BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#9
"Kau mau ke mana lagi, Sayang? Kau sering bermain di luar akhir-akhir ini," ucap Marilyn ketika melihat sang putri terlihat menenteng tas kainnya ke luar kamar.
"Aku bosan di rumah, Mom. Aku ingin bermain bebas di bawah bukit," sahut Honey dan mulai mengambil makanan dari meja.
Marilyn melihat makanan yang di ambil oleh Honey.
"Itu sangat banyak. Kau akan makan dengan kelinci-kelinci di hutan?" tanya Marilyn.
Honey mengangguk dan tetap memasukkan makanan itu ke tas.
"Sikapmu aneh," ucap Marilyn lagi.
"Aku tak aneh, Mom. Aku hanya mengikuti naluriku. Mommy melarangku apapun termasuk berinteraksi dengan manusia. Jadi bukankah wajar bagiku untuk mencari teman selain manusia?" sahut Honey.
"Kau menyindir mommy?" tanya Marilyn.
"Aku hanya mengatakan kenyataannya, Mom. Aku bosan selalu di rumah dan aku butuh kebebasan di luar sana," jawab Honey dan menatap mata Marilyn.
"Kau sudah berani menentang mommy?" tanya Marilyn.
"Tidak, aku hanya tak ingin menghabiskan seumur hidupku di sini, Mom. Aku tak ingin menua bersama mommy. Mommy memiliki aku, tapi jika mommy pergi, aku akan bersama siapa??" tanya Honey yang tentu saja itu menohok hati Marilyn.
Marilyn tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Dia bahkan melupakan hal itu. Jika dia mati, apa yang akan terjadi pada Honey? Karena selama ini dia selalu berpikir bahwa Honey akan selalu menemaninya. Tapi dia tak pernah berpikir siapa yang akan menemani Honey nanti? Kini, pikiran itu memenuhi otak Marilyn.
"Aku pergi, Mom. Jangan membatasi kebahagiaanku di luar sana. Aku masih berusaha tak meninggalkan mommy dan bertahan di sini," ucap Honey dan membuka pintu depan.
"Kau belum memakai arangmu," ucap Marilyn.
Honey menghentikan langkah kakinya.
"Tak ada orang di sini selain aku dan mommy. Kulitku akan rusak jika harus kubalur arang tiap hari. Tak akan ada yang melihatku selain pohon dan hewan di sini," jawab Honey.
'Sorry, Blue. Aku menganggapmu hewan lucu yang menggemaskan,' batin Honey.
Honey melanjutkan langkahnya dan keluar dari rumahnya.
Marilyn duduk di kursinya dan memandang kepergian Honey.
"Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus menikahkannya seperti saran daddy?" gumam Marilyn.
"Tidak, aku tak ingin dia menjadi sepertiku nantinya. Bagaimana jika dia disakiti oleh pria dan itu akan lebih menyakitkan baginya dan bagiku." Marilyn bermonolog.
Untuk saat ini, Marilyn membiarkan Honey melakukan apa pun yang disukainya. Setidaknya Honey masih ada bersamanya dan tak berpikiran untuk pergi meninggalkannya.
*
*
Honey berlari ke tempat Blue dan dia akhirnya sampai. Honey menuju ke arah tenda dan membukanya.
Blue terlihat masih tertidur pulas. Honey merangkak perlahan dan melihat wajah Blue lebih dekat.
Honey tersenyum dan menatap lekat wajah tampan Blue.
Rambut Blue tampak menutup sebelah matanya dan Honey pun menyibakkannya.
Lalu tiba-tiba tangan Honey di pegang oleh Blue dan dia menariknya hingga tubuh Honey jatuh di atas dada Blue.
Seketika wajah Honey memerah karena kini wajahnya menempel dengan wajah Blue. Bahkan bibir Honey berada persis di atas dagu Blue.
Blue tak membuka matanya, tapi indra penciumannya yang sangat tajam mengendus harum wangi strawberry dari rambut Honey.
"Good morning," ucap Blue dengan suara serak yang sexy.
Lalu Honey langsung beranjak dari atas tubuh Blue karena dadanya tiba-tiba berdebar cepat dan itu pasti dirasakan oleh Blue.
Blue membuka matanya dan tersenyum pada Honey.
"Kita jadi berenang?" tanya Blue.
Honey hanya mengangguk saja dan keluar dari tenda Blue karena tiba-tiba dia merasa panas di dalam sana.