NovelToon NovelToon
Behind The Executive Desk

Behind The Executive Desk

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rosee_

Ivana Joevanca, seorang wanita ceria dan penuh ide-ide licik, terpaksa menikah dengan Calix Theodore, seorang CEO tampan kaya raya namun sangat dingin dan kaku, karena tuntutan keluarga. Pernikahan ini awalnya penuh dengan ketidakcocokan dan pertengkaran lucu. Namun, di balik kekacauan dan kesalahpahaman, muncul percikan-percikan cinta yang tak terduga. Mereka harus belajar untuk saling memahami dan menghargai, sambil menghadapi berbagai tantangan dan komedi situasi yang menggelitik. Rahasia kecil dan intrik yang menguras emosi akan menambah bumbu cerita.

“Ayo bercerai. Aku … sudah terlalu lama menjadi bebanmu.”
Nada suara Ivy bergetar, namun matanya menatap penuh keteguhan. Tidak ada tangis, hanya kelelahan yang dalam.

Apa jadinya jika rumah tangga yang tak dibangun dengan cinta … perlahan jadi tempat pulang? Bagaimana jika pernikahan ini hanyalah panggung, dan mereka akhirnya lupa berpura-pura?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Sebatas Tanggung Jawab

"Ini catatan keuangan perusahaan, ini daftar perjalanan bisnis, dan ini jadwal untuk tiga bulan kedepan." Trevor menunjukkannya satu-persatu pada Ivy.

"Anda hanya perlu mempelajarinya." Pria itu melanjutkan sambil tersenyum. Artinya, jangan mengacaukan kegiatan yang telah ia susun dengan sempurna!

"Mempelajari saja? Lalu apa yang ku kerjakan?" tanya Ivy heran.

"Anda tidak perlu melakukan apa pun karena ini semua ... tugas saya!" jawab Trevor tetap mempertahankan senyumnya yang dipaksa.

Sebenarnya tidak ada pengaruhnya wanita ini ada atau tidak ada. Sekretaris pribadi itu hanya omong kosong di saat Calix sudah memiliki asisten pribadi yang mengurus segala keperluannya.

"Cukup berada di dekat tuan saja, Nyonya."

"Lalu, apa bedanya aku dengan istri yang menguntit suaminya?!"

"Bedanya, Anda tidak menguntit, tapi bekerja." Trevor masih berkata dengan sabar, meski batinnya berteriak.

Tidak tahu, Nyonya! Tuan hanya ingin Anda berada di depan matanya, itu saja!

"Saya akan menyusul tuan di ruang rapat. Anda pelajari saja ini sesuai intruksi."

"Iya, pergi sana. Mengesalkan sekali." Ivy menggerakkan tangannya, menyuruh pria itu pergi.

Tak lama setelah Trevor menghilang, menyiksakan dirinya sendiri di ruang besar itu, baru lah ia melempar malas tumpukan agenda tersebut.

"Apa ku katakan saja yang sebenarnya? Aku pernah menjadi direktur walau akhirnya ku berikan posisi itu pada orang lain karena aku harus menikah. Jadi, dia tidak perlu takut aku mengacaukan pekerjanya!"

Sebagai bagian dari keluarga Joevanca, wajib bagi mereka untuk mengetahui mengenai bisnis keluarga dan pengelolaannya. Sang nenek yang merupakan kepala keluarga akan sangat tidak senang jika salah satu anak atau cucunya adalah orang bodoh yang tidak bisa bekerja.

"Aku haus," keluhnya kemudian. Tidak mungkin Calix memarahinya hanya karena keluar mengambil air, kan?

"Audriel sedang apa, ya?" gumamnya bertanya. Tidak butuh waktu lama sampai wanita itu menghilang dari ruangan.

"Sekretaris pribadi apanya? CEO tidak mungkin menempatkan wanita di ruangannya!"

Ivy menghentikan langkah kakinya menuju pantry dan langsung merapat ke dinding. Lorong yang ia lewati tadi bersebelahan dengan divisi CEO.

"Namanya Ivana. Bersikap baiklah kali ini atau kau urus dirimu sendiri."

Audriel? Wanita itu terlihat berbeda saat ini. Tampak tidak ramah dan acuh. Tidak seperti Audriel yang penuh keramahan saat mereka bertemu. Namun, wanita lain yang menjadi lawan bicaranya belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Terakhir kali dia mengganggu sekretaris baru, sekretaris itu langsung pergi ketakutan," sahut Daniel.

"Benar! Kau tidak akan pernah jadi sekretaris pribadi meski kau membuat yang lain pergi." Mia, wanita bermulut ringan itu ikut menimpali.

"Jangan terlalu dekat dengannya. Dia punya kepribadian buruk," bisik seseorang tiba-tiba, cukup membuatnya terlonjak kaget.

"Trevor!" bentak Ivy berbisik.

"Saya sarankan sebaiknya menghindar saja. Tuan tidak suka keributan di dekat kantornya." Trevor mengatakannya sekali lagi.

"Aku tidak akan membuat keributan, tapi jika dia mau mencari keributan denganku, Calix pun tidak akan bisa menghentikanku!" jawab Ivy ketus. Memangnya ia akan diam saja saat akan menjadi korban? Tentu saja tidak. Iblis dalam dirinya siap bekerja 24 jam.

"Itu sebabnya saya bilang menghindar saja. Saya bukan takut Nyonya kalah, saya takut dia tidak bisa menghindari Nyonya." Trevor berbicara sesuai fakta yang ada.

"Bagus jika kau sadar," katanya arogan. "Kenapa kau kembali?" tanya Ivy kemudian.

"Saya lupa memperingati, Nyonya."

"Memperingati apa?"

"Jangan menghilang ke mana-mana sampai tuan kembali."

"Cih!" Ivy berdecih sambil memutar bola matanya. "Pergi saja sana! Dasar maniak sialan," umpatnya.

...***...

Istirahat siang di mulai. Ivy menutup dokumen yang ia baca dengan semangat. Berdiri, ia menghampiri suaminya yang masih berkutat dengan dokumen sejak kembali dari rapat direksi.

"Ayo makan! Trevor sudah membeli makanan kita."

"Makanlah lebih dulu. Aku masih memeriksa beberapa dokumen." Calix bergeming sibuk.

Ivy berdecak kesal. Ia lantas menutup paksa dokumen yang ada di depan Calix. Belum sempat pria itu protes, Ivy sudah menarik tangannya untuk berdiri dan membawa menuju sofa. Di atas meja telah tersedia makan siang mereka yang tampak lezat di mata Ivy.

"Lihat, aku memesan stroberi yang kau suka pada Trevor, burger dengan banyak beef, dan pizza. Kau suka semuanya, kan? Lupakan pekerjaanmu sejenak." Ivy berkata dengan antusias.

Tidak ingin mempersulit keadaan, Calix memilih mendengarkan istrinya itu. Keduanya pun menikmati makanan mereka masing-masing dalam keheningan.

"Lain kali belilah apa yang kau suka," kata Calix datar, mengisi kekosongan mereka.

"Aku tidak pilih makanan. Aku suka semua yang kau suka, jadi tidak masalah," ucap Ivy santai sambil memainkan ponselnya.

"Dengan siapa kau berkirim pesan?" Calix tampak terganggu dengan kesibukan istrinya. Wanita itu bahkan bicara tanpa menatapnya.

"Julie. Dia memberitahuku jika pemasok stroberi datang. Padahal tidak perlu memberitahuku lagi. Jika stok hampir habis, tinggal beli saja," gerutunya.

Mendengar itu, Calix kembali melanjutkan makan siangnya. "Aku ku ingatkan Julie lagi nanti," kata Calix tanpa ekspresi.

Setelah beberapa saat, keduanya telah selesai. Calix membuang sisa makan mereka ke tempat sampah, sementara Ivy sudah tergeletak malas karena kenyang.

"Calix, kau harus memberikanku pekerjaan sungguhan."

"Memangnya yang dapatkan sekarang bukan pekerjaan?" tanya Calix.

"Pekerjaan apa yang hanya mengikuti bosnya. Tidak ada gunanya aku mempelajari jadwalmu jika aku akan mengekorimu ke mana-mana," gerutunya. Tanpa jadwal sialan itu pun ia tetap bisa mengikuti suaminya.

"Kau —" Belum sempat Calix menyela, ketukan pintu terdengar dari luar yang membuat Ivy segera beranjak dari kemalasannya karena terpantau orang yang mengetuk kali ini bukanlah Trevor, melainkan seorang wanita.

"Masuk!"

Senyum Ivy merekah saat melihat siapa yang muncul. Audriel membalas senyum Ivy.

"Kupikir jam istirahat belum berakhir untuk muncul di ruanganku sekarang," kata Calix dengan diselubungi peringatan.

"Ah, maaf, Sir. Sebenarnya saya hendak mengajak Ivy makan siang bersama dengan yang lain." Karena meja kerja Ivy berada di ruangan yang sama dengan CEO mereka, tidak ada yang berani mengajaknya langsung.

Ivy hendak menjawab, namun Calix bersuara lebih dulu. "Dia baru saja makan." Membuat Ivy langsung tertunduk lesu.

"Oh ... sepertinya saya terlambat."

"Tapi, silahkan saja jika dia masih lapar," sambung Calix, membuat binar di wajah Ivy langsung kembali.

"Aku memang masih lapar!" jawab Ivy membual, segera menempel pada Audriel. "Ayo pergi!"

"Baiklah. Maaf mengganggu Anda, Sir. Kami izin keluar." Dan diangguki oleh Calix.

Calix termenung sesaat, menatap keluar pintu yang baru saja dilalui istrinya tersebut. Pekerjaan sungguhan? Bahkan ia hanya asal mengiyakan saja permintaan istrinya agar wanita itu tidak memikirkan ide licik yang lain dan membuatnya semakin kerepotan.

"Aku tidak mengerti mengapa aku begini," gumamnya pada diri sendiri. "Seharusnya aku tidak setuju begitu saja."

Mungkin ini hanya sebatas rasa kasihan. Malam di mana ibunya memberi peringatan, ada rasa iba dalam dirinya dengan keadaan Ivy saat itu. Wanita itu mungkin terluka karena ucapan ibunya karena sejak empat tahun pernikahan mereka, keduanya tidak pernah memiliki hubungan dekat.

Sebatas tanggung jawab. Itulah yang sedang ia lakukan hingga saat ini.

...~o0o~...

1
safaana
terkena jebakan sendiri kan ivy
safaana
kenapa perhatiannya yang begitu manis,di lakukan nya sewaktu ivy tidak sadar,jdi terasa tidak lengkap calix
safaana
apa yang di tulis Thor aku pahami ajah,semisalnya ada salah kata atau typo aku ma' lumi dan pahami selagi ceritanya masih di mengerti
safaana
ivy alasanmu terlalu ringan jdi terlalu mudah di curigai,apalagi CEO nya terkenal galak kaga ada yg percaya dengan alasanmu,
safaana
thor jangan yg berat2 konfliknya takut berpisah dan gak nyambung lagi putus deh
safaana
kasih sayang dan cinta dari keduanya sudah ada cuman belum saling mengakui,di kasih yg manizz manizz meleleehh akoh,
WOelan WoeLin
next kak
firna khusnul
pagi2 🔥🔥🔥 thor /Smile/
ig: arosee23: Hehee😜
total 1 replies
Trituwani
hareudang hareudang...🔥/Joyful/
ig: arosee23: pake kipas angin yak😆
total 1 replies
Nani Naya
manis terus juga gpp KK😀, semangat ditunggu up nya
luzy_rm
Rasanya hangat campur sedih, sesusah itu mencari teman ya ivy...
Trituwani
masya allah meleleh adek bang....
mungkin si ivy klo melek jg bakal meleyot ya /Applaud/emhh manisnya abang cal/Kiss/
semangat kaka sehat selalu
firna khusnul
emmm sooo sweat bangettt
Nani Naya
bebas apa kata othor aja💪💪💪
Nani Naya
seneng sama ceritanya, kalau bisa konflik nya jangan berat2
Trituwani
lanjut ka semangattd/Kiss/
ig: arosee23: Makasii
total 1 replies
Cing_
Semangat thor🔥 emm Niatnya mempermudah thor, tapi secara Pribadi aku lebih srek sja bila di tulis dengan nominal dollar sj, soalnya pas aku baca scene bgian uang yg di tulis dalam rupiah, vibes yg aku rasakan tentang latar western novel ini hilang seketika di otakku thor🏃‍♀️
Cing_: Sebenarya tdk perlu revisi bab ini, toh sdh jadi juga kan. Tpi secara pribadi aku, keinginanku untuk bab selanjutnya nanti pakai dollar sj✌️
maaf kesan ny ngatur thor, piccc🙏😁
total 2 replies
Cing_
Semangat thor, sampai tamat ceritanya ya🔥
pliss thor jangan sampai hiatus lagi yaa and jaga kesehatan selalu
WOelan WoeLin
lanjut thor
smangat 💪💪💪
firna khusnul
seru.. penasaran alur crtanya... trus karakter tokohnya beda... jd spesial
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!