NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8.

Fajar di utara datang tanpa cahaya. Hanya kabut tipis, dingin yang menembus tulang, dan garis samar merah di balik awan gelap yang tidak pernah sepenuhnya membuka diri. Anastasia membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa sangat berat. Ia butuh beberapa detik sebelum menyadari di mana ia berada.

Di kasur besar Duke Aloric Silas. Di samping monster terkuat di perbatasan utara. Yang malam tadi hampir mati di pangkuannya, Ia menoleh pelan.

Aloric sudah bangun, duduk bersandar pada kepala ranjang. Rambut hitamnya jatuh acak, bahunya yang lebar menjulang di bawah selimut hitam. Mata gelapnya tidak memandangnya melainkan menatap salju di luar jendela dengan ekspresi seperti batu.

Namun yang membuat Anastasia membeku adalah… dia sedang memegang pedang. Pedang terhunus, di kamar tidur, Pagi-pagi sekali. Aloric menoleh, sedikit terkejut melihat Anastasia sudah bangun. “Kau terjaga.”

“Apa yang… apa yang kau lakukan dengan pedang itu?” Anastasia duduk, menarik selimut sedikit menutupi tubuhnya karena refleks, meski ia masih mengenakan pakaian lengkap. “Memastikan sesuatu,” jawab Aloric singkat.

“Tentang apa?” Aloric tidak langsung menjawab. Ia meletakkan pedang di samping kasur, lalu berdiri perlahan. Luka-lukanya sudah pulih, tapi gerakannya masih sedikit kaku. “Bangun dan bersiaplah. Kita punya tamu penting.”

“Tamu?” Anastasia mengerutkan kening. “Siapa?” Aloric menatapnya agak lama. “Kaum bangsawan dari pusat kerajaan.”

Jantung Anastasia langsung menegang. “Kenapa mereka datang ke wilayah utara yang dingin dan penuh monster?”

“Karena mereka mencium bau kekacauan.” Aloric berjalan menuju lemari besar, membuka pintu kayu berat itu. “Dan mereka tidak suka kekacauan terjadi tanpa sepengetahuan mereka.” Anastasia berdiri dari kasur. “Kekacauan… yang terjadi karena pemberontakan kemarin?”

“Tidak hanya itu.” Aloric mengambil mantel hitam tebalnya dengan bulu wol putih di kerah. “Mereka tahu aku terluka.” Anastasia membeku. “Bagaimana mereka tahu?” Aloric menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca.

“Mata-mata. Informan. Pengkhianat. Kerajaan punya semuanya.” Ia mengenakan mantelnya, lalu berkata tanpa menatapnya “Dan para bangsawan pusat… sudah lama menunggu saat aku melemah.”

Tak lama kemudian, Anastasia didandani oleh pelayan kastil. Rambutnya disanggul rapi, gaun tebal warna biru keperakan dikenakan padanya. Ketika ia menatap cermin, ia melihat bayangan yang berbeda dari gadis polos yang dulu selalu diperlakukan sebagai sampah oleh keluarganya.

Ia terlihat… seperti bangsawan sejati. Anggun, Cantik, Berbahaya dalam diam. Tapi perutnya tetap terasa dingin. Tamu dari pusat kerajaan bukanlah teman. Mereka adalah hiu yang hanya menunggu darah untuk menyerang.

Pintu kamarnya diketuk. “Masuk,” jawab Anastasia. Sir Rowan, sang kesatria pribadi Duke, masuk dengan hormat. “Lady Anastasia, Duke menunggu Anda di ruang audiensi.”

Anastasia mengangguk. Langkah-langkahnya bergema di sepanjang lorong batu abu-abu yang tinggi. Suara angin dari luar seperti bisikan roh-roh dingin yang mengikuti di belakangnya. Saat ia tiba di ruang audiensi, dia terpaku. Ruangan besar itu dipenuhi bangsawan yang tidak ia kenal.

Pakaian mereka mewah. Jubah bulu putih, emas di kerah, simbol keluarga di dada. Namun yang paling mencolok adalah ekspresi mereka Sombong, Menghakimi, Dan… takut. Takut pada satu pria yang berdiri di depan mereka seperti benteng tidak tergoyahkan: Duke Aloric Silas.

Aloric berdiri tegak, tubuhnya seperti tiang batu hitam. Meski baru pulih, tidak ada yang menyangka pria itu semalam hampir mati. Aura kekuatannya memenuhi ruangan seperti tekanan berat di dada.

Anastasia melangkah masuk. Suara-suara langsung mereda. Semua mata tertuju padanya. Dan ia merasakan itu—tajam seperti pisau. Bisik-bisik kecil terdengar

“Siapa perempuan itu?”

“Bangsawan kelas menengah dari selatan?”

“Tidak mungkin, pakaiannya terlalu biasa.”

“Cantik, tapi terlalu muda untuk berada di sisi Duke.”

Aloric melirik tajam. Suara-suara itu langsung berhenti. “Lady Anastasia,” panggil Aloric, nadanya kuat dan jelas. Beberapa bangsawan langsung saling pandang. Lady?

Anastasia mendekat. Ia berdiri di samping Aloric meski sebenarnya ia ingin berlindung di balik jubah tebal pria itu. Namun ia menjaga wajah polosnya tetap lembut. Aloric berkata tanpa menoleh padanya, tetapi suaranya rendah, hanya untuk telinga Anastasia:

“Jangan takut.”

“Aku tidak takut,” bisik Anastasia.

“Bagus,” Aloric menahan senyum kecil, “karena mereka adalah pembohong dan ular. Mereka mencium ketakutan.”

Anastasia menghela napas pelan. “Kau baru membuatku takut.” Sementara itu salah satu bangsawan maju. Seorang pria setengah baya dengan janggut rapi dan mata licin seperti pedagang oportunis. “Aku Lord Cassel dari Dewan Istana Pusat,” katanya sambil membungkuk palsu. “Kami datang membawa pesan dari Yang Mulia Kaisar.”

“Bacakan,” jawab Aloric datar. Lord Cassel membuka gulungan. “Dengan hormat kepada Duke Aloric Silas, penjaga Utara, pewaris darah kuno Silas, Kaisar memerintahkan agar Anda kembali ke ibukota untuk memberikan laporan langsung terkait pemberontakan dan penggunaan sihir terlarang.”

Ruangan mendadak tegang. “Dan…” Lord Cassel menambahkan sambil melirik Anastasia, “membawa perempuan yang Anda sembunyikan dari istana.”

Anastasia hampir tersedak udara. Perempuan… yang kau sembunyikan, Ia melirik Aloric dia terlihat marah, bingung, ingin memukul. Ekspresi Aloric tetap datar. “Dia tidak disembunyikan.”

Tiba-tiba seorang bangsawan wanita bersuara tajam muncul. “Begitu? Lalu siapa dia, Duke? Tunanganmu adalah Putri Kaisar. Dan kami sama sekali tidak mendapat kabar mengenai perempuan lain di kediamanmu!”

Bisik-bisik kembali memenuhi ruangan. Tunangan, Putri Kaisar, Ancaman politik, Skandal besar. Anastasia menghela napas dalam hati. Bagus. Aku masuk sarang naga. Sebelum Anastasia sempat bicara, Aloric berkata. “Dia tamuku.” Anastasia menatapnya cepat. Hah? Itu saja?.

“Dan,” lanjut Aloric, matanya melirik Anastasia sekilas, “dia berada di bawah perlindunganku sepenuhnya.” Kata-kata itu seperti api yang meledak di ruangan. Lord Cassel mengerutkan dahi. “Duke, kau membuat situasi menjadi lebih sulit. Siapa sebenarnya gadis itu—”

“Aku,” potong Anastasia tiba-tiba. Semua kepala menoleh padanya. Aloric menatapnya tajam, tidak menyangka Anastasia akan bicara. Tapi ia maju selangkah. “Aku Lady Anastasia Zylph. Putri kedua dari Marquess Zylph.” Para bangsawan langsung berbisik lagi.

“Keluarga Zylph?”

“Yang terkenal buruk itu?”

“Aku dengar putrinya… dibenci.”

“Bukankah keluarga itu hampir bangkrut?”

Anastasia menahan diri untuk tidak menyerang siapa pun dengan pisau makan. Ia memasang senyum polos. “Aku datang ke sini bukan sebagai ancaman. Aku hanya kebetulan berada di medan perang kemarin.”

“Kebetulan?” Lord Cassel melirik ragu.

“Kebetulan yang membuat Duke Silas selamat.”

Ruangan tibahtiba hening. Beberapa bangsawan kini menatap Anastasia dengan lebih intens. Beberapa dengan curiga. Beberapa dengan ketakutan kecil. Aloric akhirnya angkat bicara. “Dia menyelamatkan nyawaku.” Suara Aloric menggema membelah ruang. Ia tidak berteriak, tapi suaranya seperti palu menghantam lantai marmer.

“Dan siapa pun yang berani menyentuhnya tanpa izinku akan kuhabisi.” Semua bangsawan menegang. Anastasia menatap Aloric. Ia tidak bisa membaca wajah pria itu. Bukan belaian. Bukan kasih. Lebih seperti deklarasi: kekuatanku tidak untuk kalian ganggu.

Lord Cassel menarik napas panjang. “Baiklah. Namun perintah Kaisar tetap berlaku. Anda berdua… harus kembali ke ibukota.” Seketika ruangan terasa lebih dingin. Bahkan salju di luar tampak membeku lebih cepat. Aloric menutup matanya sejenak. “…Aku mengerti.”

Anastasia menggigit bibir. Ibukota Tempat kakaknya hidup tempat keluarganya menunggu, tempat semua rahasianya terancam terbongkar. Dan dia… harus kembali ke sana bersama pria paling berbahaya di kerajaan.

Aloric menatapnya. “Persiapkan dirimu, Anastasia.”

“Untuk apa?”

“Untuk kembali,” jawab Aloric, mata hitamnya menembusnya seperti belati.

“Ke pusat kerajaan.”

“Ke singgasana.”

“Dan ke dalam sarang serigala.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!