NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Mafia

Istri Kontrak Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: medusa

lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....

bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB~ 09²

...❣️❣️❣️...

...Kepala pelayan, yang tak sengaja melihat Lola sedang mencuci, segera menghampiri. Ada kekhawatiran yang jelas di sorot matanya. ...

"Nona, kamu seharusnya istirahat, bukannya bekerja," tegurnya, suaranya mengandung ketegasan yang lembut.

"Ah, Bibi, tidak apa-apa. Lagian, Lola 'kan sudah sembuh," tutur Lola, sedikit terkesiap kaget saat ditegur oleh kepala pelayan. Ia berusaha menyembunyikan kelelahan dan rasa tidak berdaya di balik senyuman tipis.

...Kepala pelayan mendengus kesal, frustrasi terpancar dari garis rahangnya. Ia lalu memanggil pelayan yang tadi memerintah Lola. ...

"Zea!" teriaknya, suara itu menggema, memotong keheningan di dapur.

...Dengan cepat, Zea berlari menghampiri kepala pelayan, raut wajahnya pucat pasi karena gugup....

"Iya, Ibu, a-ada yang bisa kubantu?" tanyanya terbata-bata.

"Siapa yang memerintah Nona bekerja?" tanya kepala pelayan dengan tatapan selidik yang mengintimidasi.

Zea langsung menggelengkan kepala, tangannya sedikit gemetar. "Bukan saya, Bu, tapi memang ini tugasnya 'kan, sesuai kata Tuan," elak Zea, tatapannya beralih menajam, menusuk ke arah Lola. Ada percikan kebencian yang terang di matanya.

Menyadari tatapan Zea, kepala pelayan pun menegurnya, suaranya kini lebih dingin. "Zea, walaupun Tuan tidak menyukai Nona, kita sebagai pelayan harus menghormati Nona, karena bagaimanapun, Nona adalah nyonya muda di mansion ini." Jelas kepala pelayan, nada suaranya tidak mengizinkan bantahan.

"I-iya, baik, Bu," jawab Zea terbata-bata, menunduk, namun api dendam mulai menyala di benaknya.

"Kau berani mengadu, dasar wanita jalang! Setelah Tuan datang, kau akan merasakan akibatnya karena mau bermain-main denganku," batin Zea, bibirnya membentuk seringai kecil yang hampir tak terlihat, dipenuhi niat jahat yang menggebu.

"Sudah, kamu boleh pergi," usir kepala pelayan, gestur tangannya tegas.

...Zea menunduk, lalu pergi meninggalkan Lola dan kepala pelayan. Setelah Zea menjauh, kepala pelayan menatap Lola, sorot matanya melembut kembali. ...

"Nona, Anda istirahat saja, biarkan sisanya para pelayan lain yang melakukannya," sambung kepala pelayan.

"Tapi—" Lola mencoba membantah, rasa tidak enak hati mulai menggerogoti.

"Sudah... Nona pergi beristirahat saja, tidak apa-apa," potong kepala pelayan, ada nada desakan lembut namun tak terbantahkan dalam suaranya.

...Lola mengangguk pasrah, merasakan beban di pundaknya sedikit terangkat. Ia pergi mencuci tangan, air dingin terasa menenangkan kulitnya yang pegal. Setelah selesai, Lola pun kembali masuk ke dalam kamar dan beristirahat sejenak, membiarkan tubuhnya rebah di atas ranjang....

...Sedangkan di luar, Zea sedang tertawa senang, suara tawa yang serak dan penuh kepuasan terselubung....

"Mampus kamu, sebentar lagi kamu akan menjadi bulan-bulanan Tuan," gumam Zea, senyum sinis dan jahat terukir di bibirnya.

❣️

❣️

❣️

...(Malam hari di mansion Bastian)...

...Bastian, yang baru pulang kerja, langsung masuk ke dalam kamar. Langkah kakinya berat, ada aura lelah bercampur ketidaksabaran di sekelilingnya. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aroma sabun maskulin mulai menguar setelah ia selesai. Bastian pun membuka walk-in closet miliknya. Namun, tiba-tiba napas Bastian langsung bergemuruh, kemarahan panas mulai merayapi dadanya setelah menyadari satu baju Ana telah hilang. Ruangan itu seolah menyempit, memicu amarahnya....

"Pelayan!" teriak Bastian, suaranya menggelegar, penuh murka, menggemakan seluruh mansion.

...Kepala pelayan yang mendengar suara teriakan Bastian segera bergegas pergi ke kamar Bastian, jantungnya berdegup kencang karena firasat buruk. Ia berdiri di depan pintu kamar Bastian, lalu mengetuknya....

Tok... tok... tok.

"Tuan," panggil kepala pelayan dari luar kamar, suaranya sedikit ragu.

Ceklek.

...Bastian, yang sudah mengganti baju dengan kemeja kasual, membuka pintu dengan napas memburu karena emosi yang meluap. Matanya menatap tajam ke arah kepala pelayan....

"Siapa yang berani mengambil baju Ana dari dalam walk-in closet?" tanyanya, suaranya rendah dan mengancam.

Kepala pelayan langsung menggelengkan kepala, wajahnya memucat. "Tidak, tidak, Tuan, karena tadi saya tidak melihat orang masuk ke kamar Tuan," jawab kepala pelayan, suaranya sedikit gemetar.

"Baiklah, aku akan mengecek CCTV," ucap Bastian, ketegasan terpancar dari setiap suku katanya.

...Bastian pun langsung membuka laptop miliknya dan mengecek CCTV di dalam kamar. Jantungnya berdenyut kencang saat melihat rekaman: Lola tadi masuk dan memungut semua baju kotor Bastian, lalu mengeluarkan baju Ana dari dalam walk-in closet. Darah Bastian mendidih, ia langsung mengepal kuat kedua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, amarah membabi buta menguasai akalnya. Ia berbalik dan berjalan cepat keluar dari kamar....

...Kepala pelayan yang menyadari bahwa Lola akan terkena amukan Bastian segera berusaha berlari kecil mengikuti Bastian dari belakang....

"Tuan, ini pasti salah paham. Nona tidak mungkin melakukan itu," ucap kepala pelayan, mencoba menghentikan Bastian, ada keputusasaan yang nyata dalam suaranya.

...Bastian tidak menghiraukan ucapan kepala pelayan. Ia tetap berjalan cepat menuju kamar Lola, langkah kakinya bagai hentakan guntur yang mendekat. Setelah sampai di depan pintu kamar Lola, dengan marah, Bastian menendang pintu kamar Lola hingga terkuak lebar, suara dentuman keras itu memecah keheningan malam, dan ia masuk....

"Aaaaaa!" Teriak Lola, kaget setengah mati, jantungnya serasa ingin melompat keluar, karena keadaannya masih setengah polos, hanya dibalut handuk. Rasa malu dan terkejut langsung membanjirinya.

"Siapa yang menyuruhmu menyentuh barang-barang yang ada di kamarku?" tanya Bastian, suaranya menggeram, penuh amarah yang terkontrol namun mematikan. Matanya menyala-nyala.

"A-aku tadi cuma mengambil baju kotor Tuan, aku tidak melakukan apa-apa," jawab Lola, suaranya bergetar hebat.

...Ia berusaha menutup badannya yang setengah polos dengan kedua tangan, rasa takut merayap di setiap serat tubuhnya....

Plak!

...Bastian melayangkan tamparan keras, suara tamparan itu memekakkan telinga, dan rasa panas menyengat langsung menjalar di pipi Lola. Tamparan itu membuat Lola langsung mundur dan terjatuh ke atas lantai, tubuhnya limbung, merasakan sakit yang menusuk sekaligus rasa terhina yang luar biasa. ...

"Dasar wanita jalang! Kau pikir kau ini siapa, hah! Dasar anak haram! Jangan menyentuh barang-barang di kamarku!" Hina Bastian, setiap kata meluncur bagai pisau tajam, dirancang untuk melukai harga diri Lola hingga ke akar.

...Mendengar perkataan Bastian, sebuah percikan amarah yang langka dan murni menyala di mata Lola. Ia bangkit, menatap tajam Bastian, keberanian muncul dari kedalaman rasa sakitnya. ...

"Aku bukan anak haram! Aku mempunyai ayah, Tuan Bastian Rodrigues!" sentak Lola, suaranya penuh emosi yang meluap, menantang dan berani.

...Mendengar suara bentakan Lola, Bastian langsung meraih leher Lola dengan cengkeraman kuat, kemarahannya meledak tak terkendali, dan mencekiknya. Udara terasa tipis, kemudian hilang, paru-paru Lola mulai menuntut oksigen, rasa panik menjalar di setiap pembuluh darahnya. ...

"Turunkan suaramu, wanita jalang! Kau bukan siapa-siapa di sini, kau hanya wanita murahan yang rela menjual diri demi uang!" murka Bastian, matanya memancarkan kegelapan yang menakutkan.

...Melihat Lola sudah tidak bisa bernapas, kepala pelayan pun mencoba menghentikan aksi Bastian. Rasa takut bercampur putus asa melanda dirinya....

"Tuan, tolong jangan sakiti Nona, dia tidak tahu apa-apa soal ini semua, aku mohon, hiks, hiks, hiks," imbuh kepala pelayan, suaranya serak karena tangis dan permohonan.

Bruk!

...Bastian menghempaskan tubuh Lola yang masih setengah polos ke arah cermin. Suara pecahan kaca yang keras memenuhi ruangan, menggema memilukan. Seketika cermin itu hancur berkeping-keping, dan rasa sakit tajam menyengat saat pecahan kaca menyebabkan Lola mengalami luka sobek di keningnya, cukup besar, darah segar mulai merembes. Tubuhnya tergeletak lemas di antara pecahan kaca, rasa sakit fisik berpadu dengan kepedihan emosional....

"Sekali lagi kau menyentuh barang-barang yang ada di kamarku, aku akan menghabisimu," ancam Bastian, suaranya dingin dan penuh ancaman nyata. Ia lalu berbalik dan pergi meninggalkan kamar Lola, menyisakan kehancuran dan rasa sakit.

"Nona!" teriak kepala pelayan, segera menghampiri Lola dengan air mata yang mengalir deras, sambil membawa kain untuk menutupi tubuh Lola yang setengah polos, menyelimutinya dengan kehangatan dan kepedulian yang kontras dengan kekejaman Bastian.

...Kebetulan, Mark baru saja masuk ke dalam mansion untuk menemui Bastian. Namun, telinganya menangkap suara kegaduhan yang pecah dari area kamar pelayan. Dengan firasat tak enak, Mark pun menghampiri kamar itu dan langsung kaget setengah mati setelah melihat apa yang terjadi. Pemandangan Lola yang terluka dan berlumuran darah membuat darahnya berdesir dingin, ada rasa terkejut dan marah yang samar....

"Bibi! Apa yang terjadi kepada Kakak ipar?" tanya Mark, suaranya penuh kekhawatiran dan kepanikan.

...Kepala pelayan menoleh ke arah Mark dan berlari kecil menghampiri Mark, wajahnya sembab karena menangis. ...

"Tu-tuan, tolong Nona Lola, tolong panggilkan dokter! Aku mohon, hiks, hiks, hiks," kata kepala pelayan, sambil menautkan kedua tangan dan memohon kepada Mark, putus asa dan berharap.

...Mark mengangguk mengerti, ekspresi serius terukir di wajahnya. Ia merogoh kantong celana, lalu mengeluarkan ponsel miliknya dan segera menghubungi nomor dokter pribadi miliknya, langkahnya cepat dan penuh urgensi. Tak lama, dokter pun sampai dan segera mengobati luka Lola....

(Bersambung)

1
Masita Ilyas
cerita ini membuatku berderai air mata akhir ending yg bagus bahagia mantap
Khusnul Khotimah
g rela klo ahirnya lola mau sama bastian,,,,,, barang murahan
Murni Dewita
💪💪💪
Murni Dewita
😭😭😭😭😭
Murni Dewita
jadikan lola kuat dan jodoh kan dengan mark thor
Murni Dewita
jadi lah wanita yang kuat lola
Murni Dewita
👣
Lauren Florin Lesusien
𝚖𝚊𝚏𝚒𝙰 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚑
Rainie Mahadun
thor mohon semak dulu baru update ya..banyak kesalahan ejaan,nama dan kdg ayat yang tertambh..contoh..MOHON JADI MOHONG..ADEHHH
Ati Marini
Tkasih saya sengat suka membaca novel ini hingga tamat. jalan caritanya yang kadang menitikkan air mata.dan terselit juga carita yang panas tepi sudh di maklumi jalan caritanya iyaa../Drool//Rose//Rose//Rose/
telsi sadijani
Luar biasa
Kiki Tedjakusuma
banyak typo thor.tanpa y Thor BKN tampa.kasihan.bkn kasiang.kdg kt bc agak laen.thor org Makassar ya?
Helen Nirawan
buset di mutilasi dah kyk potong ayam aj , kejam , tp bgs biar tau.rasa 😈😈😈
Nita Kusnitawati
baca novel ini bikin emosi
Nita Kusnitawati
koq pelayan bisa kurang ajar gitu sm nyonya rumah
Alma Lina
suami iblis
Diana Nadifah
Luar biasa
Eka Uderayana
cerita yang menarik
sukses selalu
Diana Silaen
katanya Jonas pintar kenapa mamanya di biarin di tindas kelurga daddy-nya ya
Diana Silaen
aduh nangis deh jadinya terharu aku thoor😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!