Nasib Si Kayya Yang Miskin

Kayya 15

Nicky dengan tenang duduk di sofa. Dia pun meminta Kayya untuk duduk di sampingnya.

Kayya sepertinya masih agak bingung dengan kemunculan Nicky di depan kamarnya. Bukankah seharusnya asisten yang mendatangi atasannya, tetapi mengapa ini terlihat kebalikannya? Apa karena dia tidak mengangkat panggilannya? Tetapi hal mendesak apa yang membuat pak Nicky sampai datang?

Setelah Kayya duduk di samping Nicky, dia terkejut saat menyadari ada yang salah. Mengapa dia merasa kedekatan ini sangat intim? Melihat pintu kamarnya yang tertutup rapat. Tiba-tiba saja Kayya merasa mendapat pencerahan.

Belum sempat Nicky buka suara, Kayya langsung berdiri. "Maaf, Pak Nicky, sebenarnya apa yang ingin pak Nicky bicarakan?" Telinga Kayya dua duanya memerah tanpa terkendali.

Nicky masih memasang wajah datar dan dingin. Akan tetapi, jika diperhatikan dengan seksama, telinganya sudah sama warnanya dengan milik Kayya. Terus terang saja, dia juga belum pernah seperti ini.

"Duduk dulu!" perintah Nicky.

Kayya langsung duduk dengan patuh. Dia khawatir penolakannya akan menyinggung perasaan bosnya. Ketika Kayya duduk, rona merah di telinganya mulai merambat ke pipi dan wajahnya.

Nicky menarik kedua kaki Kayya ke atas sofa. Mata Kayya langsung melebar.

"Pak!"

"Tidak usah berteriak-teriak, Kayya. Saya tidak tuli."

Nicky mengeluarkan botol minyak di tangannya. Dia menatap betis Kayya sesaat dan kemudian mulai mengoles minyak itu ke betis Kayya.

Napas Kayya mendadak tercekat, jantungnya berdetak begitu kencang, seakan Kayya bisa mendengar suara debarannya. Kayya menangkup dada kirinya, dia khawatir bosnya bisa mendengar suara jantungnya. Mata Kayya yang jernih menatap jemari kurus Nicky yang memijat betisnya dengan lembut.

"Pak, sa_saya bisa sendiri," ucap Kayya tergagap.

Nicky tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap Kayya dalam-dalam. Warna matanya yang hitam pekat, sejenak membuat Kayya linglung. Dia seperti terhipnotis dengan sepasang bola mata itu.

Waktu seolah berhenti berputar saat itu, tetapi semakin diam, semakin panik juga Kayya, dia merasa jantungnya seolah akan meloncat detik itu juga sangking kencangnya bunyi detaknya.

"Ada apa? Apa kamu merasa tidak enak badan? Wajahmu sangat merah, Kayya."

"Pak, bisa tidak jangan menatap seperti itu? Jantung saya seperti mau melompat."

Mendengar ucapan Kayya, Tawa Nicky seketika pecah. Topeng angkuh dan dinginnya langsung menghilang. Kayya berhasil menghiburnya, menghancurkan dinding hati yang selama ini dia bangun. Di matanya, Kayya benar-benar lugu sekali.

Wajah Kayya terlihat bingung, Nicky menghentikan tawanya dan menjentikkan jarinya ke dahi Kayya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Saya hanya ingin membantu memijat kakimu, saya merasa nanti malam kamu akan merasa kesakitan karena banyak melakukan gerakan tadi. Lihatlah, beberapa memar sudah muncul, ini mungkin karena kamu jarang latihan dan tiba-tiba melakukan banyak aksi."

Kayya menunduk dan melihat kakinya sendiri, dia seketika menggaruk kepalanya karena malu.

"Tapi biar saya sendiri saja, Pak. Saya rasa kurang pantas, atasan seperti anda menyentuh kaki bawahan seperti saya."

"Saya tidak pernah menganggap kamu bawahan. Bagi saya, kamu itu partner kerja. Lagi pula anggap ini bentuk tanggung jawab saya karena kamu sudah menyelamatkan saya."

Kayya seketika terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, saat Nicky mulai memijat kakinya, Kayya hanya menatap jemari tangan Nicky yang panjang dan putih. Jari itu bergerak dengan konstan dan sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit.

Kayya bersandar di sandaran sofa, dia merasa sangat mengantuk, perlahan mata Kayya terpejam. Kurang ajar memang, tetapi sepertinya Kayya juga mulai mengendurkan kewaspadaannya. Napasnya terdengar teratur. Nicky melihat Kayya yang tertidur segera menghentikan gerakannya.

Cukup lama Nicky memperhatikan Kayya, dia agaknya memikirkan posisi tidur Kayya yang kurang nyaman, Nicky pun mengambil bantal dan selimut dan hanya membetulkan posisi Kayya dan lalu menyelimutinya.

Setelah itu Nicky tidak beranjak. Dia justru duduk di sofa lain di dekatnya. Nicky mengeluarkan ponselnya dan membaca ulang semua informasi tentang Kayya. Sebenarnya dia melewatkan beberapa informasi dan hanya fokus pada pendidikan dan karakter Kayya sendiri di mata orang orang sekitarnya.

Kayyana Putri, usia 19 tahun, tanggal lahir 24 April 2006 tempat lahir tidak diketahui. Besar di kota Jakarta, tidak diterangkan penduduk asli atau bukan. Nama ibu Rahayu nama ayah Bagus. Kayya sekolah dari Tk hingga SMA dan termasuk siswa berprestasi. Pernah lompat kelas saat SD dan pernah menjadi juara Taekwondo saat kelas dua SMP. Namun, sayangnya begitu pindah ke SMA, Kayya tidak pernah ikut kompetisi apapun.

Setelah membaca semuanya, Nicky merasa identitas Kayya ini sebenarnya agak aneh. Sepertinya dia perlu bertanya pada bu Rahayu suatu saat nanti.

Keesokan harinya saat Kayya terbangun, dia mendapati dirinya sendirian di dalam kamar. Kayya mende*ah berat. Mungkin dia terlalu banyak berpikir. Mana mungkin bosnya akan menemani dirinya di sini sepanjang malam. Sambil tersenyum bodoh, Kayya memukul kepalanya.

Namun, tiba-tiba kemunculan Nicky dari kamar mandi mengagetkannya.

"Kenapa kamu memukul kepalamu sendiri? Apakah kamu merasa kepalamu sakit?"

"Eh, loh, kok pak Nicky masih di sini?"

"Memangnya kenapa?"

Kayya buru-buru menggeleng. "Ah, tidak ada."

"Setelah ini mandi dan kita sarapan di bawah."

Nicky bergegas keluar dari kamar Kayya. Melihat ekspresi wajah Kayya yang baru bangun membuat Nicky merasa ingin mencubit wajahnya. Dia terlihat imut dan menggemaskan.

Saat sarapan, Nicky mengatakan jika mereka akan menginap di sana selama tiga hari. Selama itu, dia akan menyelesaikan semua kendala dan masalah yang kemungkinan besar akan terulang.

Sepanjang hari Kayya mengikuti kemana pun Nicky pergi. Pertama atasannya itu datang resort untuk menemui pak Andre dengan membawa surat mutasi untuknya. Pak Andre dipindahkan kembali ke kantor pusat dan penggantinya akan datang besok.

Setelah itu, mereka berdua mendatangi kantor polisi untuk memberikan kesaksiannya. Berdasarkan informasi yang didapat dari para preman itu mereka bergerak sendiri tanpa ada yang memerintah, tetapi Nicky yakin ada dalang di balik masalah ini.

Nicky tidak terlalu peduli dengan dalang masalah ini, yang penting para preman ini berhasil dimasukkan ke penjara, selebihnya besok saat kembali dia akan meminta Jovan untuk mengurus masalah di sini, setelah itu, saat sore hari Nicky mengajak Kayya pergi ke pantai Kuta.

Wajah Kayya terlihat berbinar, kebahagiaan terpancar jelas dari raut mukanya. Gadis itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Ini pertama kalinya dia pergi ke pantai dan dia sungguh tampak bersemangat.

Kayya mengeluarkan ponselnya. Dia ingin mengambil beberapa foto pantai dan dirinya untuk diperlihatkan pada ibunya nanti.

Nicky mengamati setiap gerak gerik Kayya. Dia mendekat ke Kayya dan berkata, "Lebih baik gunakan ponsel saya untuk mengambil foto, gambarnya jauh lebih jernih. Nanti saya tinggal kirim hasilnya padamu."

Tanpa banyak berpikir, Kayya mengangguk setuju. Bagaimana dia bisa menolak wajah tersenyum itu, Kayya hanya perlu berpose dan Nicky mengambil gambar banyak sekali. Setelah itu Nicky mengirim beberapa gambar pada Kayya dan menyimpan sebagian untuk dirinya sendiri. Sayangnya Kayya sama sekali tidak tahu pemikiran licik atasannya.

Melihat hasil foto yang baru dikirim Nicky, Kayya kini bisa membedakan, mana hasil jepretan ponsel mahal dan ponsel biasanya.

"Terima kasih, Pak." Kayya berkata tulus dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Melihat senyuman Kayya, ditambah lagi dengan background matahari terbenam, suasana sore itu begitu luar biasa di mata Nicky. Diam-diam dia kembali mengarahkan ponselnya ke arah Kayya dan mengambil foto gadis itu beberapa kali. Satu kalimat yang bisa menggambarkan suasana hati Nicky saat ini, sore yang menyenangkan.

Pulang dari pantai, Kayya langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah berganti baju, Kayya dan Nicky keluar lagi. Nicky mengajak Kayya untuk berwisata kuliner, Kayya bahkan tidak menyadari jika mereka hanya makan malam berdua seperti sepasang kekasih. Besoknya Nicky menjanjikan akan pergi melihat area sirkuit balap Mandalika yang terkenal itu.