NovelToon NovelToon
“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

“Suara Hatiku Jadi Takdir Istana”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lian, gadis modern, mati kesetrum gara-gara kesal membaca novel kolosal. Ia terbangun sebagai Selir An, tokoh wanita malang yang ditindas suaminya yang gila kekuasaan. Namun Lian tak sama dengan Selir An asli—ia bisa melihat kilasan masa depan dan mendengar pikiran orang, sementara orang tulus justru bisa mendengar suara hatinya tanpa ia sadari. Setiap ia membatin pedas atau konyol, ada saja yang tercengang karena mendengarnya jelas. Dengan mulut blak-blakan, kepintaran mendadak, dan kekuatan aneh itu, Lian mengubah jalan cerita. Dari selir buangan, ia perlahan menemukan jodoh sejatinya di luar istana.

ayo ikuti kisahnya, dan temukan keseruan dan kelucuan di dalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Udara pagi di ibu kota begitu dingin. Kabut tipis turun dari pegunungan, menyelimuti atap-atap rumah yang berjejer di sepanjang jalan utama. Bagi rakyat biasa, hari itu dimulai seperti biasa mereka harus bekerja agar bisa makan. Namun bagi Lian dan rombongannya, pagi itu adalah awal dari langkah berbahaya, menyusup lebih dalam, mendekati pusat kekuasaan, tempat rahasia segel iblis bersembunyi.

Di penginapan kecil itu, mereka kembali duduk melingkar. Gulungan dengan simbol segel iblis terbentang di meja kayu yang sudah rapuh.

Chen Yun menunduk, jari-jarinya menyusuri ukiran naga dan phoenix di gambar. “Ini jelas bukan mantra sembarangan. Butuh lebih dari sekadar darah kekaisaran. Lihat di sini ada lingkaran luar, seperti jalur energi. Aku curiga ada formasi besar yang sudah dipasang di bawah tanah istana.”

Feng Xuan menyilangkan tangan di dada, menatap gulungan itu sambil tersenyum sinis. “Artinya, bahkan kalau kita bisa menghentikan ritual darah, segel tetap bisa melemah perlahan. Seseorang di istana pasti sedang memelihara iblis itu.”

“Dan aku yakin,” Liu Ning akhirnya bersuara, “orang itu adalah paman tiriku, Liu Kang. Ia selalu mengincar tahta. Jika segel terbuka, ia bisa membuat kekacauan, lalu mengambil alih dengan dalih sebagai penyelamat.”

Lian mengerutkan alis. “Kalau begitu, kita tidak hanya melawan segel. Kita juga melawan manusia rakus.”

Yuyan menutup mulut dengan tangan, lalu menghela napas panjang. “Aku lebih suka melawan manusia rakus daripada iblis. Kalau manusia masih bisa dipukul pakai panci.”

Ucapan itu membuat Chen Yun hampir tersedak,

sementara Lian memukul kepala Yuyan ringan. “Dasar, kau benar-benar tidak bisa serius.”

Tapi di balik canda, mereka semua tahu: langkah berikutnya harus hati-hati. Satu kesalahan bisa membuat mereka semua mati.

-----

Menjelang siang, mereka bergerak. Lian dan Yuyan kembali menyamar sebagai pedagang obat, kali ini membuka lapak kecil lebih dekat ke gerbang istana. Liu Ning berperan sebagai pelayan, menyembunyikan wajahnya dengan topi lebar. Sementara Chen Yun dan Feng Xuan menyebar di kerumunan, mengawasi dari dua arah berbeda.

Pasar dekat istana berbeda dengan pasar biasa. Penjualnya berpakaian rapi, barang-barang yang dijual lebih mewah, kain sutra, giok, manisan impor. Namun suasananya tetap terasa tegang. Prajurit berpatroli setiap saat, mata mereka tajam mengawasi siapa saja yang mencurigakan.

“Obat untuk sakit perut, obat untuk susah tidur, obat untuk menenangkan mertua!” seru Lian sambil tersenyum lebar.

Seorang lelaki paruh baya mendekat, pura-pura memilih botol obat. Sambil berbisik, ia berkata, “Kalau kalian mencari informasi, datanglah ke kedai teh ‘Seribu Aroma’ setelah matahari condong ke barat. Ada orang yang menunggu.”

Lian sempat tertegun, tapi segera menanggapi dengan senyum. “Terima kasih, Tuan. Obat ini cocok untuk sakit kepala karena banyak hutang.” Ia menyerahkan botol kecil, seolah percakapan tadi hanyalah jual beli biasa.

Yuyan melirik curiga. “nons Lian, kau yakin itu bukan jebakan?”

“Entahlah.” Lian merapikan barang dagangan. “Tapi kita tidak punya pilihan. Kita harus ambil risiko.”

----

Sore itu, langit berwarna jingga. Kedai teh Seribu Aroma tampak biasa saja dari luar, hanya bangunan dua lantai dengan papan kayu bergambar cangkir. Namun begitu masuk, aroma teh hangat dan rempah-rempah memenuhi udara, membuat siapa pun yang duduk di dalam merasa nyaman.

Lian dan Yuyan memilih meja di pojok. Tidak lama, Liu Ning masuk, diikuti Chen Yun dan Feng Xuan. Mereka berpura-pura tidak saling mengenal, hanya memesan teh masing-masing.

Tak lama, seorang perempuan berkerudung hitam menghampiri. Ia duduk tanpa permisi, lalu menaruh kantong kecil di meja. Dari dalamnya ia mengeluarkan potongan kain merah tua dengan simbol naga keemasan.

“Ini tanda keluarga kekaisaran,” bisik perempuan itu. “Aku dulu dayang di istana timur. Aku melihat sendiri, pangeran Liu Kang membawa peti hitam ke ruang bawah tanah istana. Katanya, itu wadah iblis.”

Chen Yun mencondongkan tubuh. “Ruang bawah tanah? Di mana pintunya?”

“Di ruang persembahan leluhur. Hanya keluarga inti yang boleh masuk. Tapi aku mendengar ada jalan rahasia melalui paviliun bunga teratai.”

Lian menelan ludah. “Kalau begitu, kita bisa masuk lewat situ…”

Perempuan itu menatap Lian tajam. “Tapi hati-hati. Aku dengar ada penjaga bayangan

manusia yang tubuhnya sudah dipenuhi darah iblis. Mereka tidak lagi berpikir seperti manusia, hanya hidup untuk membunuh.”

Yuyan langsung pucat. “Astaga, penjaga bayangan? Itu seperti suami marah yang kelaparan…”

Lian memukul kepalanya pelan lagi. “Bisa kau diam sedikit?!”

Namun percakapan mereka terhenti saat pintu kedai tiba-tiba terbuka keras. Sekelompok prajurit masuk, mata mereka menyapu ruangan. Perempuan berkerudung itu panik, segera berdiri dan berlari ke pintu belakang.

Prajurit bersenjata melihat gerak-geriknya. “Tangkap dia!”

Chen Yun bergerak cepat, berdiri menahan langkah prajurit dengan tubuhnya. “Aku hanya pedagang keliling. Mengapa kalian ribut di tempat umum?”

Tapi salah satu prajurit menebas pedang ke arahnya tanpa basa-basi. Suara logam beradu memenuhi kedai, membuat semua pengunjung berteriak dan berhamburan.

Feng Xuan ikut berdiri, matanya berkilat dingin. Dengan satu gerakan, ia memukul prajurit hingga terpental menabrak meja.

“Lari!” seru Lian. Ia meraih tangan Yuyan, lalu melompat ke jendela bersama Liu Ning. Chen Yun dan Feng Xuan menutup jalan, menahan prajurit cukup lama agar yang lain bisa kabur.

Mereka berlari melewati gang sempit, lampion bergoyang tertiup angin. Suara teriakan prajurit terdengar makin dekat. Lian menoleh ke Liu Ning. “Kita harus berpisah. Kalau

bersama-sama, kita mudah ditangkap.”

“Aku tidak akan meninggalkanmu!” seru Liu Ning keras kepala.

“Kalau kau tertangkap, darahmu yang mereka incar! Jangan bodoh!” Lian mendorongnya ke arah berbeda. “Pergi ke rumah tabib tua di barat kota. Katakan saja kau dikirim oleh Lian.”

Liu Ning tertegun, tapi akhirnya mengangguk dengan wajah tegang. Ia berlari ke arah lain. Yuyan mengikuti Lian, meski napasnya sudah ngos-ngosan.

“Aku menyesal ikut, aku menyesal ikut!” rengek Yuyan. “Aku seharusnya tetap di toko kain keluarga kita!”

“Diam dan lari!” Lian menariknya kuat-kuat.

Tiba-tiba, dari atap rumah melompat sosok berpakaian hitam. Matanya merah menyala, gerakannya cepat tidak wajar. Kulitnya pucat, urat-urat hitam merambat di wajah. Penjaga bayangan!

“nona Lian!” Yuyan menjerit.

Lian refleks melempar jarum perak. Jarum itu menancap di bahu makhluk itu, tapi ia hanya menggeram tanpa rasa sakit. Dengan satu ayunan, ia hampir menebas mereka berdua.

Namun secepat kilat, pedang Chen Yun menahan serangan itu. Napasnya terengah, wajahnya penuh amarah. “Pergi! Aku tahan dia!”

“Chen Yun—” Lian ragu.

“Aku bilang pergi!” bentak Chen Yun. Tatapannya keras, namun di baliknya ada rasa takut kehilangan.

Feng Xuan muncul dari sisi lain, menarik tangan Lian. “Kalau kau mati di sini, segel akan benar-benar terbuka. Jangan bodoh.”

Mereka akhirnya berlari lagi, meninggalkan Chen Yun bertarung sendirian dengan penjaga bayangan. Suara pedang beradu bergema di gang sempit, bercampur teriakan rakyat yang ketakutan.

Malam itu, Lian, Feng Xuan, dan Yuyan bersembunyi di sebuah gudang tua dekat pelabuhan. Napas mereka masih terengah, tubuh berkeringat. Lian duduk di lantai, memeluk lutut.

“Chen Yun…” bisiknya. “Apa dia selamat?”

Feng Xuan menatap ke arah jendela gelap, suaranya datar. “Dia kuat. Kalau tidak selamat… berarti memang sudah waktunya.”

“Bagaimana bisa kau bicara seperti itu?!” Lian menoleh tajam.

Feng Xuan menatap balik, matanya dingin namun ada kilatan aneh di dalamnya. “Karena aku sudah kehilangan banyak orang. Kalau kau ingin bertahan, kau harus siap kehilangan.”

Keheningan panjang menyelimuti ruangan. Hanya suara ombak yang terdengar dari luar. Yuyan, yang biasanya cerewet, kali ini hanya menunduk, menggenggam tangannya sendiri.

Akhirnya Lian berdiri, matanya penuh tekad. “Tidak. Aku tidak akan kehilangan siapa pun lagi. Aku akan menghancurkan segel ini, melindungi rakyat, dan… membuat Kaisar menyesal telah menjadikan kita semua pion.”

Feng Xuan menatapnya lama, lalu tersenyum samar. “Kau benar-benar gila… tapi mungkin itu sebabnya aku tidak bisa menjauh darimu.”

Lian tertegun, wajahnya memerah. Ia buru-buru memalingkan wajah, berpura-pura sibuk merapikan barang.

Di luar, angin malam berhembus kencang. Bayangan besar bulan purnama menggantung di langit. Dan di kejauhan, di dalam istana, seseorang sedang menyiapkan ritual dengan darah, menunggu saat segel iblis terbuka.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
Srimulyani
wah cinta segiempat Cen Yun banyak saingan
hani chaq
orang licik ga akan bertahan lama karna bakal termakan balik dengan kelicikannya
hani chaq
jodohnya kian dekat.....ayo semangat berjuang setiap keburukan pastilah akan kalah
hani chaq
emang seorang yg kuat harus berjodoh ma yg lebih hebat
hani chaq
masih menjadi teka teki siapa jodoh pedang langit
hani chaq
ini baru tambah asik.mantap polllll..... pokoknya
hani chaq
jgn biarkan ke4 org itu ada yg hilang.ayo.....kalian bisa
hani chaq
ayolah chen....ajari lian bela diri.seenggaknya bisa buat lebih bermanfaat
nara 🇮🇩 🇹🇼
bearti lian tak berjodoh denga kaisar liu ning,,kalau lian ketemu dengan pemilik pedang langit feng xuan,,
hani chaq
sayang sekali yg cewek2 pd ga bisa bertarung
hani chaq
benar2 jodohnya lian
kaylla salsabella
wah kasihan nanti Liu ning klu kian nikah sma pewaris satu nya
Tiara Bella
makasih Thor up nya....sangat menghibur berasa nnton dracin.... semangat ya
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
berada selalu disisi nya untuk menuju kebahagiaan
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
wahhh, seperti harapan ku dong /Applaud/
seorang kaisar yang sangat berwibawa yang akan menjadi jodoh nya Lian
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Lian bobo' cantik, sementara keluarga nya kelimpungan nyariin /Facepalm/
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
penyesalan mu telat raja, Lian udah menutup hati nya untuk istana xu
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
kabulin dong yang mulai, biar Lian bisa buat gebrakan baru
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
pintar, Lian sang jenius baru muncul 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!