NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

"Ha?"

Pria di hadapan Emily menatapnya dengan wajah bingung lalu salah satu tangannya mengangkat kartu akses kamar yang bertuliskan 306, artinya dia berada di depan kamar Emily.

"Apa kau mengira aku adalah seorang penguntiti?," tanya pria itu lagi, kali ini dia mendekat ke arah Emily, tinggi badannya yang jauh berbeda dari Emily membuatnya harus mendongak menatap pria itu.

Dari jarak sedekat itu, Emily bisa melihat warna matanya yang agak kecoklatan meski wajahnya benar-benar lebih ke arah Asia.

"Ehmm.. aku, aku hanya bertanya.. lagipula kau terlihat mencurigakan," jawab Emily sambil mengambil langkah mundur ke belakang.

"Mencurigakan? Bisa jadi.. okelah, tapi lain kali jangan langsung menuduh orang lain seperti itu"

Setelah mengatakan itu, pria itu masuk ke dalam kamarnya.

"Hei...."

Suara lain memanggil Emily, hanya dari suaranya saja Emily tahu kalau itu adalah Ethan, dia tak perlu mendongak ke arah suara itu untuk meresponnya.

"Kakak kenapa turun ke lantai 3?"

Kamar Ethan berada di lantai 5, sebenarnya sang ayah sudah merequest agar kamar mereka berada di satu lantai, namun saat memesan itu kondisi hotel sedang high season, alhasil hanya 2 kamar di lantai satu yang kosong, dan lainnya berbeda lantai.

"Ayah memanggil kita untuk makan malam bersama, apa kau tidak melihat grup?"

Emily mengambil ponsel dari saku celananya, mendapati bahwa benda pipih itu sudah mati karna kehabisan daya baterai.

"Aku cars hp dulu, kakak tunggu saja disini.."

Dengan cepat Emily masuk ke kamarnya dan kembali keluar, keduanya pun melangkah menuju restoran milik hotel tersebut.

Di salah satu meja, Tuan Gerson sudah duduk bersama Emy yang sedang asyik menyantap makanan pembuka.

"Kalian mau makan menu dinner yang sudah di sediakan atau pesan ala carte?," tanya sang ayah.

Pemesanan kamar mereka memang sudah lengkap dengan makan 3 kali sehari, namun menu untuk makanannya sudah di tentukan, mereka bisa memilihnya.

"Aku mau pesan saja.." Ethan mengambil menu untuk melihat apa yang akan dia pesan.

Lain halnya dengan Emily yang langsung memanggil pelayan dan meminta hidangan dinner yang sudah di tentukan.

"Oh iya.. besok subuh kita akan pulang, ingat untuk berkemas setelah ini agar tidak ada yang tertinggal besok.."

Ketiga anaknya menganggukkan kepala tanda mengerti, setelah itu suasana lebih banyak di dominasi dengan cerita Emy yang menurut Emily tak pernah habis.

"Kalau kakak bagaimana? Apa dulu saat kuliah juga begitu?," tanya Emy pada Ethan setelah dia menceritakan teman-teman kuliahnya yang mulai menambahkannya ke dalam chat grup.

"Ya seperti itu juga, tapi nanti saat Ospek lebih baik Emy melihat sifat mereka, kalau tidak baik maka jangan berteman dengan mereka.."

Tentu saja Emy menyetujui itu lalu melanjutkan cerita lainnya.

"Emily? Apa kau tidak suka dengan makanannya? Ganti saja kalau tidak suka.."

Ethan yang mengatakan itu, dari tadi dia sudah memperhatikan bagaimana Emily yang tidak memasukkan makanan ke dalam mulutnya, gadis itu hanya memainkannya saja.

Kalimat Ethan itu membuat kedua orang yang sibuk bercerita dan saling menanggapi itu menatap ke arahnya seolah menunggu jawabannya.

"Enak kok," Emily memasukkan sesendok makanan namun wajahnya jelas terlihat tidak bernafsu.

Benar saja, gejolak dari dalam perutnya membuat Emily berdiri.

"Aku mau ke kamar mandi dulu.."

Tanpa menunggu tanggapan mereka, Emily berlari ke arah kamar mandi wanita, memuntahkan makanan yang hanya sedikit itu, selebihnya hanya cairan yang keluar.

Begitu keluar dari salah satu bilik, Emily mendapati suasana sepi, tak ada orang lain selainnya disana.

Dia mengusap wajahnya dengan air, menatap pantulannya dari cermin wastafel, dia menyadari betapa pucatnya dirinya saat ini.

"Huh.. kenapa pandanganku mengabur ya?"

Emily berusaha mengusap matanya berharap hanya air yang masuk ke dalam sana sehingga menganggu pandangannya, namun sama saja.

Karna merasa tidak mungkin untuk berdiam lebih lama di dalam kamar mandir, Emily akhirnya memutuskan keluar, setidaknya dia harus kembali ke kamarnya sebelum semua pandangannya menjadi gelap.

Untung saja arah kamar mandi lebih dekat dengan pintu keluar dari pada meja untuk pengunjung restoran.

Selangkah..

Dua langkah..

Brak..

Kegelapan menyelimuti Emily, membuatnya jatuh sebelum keluar dari tempat itu.

"Emily.. Emily???"

Sebelum kehilangan seluruh kesadarannya, Emily bisa mendengar suara pria yang familiar namun dia tak yakin siapa pria itu.

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!