telepon, berkedip saja dia enggan, sehingga harus menahan rasa menyesakkan seperti ini.

Berendam dalam air dingin malam-malam seperti ini, bukannya menjernihkan pikiran Dipta, justru semakin membuat fantasi liar dalam kepalanya bekerja.

Dia malah membayangkan bercinta dengan Clarissa didalam bath up kamar mandinya yang mewah, menghabiskan malam penuh gairah ditemani secangkir anggur mewah yang membangkitkan hasrat dalam diri.

Tak kuasa menahan semua pikiran liar yang ada dikepalanya, terpaksa Dipta bermain solo sambil membayangkan kemolekan tubuh Clarissa agar hasratnya bisa segera dituntaskan.