NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Kau benar-benar menggerus habis kesabaranku, Safira. Satu hal yang harus kau tahu, Lyra selalu membuatku nyaman berada di sampingnya. Baik dari cara dia berpikir, cara dia berpakaian, dan cara dia mengatur keuangan. Dia selalu tahu bagaimana harus mengondisikan sesuatu. Berbanding terbalik denganmu," ucapnya dingin dibarengi dengan napasnya yang memburu.

"Lagi-lagi wanita itu ... bahkan setelah kita menikah isi kepalamu hanya tentang Lyra, kan?!" teriak Safira, tangannya melayang meninju lengan Dion sambil terisak.

"Safira, sudah kubilang—"

"Aku hanya orang asing yang muncul di tengah-tengah kalian, aku tahu Dion. Tapi saat ini aku adalah istrimu! Yang sebentar lagi juga akan menjadi ibu dari anakmu!!!" hardik wanita itu, wajahnya memerah sedang kristal bening itu terus turun dari pelupuk matanya.

Deg!

Kalimat itu seolah menampar pipi Dion dengan keras. Bibirnya mengatup rapat, ia menelan ludah dengan kasar. "Safira maafkan aku ... tapi aku butuh waktu untuk melupakan segala hal tentang Lyra." Dion menatap pantulan dirinya di kaca spion sebelum akhirnya kembali melajukan mobil.

*

*

*

"Uhh— pukul berapa sekarang?" gumam Lyra, tangannya meraba-raba kasur mencari ponselnya. Ia menyalakan benda itu, membuat cahaya dari layar kecil itu terpantul di wajahnya.

"Pukul dua pagi?!" batinnya disusul dengan ponselnya yang terjatuh di ranjang. Wanita itu turun dari tempat tidur, berjalan mengendap-endap ke kamar kecil.

Setelah menyelesaikan urusannya di toilet, Lyra melangkahkan kaki ke ranjangnya. Langkahnya hening, nyaris tidak menimbulkan suara. "Dia benar-benar tidur di sofa. Oh! Wajahnya tampak berbeda saat kacamatanya di lepas," pikir Lyra saat melirik ke arah Adrian yang tengah tertidur pulas. Tanpa pikir panjang ia meraih selimut yang ada di ranjang dan menutupi tubuh Adrian lalu kembali tidur.

Cahaya matahari pagi menyelinap melalui sela-sela tirai jendela, membelai wajah Lyra dengan lembut. Wanita berambut panjang itu mengerjapkan kedua matanya, menghalau sinar matahari yang menyilaukan dengan tangannya.

"Sudah pagi, ayo sarapan," ajak Adrian yang sudah rapi tengah duduk di sofa.

"Sudah siap? Cepat sekali," batin Lyra, tangannya menyibak selimut dan turun dari ranjang empuknya.

"Baiklah. Aku akan siap dalam beberapa menit." Lyra berjalan menuju kamar mandi dengan membawa beberapa lembar pakaian di tangannya.

Beberapa menit berlalu, Lyra akhirnya keluar dari kamar mandi. Adrian langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Lyra. "Ayo," ajaknya sambil menawarkan lengannya.

Lyra menatapnya dengan satu alis terangkat, "Apa kita masih perlu berakting di sini?"

"Ya. Untuk jaga-jaga," jawab Adrian singkat. Keduanya kini keluar dari kamar menuju buffet untuk sarapan.

Saat memasuki lift, di pikiran Lyra tiba-tiba terlintas soal perusahaan ayahnya yang sudah di ujung tanduk. Wanita itu menelan ludahnya, seolah sedang mengumpulkan keberanian. "Adrian, soal perusahaan papa—"

"Aku akan memberi sebuah proyek untuk kalian garap," potong Adrian seakan tahu kemana arah dari pembicaraan ini.

*

*

*

Beberapa hari berlalu begitu saja, Lyra dan Adrian telah kembali ke apartemen mereka. "Di mana aku akan tidur?" tanya Lyra seraya menyapu setiap sudut ruangan dengan pandangannya.

"Di kamar itu, dan aku akan tidur di kamar sebelah. Jika kau butuh sesuatu, ketuk saja pintu kamarku," ucap Adrian datar sambil menunjuk pintu kamar kemudian berlalu begitu saja.

"Kau hanya perlu bertahan selama dua tahun, Lyra," batin wanita itu lalu menyeret kakinya ke kamar yang Adrian tunjukkan. Lyra mendorong pintu kamar, tangannya meraba dinding mencoba mencari saklar lampu.

Saat hendak menyusun baju-bajunya di lemari, rasa lapar tiba-tiba menyerang wanita itu. Dengan cepat ia meraih ponselnya, memesan beberapa bahan mentah untuk dimasak.

Tak butuh waktu lama, barang yang di pesannya sudah sampai. "Tolong taruh saja di depan unitku. Terima kasih," ucapnya lalu memutus sambungan telepon.

Di kamar lain, Adrian sedang sibuk dengan laptopnya. Tangan kanannya memutar mouse berkali-kali, sedang tangan kirinya menekan tombol tertentu pada keyboard. Perhatiannya teralihkan oleh desis dari alat masak di dapur.

"Sepertinya dia sedang memasak," batin pria itu lalu bangkit dari kursi kerjanya dan mendatangi sumber suara itu.

"Adrian? Maaf, apa aku mengganggumu?" tanya Lyra sambil mengupas wortel.

"Tidak sama sekali. Kenapa repot-repot memasak? Kau bisa memesan makanan dari restoran jika lapar," jawab Adrian seraya menghampiri istrinya.

"Aku tidak terlalu suka makanan di luar— Ah!" seru Lyra kaget ketika pisau di tangannya tergelincir dan melukai jarinya.

Adrian langsung mempercepat langkahnya, meraih tangan Lyra yang terluka dan menekannya pada bajunya. Kini jarak di antara mereka berdua sangat dekat, membuat hentakan kecil di dada Lyra. Jantungnya terasa seperti sedang menghantam dinding dadanya, sampai ia yakin Adrian bisa mendengarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!